Chapter 65 - Menikah karena Ancaman - NovelsTime

Menikah karena Ancaman

Chapter 65

Author: Anita Rachman
updatedAt: 2025-05-01

Zira berjalan menuju ruangan Presiden direktur Ziko , dia sudah mengerti di mana letak ruangan tersebut karena sudah beberapa kali datang ke kantor nya .

    Zira menemui sekertaris Ziko . Sekertaris Ziko berdiri begitu melihat kedatangan Zira sama hal yang di lakukan nya ketika bertemu dengan Bos nya .

    Sekertaris nya terlihat sangat ramah dan sopan .

    " Pagi mbak , saya ada janji dengan Tuan muda ziko , apakah tuan muda ziko ada " , tanya Zira .

    " Pagi juga nona Zira , Maaf Tuan muda sedang ada meeting , nona di persilahkan untuk menunggu beliau di dalam ", ucap sekretaris .

    Zira mengangguk sambil mengikuti sang sekertaris dari belakang . Sekertaris tersebut menuntun zira menuju ruangan Presiden direktur .

    " Nona silahkan tunggu di sini , pesan dari tuan muda silahkan Nona makan makanan di meja ini ", ucap sekertaris sambil menunjuk beberapa hidangan di meja .

    " baik mbak terimakasih ", ucap Zira sambil tersenyum .

    Tinggal Zira sendirian di ruangan itu sekertaris tersebut kembali melakukan aktivitas nya .

    Zira berkeliling dan memperhatikan setiap pajangan yang ada di dalam ruangan ziko .

    Zira mengelilingi meja ziko , dan dia penasaran dengan kursi ziko .

    " Bagaimana rasanya kalo duduk di sini ya ", guman Zira pelan sambil menduduki kursi kebesaran ziko .

    Zira berputar - putar layak nya seorang anak kecil . Dia memperagakan gaya bicara seorang ziko .

    " Hey mulut micin , apa yang kamu lakukan di sini ", ucap Zira sambil cekikikan .

    Dia masih berputar - putar dengan kursi ziko dengan mata tertutup , dia tidak mengetahui kalo ziko sudah berdiri di depan nya .

    " Tuan oh tuan kursi mu empuk sekali beda dengan kursi ku di butik , apa kita tukaran aja ya biar kamu merasakan gimana susah nya aku cari duit ", ucap Zira dengan mata yang masih tertutup .

    Melihat Zira melakukan hal konyol seperti itu ziko merasa gemes , tingkahnya sangat kekanak-kanakan dengan mulut baweel nya apalagi dengan ceplas-ceplos nya semua membuat ziko tersenyum simpul .

    Tapi dia merasa kasihan dengan kalimat terakhir yang di ucapkan Zira . Zira membuka mata nya perlahan betapa kagetnya dia seorang ziko sudah berdiri di depan nya sambil tersenyum - senyum .

    " Eh tuan udah datang ", ucap Zira gugup sambil berdiri dari kursi ziko .

    Ziko masih senyum - senyum .

    apa dia mendengar semua celotehan ku , aduh kalo dia dengar gimana ini mulut kenapa sih , batin zira sambil menepuk mulut nya sendiri .

    " Udah puas mutar - mutar nya ", ucap ziko sambil tersenyum .

    nah kan dia udah dari tadi di sini pasti dia sudah mendengar semuanya , semoga dia tidak mendengar semua nya .

    Zira tidak menjawab pertanyaan ziko , dia berjalan menuju sofa dan dengan segera menduduki nya .

    Ziko yang tadi nya masih berdiri ikut duduk di sofa di sebelah Zira .

    " Kalo kamu mau aku bisa membelikan kursi seperti ku untuk mu ", ucap ziko sambil membuka minuman air mineral dan menuangkan nya ke dalam gelas .

    Mendengar ucapan ziko , Zira langsung menoleh dengan cepat .

    " Nggak tuan terimakasih tadi aku hanya bercanda ", ucap Zira gugup .

    " Kenapa kamu tidak makan malah main

    putar - putaran ", tanya ziko lagi .

    Bagaimana aku mau makan tuan , sebenarnya aku masih kenyang , batin zira .

    " Makan cepat jangan sampai kamu sakit lagi dan jangan sampai kamu kurus ", ucap ziko cepat .

    Nih ubi kayu perhatian juga , dia masih ingat tentang sakit ku , owh ubi kayu kamu kenapa seperti bunglon sih kadang galak kadang baik , gerutu Zira dalam hati .

    Zira mengambil beberapa potong lauk dan nasi hanya sedikit . Karena dia masih kenyang .

    " Kenapa sedikit sekali makanan nya ", ucap ziko cepat .

    " Aku gak bisa makan banyak - banyak tuan ", ucap Zira cepat .

    " cih kemaren di pesta kamu makan sangat banyak kamu bilang lambung mu punya anak cabang sekarang kenapa , ada apa lagi dengan lambang mu ", ucap ziko cepat .

    Zira mengingat kembali ketika dia makan - makanan yang cukup banyak .

    " owh tuan ya memang kemaren aku makan nya banyak karena anak cabang lambung ku minta makan , tapi sekarang anak cabang nya udah tutup bangkrut ", ucap Zira santai .

    Ziko menggeleng - gelengkan kepala nya , menurut nya ada aja alasan yang di buat Zira .

    Ziko mengambil piring dari tangan Zira kemudian dia mengambil nasi dengan porsi cukup besar dan lauk juga .

    Zira yang melihat langsung melotot dengan makanan segitu banyak dalam piring nya .

    " Kenapa banyak sekali , aku kan bukan gorila mana bisa menghabiskan sebegitu banyak nya ", ucap Zira cepat sambil menunjuk piring makanan .

    " yang bilang kamu gorila siapa , aku juga mau makan ", ucap ziko santai .

    " Kalo mau makan nih ", ucap Zira sambil memberikan satu buah piring .

    Ziko menepis piring yang di kasih Zira .

    " Aku mau makan satu piring dengan mu ", ucap ziko santai .

    Aih satu piring dengan ku berarti satu sendok , habis dia makan aku yang makan begitu seterusnya , bisa - bisa aku ketularan penyakitnya dingin nya , gerutu Zira dalam hati .

    " Kenapa apa kamu gak mau satu piring dengan calon suami mu , kamu harus membiasakan diri di awal satu piring , yang kedua satu kasur yang ketiga satu selimut yang keempat satu handuk ", ucap ziko santai sambil tersenyum licik .

    Zira yang mendengar merasa jijik sambil menggoyangkan tubuh nya .

    " Kenapa gak sekalian bilang satu celana dalam " , ceplos Zira .

    " Bagus juga ide kamu , nanti akan kita lakukan kalo kamu sudah resmi jadi istri ku ", ucap ziko santai sambil memegang hidung Zira .

    Ziko membuka mulutnya meminta Zira menyuapinya begitu pun seterusnya mereka makan satu piring berdua dan satu gelas berdua .

    " like komen dan vote yang banyak ya " terimakasih .

Novel