Chapter 64 - Menikah karena Ancaman - NovelsTime

Menikah karena Ancaman

Chapter 64

Author: Anita Rachman
updatedAt: 2025-05-01

Zira masih berkutat dengan aktivitas nya di butik , Zira mendesain banyak pakaian karena banyak nya pesanan yang datang .

    Ponsel Zira berdering tertera nomor asing , Zira tidak mengangkat panggilan tersebut dia masih kembali fokus dengan desain nya . Akhirnya panggilan itu berhenti tidak beberapa menit nomor yang tadi kembali menghubungi nya .

    Zira mengangkat dengan malas .

    " Ya halo ", ucap Zira .

    " Zira ini aku fiko ", ucap si penelepon .

    Mendengar nama fiko , Zira langsung panik .

    aduh mati aku , bagaimana ini pasti dia ingin jawaban dari ku , apa aku bilang tunggu 1 tahun lagi , atau aku bilang yang sebenarnya atau aku pura - pura amnesia , batin zira .

    " Halo Zira kamu masih mendengar kan ku , apakah kamu ada waktu nanti siang ", ucap fiko dari ujung ponsel nya .

    " Eh iya , aku mendengar kan kamu fiko , iya aku ada waktu ", ucap Zira gugup .

    " Baiklah aku tunggu kamu di restoran xxx , sampai jumpa ", ucap fiko ramah sambil menutup panggilan nya .

    Tut Tut Tut suara panggilan berakhir Zira meletakkan kembali ponsel nya .

    " Apa yang harus aku lakukan , aduh bagaimana ini , baiklah aku pasti bisa ", ucap Zira memberikan semangat untuk dirinya sendiri .

    Suara ponsel Zira kembali berdering , Zira melirik ponsel nya lagi - lagi nomor asing , Zira menutup panggilan tersebut .

    Nomor itu kembali menghubungi Zira . Zira mengangkat dengan sedikit emosi .

    " Ya halo ", ucap Zira ketus .

    " Zira ", tanya si penelepon .

    " Bukan ini bukan Zira ini nenek nya Zira ", ucap Zira ketus .

    " Ziraaaaa ", teriak si penelepon .

    Zira menjauhkan ponsel nya yang berada di dekat telinga karena teriakan dari si penelepon sangat memekak kan telinga nya .

    " Idih ini suara keceng amat kayak suara emak - emak lagi menang arisan ", guman Zira pelan .

    " Bisa gak sih kamu gak teriak , telingaku jadi lepas nih ", ucap Zira cepat .

    Zira masih belum tau siapa yang menghubungi nya tapi suara nya tidak asing .

    " Zira siang ini kita akan makan siang bersama ", ucap si penelepon .

    " Ini siapa , kenapa anda memberi perintah kepada saya ", ucap Zira cepat .

    " Ini calon suami mu , apa kamu tidak mengenal suara ku ", ucap ziko keras .

    Zira menepuk dahinya dengan tangan nya .

    " Mana saya kenal dengan suara anda , biasanya suara anda terdengar sangat seksi tapi ini suara anda seperti suara toa yang rusak ", ucap Zira cepat .

    " Udah saya tidak mau berdebat dengan kamu datang ke restoran xxx ", ucap ziko cepat sambil menutup panggilan nya .

    Tut Tut Tut .

    " Cih ini orang lama - lama ya , sewaktu konferensi pers aja bisa romantis ", gerutu Zira .

    Zira melihat nama restoran yang di ucapkan ziko di atas kertas karena dia sudah menyalin nya kemudian dia melihat kembali nama restoran yang di sebut kan fiko .

    " Lah ini restoran yang sama dan jam yang sama dengan orang yang berbeda ", ucap Zira cepat .

    " aduh kenapa sih dengan kalian , apa tidak ada restoran yang lain kenapa harus di situ ", gerutu Zira sambil meletakkan kepalanya di atas meja .

    Zira mulai berpikir keras apa yang harus di lakukannya .

    " Aku bilang aja sama si ubi kayu kalo aku lagi gak enak badan , eh tidak mana percaya dia ", ucap Zira sambil tetap dengan pikiran nya .

    " atau aku percepat waktu makan ku dengan si ubi kayu , pasti dia mau ", ucap Zira senyum .

    Zira menghubungi nomor ziko , nomor ziko sudah di simpan nya di dalam daftar kontak .

    Dia memberikan nama ziko di dalam daftar kontak nya " ubi kayu gosong " Zira tersenyum .

    " halo tuan " , ucap Zira cepat .

    " hemmmm , bisa gak makan nya sekarang ", tanya Zira .

    " ini jam berapa masih jam 9 kamu sudah lapar , apa kamu tidak sarapan ", tanya ziko cepat .

    " gak ", ucap Zira .

    Zira sudah sarapan sebenarnya tapi dia berbohong kepada ziko .

    " tidak " , ucap Zira pelan .

    " Apa ", teriak ziko .

    " Kenapa kamu gak makan kalo kamu sakit aku juga yang repot kamu tau ", ucap ziko sedikit teriak .

    " Cih kenapa teriak sih , iya kamu bisa gak ", tanya Zira .

    Lama ziko diam tidak menjawab Zira .

    " Kamu datang ke kantor sekarang juga ", ucap ziko sambil menutup panggilan nya .

    Zira yang mendengar ucapan bingung .

    " Aku mau mengajak dia makan tapi aku malah di suruh ke kantor apa sekarang kantor nya sudah berubah jadi warteg ", guman Zira pelan .

    Zira mengambil tas nya dan keluar dari butik di depan butik sudah ada seorang supir sekaligus pengawal untuk Zira seperti yang di perintah kan ziko .

    " pak bisa antarkan saya ke kantor tuan

    muda ", ucap Zira sopan .

    " Baik nona ", ucap bapak tersebut .

    Mobil sudah menyusuri setiap jalan menuju kantor tuan muda . Mobil sudah sampai di depan gedung Raharsya Group hanya dalam waktu 15 menit mereka sudah sampai .

    Zira berjalan menuju loby , Zira menuju meja resepsionis .

    " Permisi saya mau bertemu Tuan muda ziko ", ucap zira ramah .

    " Silahkan Nona , tuan muda sudah menunggu anda ", ucap si resepsionis .

    Zira mengangguk . Zira berjalan menuju lift menekan tombol lift menuju lantai yang di tuju nya .

    " Seperti nya resepsionis itu baru yang kemaren kemana ya ", guman Zira pelan .

    Pintu lift terbuka Zira keluar dari lift . Banyak karyawan berlalu lalang melewati Zira , mereka senyum dan sedikit membungkuk kan kepalanya .

    " Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih ".

Novel