Chapter 44 - Menikah karena Ancaman - NovelsTime

Menikah karena Ancaman

Chapter 44

Author: Anita Rachman
updatedAt: 2025-05-01

" Aku sebaiknya ke toilet dulu , memastikan apakah ada cabe atau lipstik di gigi ku " , guman Zira pelan .

    Zira menghampiri seorang pelayan , yang sedang menata meja hidangan .

    " Permisi , toilet di mana ya " , tanya Zira .

    " Lurus aja , kemudian belok ke kiri , lalu lurus di sebelah kanan toilet nya ", ucap si pelayan .

    Zira mengangguk kan kepalanya dan segera pergi menuju toilet .

    Setelah sampai di toilet Zira melihat Sisil juga berada di tempat yang sama .

    Sisil mengetahui kedatangan Zira .

    " Nona Sisil kamu ada di sini juga , atau jangan - jangan kita berdua berada di acara yang sama ", tanya Zira .

    " cih apa yang kamu lakukan di sini ," tanya Sisil jutek .

    " Main bola ," jawab Zira , sambil menunjuk kan gigi nya di depan kaca .

    " owh gak ada cabe kok apa lagi lipstik ", guman Zira pelan.

    " apa mereka semua menatap ku ada hubungannya dengan penampilan ku ", guman Zira lagi .

    " hey Zira seperti nya ini rencana kamu ya ," bentak Sisil .

    " Rencana apa nona ", Zira masih melihat kaca .

    " kamu sengaja menjual gaun ku dengan orang lain agar yang menjadi pusat perhatian adalah kamu , benar kan ", tanya Sisil sambil menunjuk ke dada Zira .

    Zira menepis tangan Sisil .

    " wah terimakasih atas kejujuran nya, ternyata benar mereka semua melihat kearah ku karena penampilan ku , " guman Zira pelan .

    Sisil yang merasa di acuh kan Zira mulai emosi .

    " Hey jawab aku , cepat ", teriak Sisil .

    " Nona - nona soal gaun mu kan kamu sendiri yang membatalkan secara sepihak , apakah kamu masih ingat ", tanya Zira santai .

    Sisil merasa dirinya di pojokan Zira .

    " Ah kenapa kamu tidak memberikan gaun ini kepada ku ", tanya Sisil .

    " oh itu jawaban yang gampang nona , karena gaun ini tidak akan cukup untuk mu , kan kamu bisa lihat , tinggi badan kita aja beda , " Zira menunjukkan ke arah cermin .

    Sisil mempunyai badan yang tinggi bak seorang model , sedang kan Zira mempunyai badan yang tidak terlalu tinggi .

    " Ah kamu mencari alasan saja , sejak kapan kamu punya gaun ini ", bentak Sisil .

    " Sejak lahir , bye nona Sisil , " Zira melambaikan tangan nya.

    Zira berjalan ke luar toilet meninggal Sisil yang masih mencak - mencak .

    " hey tunggu aku belum selesai dengan mu ", Sisil teriak .

    Zira berjalan menyusuri ruangan menuju tempat acara yang sedang berlangsung .

    " Aduh semua mata melihat ke arah ku , aku jadi risih ", guman Zira pelan .

    " aih itu kan si ubi kayu , aduh aku takut , melihat tatapan nya , lebih baik aku menghindari nya ", guman Zira pelan .

    Zira berjalan mengendap-endap menghindari tatapan ziko .

    Zira berjalan menuju meja hidangan , beraneka ragam makanan di sajikan di meja , dari makanan lokal , sampai makanan western .

    " Ah makanan nya menggugah selera ku , sebaiknya aku makan saja , perutku sudah memanggil - manggil ", guman Zira .

    Zira memilih makanan yang ringan dulu , dia sangat menikmati makanan itu .

    Beberapa saat kemudian .

    " hey mulut micin ", teriak ziko .

    " hemmmmm tuan bicara dengan ku ", tanya Zira sambil celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri .

    " owh iya tuan bicara dengan ku , ada apa tuan muda ziko yang terhormat ," tanya Zira santai , sambil tetap mengunyah cake nya .

    " duh tuan jangan melihat aku seperti itu , aku takut ," Zira berekspresi seperti orang takut .

    " Kenapa kamu takut ," tanya ziko .

    " Mata mu ada laser nya , hahahaha ", Zira tertawa kecil .

    " hemmmmm kamu ya ," ziko sedikit marah .

    " Tenang tuan tenang jangan marah - marah , mari kita nikmati makanan ini sejenak ," rayu zira .

    " hello readers like dan komen yang banyak ya, dan jangan lupa vote biar tambah semangat author update nya ", terimakasih .

Novel