Chapter 156 - Di Paksa Menikah - NovelsTime

Di Paksa Menikah

Chapter 156

Author: Sifa
updatedAt: 2025-08-19

Setengah jam berlalu setelah Ricko menghubungi Dokter Amanda, tapi Intan masih belum sadar juga. Ia pun menelepon Dokter Amanda lagi.r

    r

    “Apalagi?” tanya Dokter Amanda saat sudah menerima panggilan dari Ricko.r

    r

    “Istriku masih belum bangun Amanda ... “ jawab Ricko dengan lembut.r

    r

    “Rick, apa dari tadi kamu membiarkan istrimu pingsan tanpa memberinya apa - apa?” tanya Dokter Amanda mulai emosi.r

    r

    “Kan aku sudah memanggilmu tadi, harusnya kamu yang menanganinya kan?” balas Ricko polos.r

    r

    “Okey, sekarang longgarkan pakaian istrimu lalu beri minyak angin atau apa pun yang berbau tajam. Selamat malam Rick, aku mau tidur,” ujar Dokter Amanda lalu mematikan ponselnya.r

    r

    Setelah menaruh ponselnya, Ricko melonggarkan pakaian Intan dan memberi minyak angin pada tubuh, kepala, dan hidung Intan.r

    r

    Lima menit kemudian, Intan pun membuka matanya sambil mengernyitkan dahinya.r

    r

    “Akhirnya kamu sadar juga,” ucap Ricko merasa lega karena akhirnya Intan bangun dari pingsannya.r

    r

    “Aku kenapa Mas?” tanya Intan berusaha bangkit sambil memegangi kepalanya yang terasa pening.r

    r

    “Kamu pingsan. Sudah, tidak usah bangun dulu, kamu harus makan, setelah itu minum obat,” ucap Ricko mencegah Intan bangkit. Intan pun patuh dan bersandar pada sandaran tempat tidur.r

    r

    Ricko mengambil bubur yang dibuat Susi tadi lalu menyuapi Intan dengan penuh kelembutan. Intan memakan bubur suap demi suap dengan pasrah.r

    r

    Saat Ricko menyuapi Intan, tiba – tiba perutnya berbunyi tanda lapar. Intan pun mendengarnya karena suara dari perut Ricko terdengar sangat keras.r

    r

    “Kamu belum makan Mas?” tanya Intan dengan heran.r

    r

    “Iya, aku menunggumu sadar,” jawab Ricko sambil tersenyum malu karena perutnya berbunyi dengan lantangnya.r

    r

    Intan pun mengambil mangkuk bubur dari tangan Ricko lalu menyendok bubur itu dan mengarahkannya ke mulut Ricko.r

    r

    “Mas Ricko harus makan juga, biar enggak sakit,” ucap Intan dengan suara lirih.r

    r

    Ricko tersenyum lalu membuka mulutnya dan Intan memasukkan bubur itu ke dalam mulut Ricko.r

    r

    Setelah bubur dan sup itu habis, Ricko mengambil obat yang diberikan Dokter Amanda untuk Intan. Ia berusaha mengingat – ingat apa yang diucapkan Dokter Amanda tadi. Ia pun mengambil obat yang berbungkus warna merah lalu membukanya dan memberikannya pada Intan.r

    r

    “Ini obat dari mana Mas?” tanya Intan pada Ricko. Ia merasa belum pernah meminum obat itu.r

    r

    “Dari Dokter Amanda. Tadi aku memanggil dokter untuk memeriksamu,” balas Ricko sambil mengambil gelas yang berisi air putih.r

    r

    Intan pun meminum obat itu. Setelah memberikan gelas kosong pada Ricko, Intan mengingat ponselnya yang hancur dibanting Ricko.r

    r

    “Ponselku mana Mas?” tanya Intan.r

    r

    “Sudah kubuang. Besok aku belikan yang baru dan lebih bagus dari ponsel lamamu itu,” jawab Ricko.r

    r

    “Tapi Mas ... sim cardnya enggak kamu buang juga kan?” tanya Intan lagi.r

    r

    “Kubuang semua. Besok akan kubelikan nomor super cantik,” balas Ricko.r

    r

    “Bukan masalah nomornya Mas, tapi kontak di dalamnya,” balas Intan.r

    r

    “Kontak siapa? Laki – laki itu? Kenapa sih kamu tidak bisa dikasih tahu?” ujar Ricko mulai sewot kalau membahas yang berhubungan dengan Adit.r

    r

    “Bukan hanya dia, tapi semua kontak teman – temanku juga Mas,” jawab Intan kesal dengan kelakuan Ricko yang mudah marah.r

    r

    “Aku akan mengembalikan semua kontak teman - temanmu, kecuali laki – laki itu,” balas Ricko berjanji.r

    r

    “Bagaimana caranya?” tanya Intan sambil mengernyitkan dahinya.r

    r

    “Sudah, kamu istirahat saja. Biar aku yang mengurusnya,” jawab Ricko sambil tersenyum.r

    r

    Intan pun patuh. Ia membaringkan tubuhnya dan Ricko menyelimutinya. Setelah itu Ricko naik ke atas tempat tidur dan berbaring di samping Intan.r

    r

    “Selamat malam ... ” ucap Ricko sambil mengecup kening dan memeluk tubuh Intan.

Novel