Chapter 103 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 103

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Taman bermain atau  spa?

    Hasil final memutuskan. Mereka akan

    memilih pergi ke spa, ya, ya, kalau kau wanita normal rasanya akan memilih

    tempat ini sebagai hadiah menyenangkan. Dipijat dan berendam air hangat dengan

    taburan kelopak bunga. Pasti rasanya akan sangat menyenangkan sekali. Ditambah

    melakukannya bersama dengan teman wanita.

    Daniah sudah melakukan reservasi

    untuk 9 orang, ditambah dengan Leela sebagai penghuni baru. Penghuni baru yang

    tidak diinginkan.

    Maafkan aku leela keberadaanmu,

    hanya dengan keberadaanmu saja sudah jadi ancaman kebebasan hidupku.

    Akhirnya dengan dua mobil, satu

    milik Daniah dan satunya adalah taxi online, sampailah mereka di tempat tujuan.

    Ramai di depan spa. Dua orang muncul dari dalam spa. Menyapa dengan penuh

    keramahan. Senyum khas yang selalu muncul sebagi service utama penyedia jasa.

    “ Selamat datang, silahkan ikuti

    kami.”

    Mereka masuk bergantian, memandang

    sekeliling. Beberapa di antara mereka untuk pertama kalinya masuk ke tempat

    seperti ini. Menatap takjub. Memejamkan mata, dan belum dipijatpun sudah

    merasakan sensasi nyaman dari harumnya ruangan yang mereka masuki.

    “ Kalian masuk ganti bajulah dulu.”

    Mereka mengikuti dua pegawai spa. Satu yang tertinggal, siapa lagi, kalau bukan

    si dia. “Pergilah, ganti baju sana.”

    “ Saya akan bersama anda nona.”

    “ Baiklah, terserah.” Lakukan semua

    sesukamu gumam Daniah. Daniah duduk di loby.

    Aku membawa 8 orang untuk melakukan

    perawatan  di tempat seperti ini. Berapa tagihan yang harus aku bayar ya.

    Tunggu, aku tidak harus memakai uang ku kan.

    Daniah ingat terakhir kali dia

    menghabiskan uang untuk Raksa. Tapi sepertinya kali ini tidak apa-apa, karena

    dia memakainyakan bukan untuk laki-laki. Tapi untuk jaga-jaga akhirnya dia

    mengirimkan pesan pada sekertaris Han.

    “ Sekertaris Han aku mengajak

    karyawanku berlibur hari ini, apa aku boleh memakai kartu dari tuan Saga untuk

    membayar tagihan?”

    Aku tidak akan mengatakan tempat

    tujuan liburan kami.

    Langsung dibaca sepeti biasanya,

    tapi kali ini balasan tidak secepat biasanya.

    “ Tuan muda mengatakan selamat

    bersenang-senang nona, lakukan apa yang ingin anda lakukan.”

    “ Baiklah, terimakasih.”

    Hehe, uangku amankan.

    Daniah masuk ke dalam ruang ganti

    pakaian, disusul Leela di sampingnya, suasana sudah ribut. Sembilan orang dalam

    satu ruangan sudah pasti ada keributan di mana-ama. Karena tidak mungkin

    melakukan perawatan dalam satu ruangan akhirnya dibagilah menjadi dua ruang.

    “ Mbak Niah ini pertama kalinya aku

    di pijat di tempat seperti ini. Aku mau update di sosial media ya.”

    “ Haha norak. Fotoin aku juga ya.”

    Gak sadar kalau dia sama noraknya.

    “ Aku juga, yuk foto ramaian. Nanti

    aku tag semuanya.” Dorong-dorong mencari posisi yang paling sempurna.

    Ditengah sedang asiknya berfoto dan

    berebut posisi, Leela dengan wajah polosnya berkata.

    “ Maaf, jangan ada yang posting

    foto nona muda ya. Tuan Saga tidak akan.” Daniah menutup mulut Leela, sementara

    yang lain sudah berhenti bicara dan berhenti ganti gaya. Memandang orang yang

    baru bicara.

    “ Suamiku agak ribet kalau fotoku

    nongol di sosial media, jadi kalian posting yang nggak ada akunya ya.” Daniah menjelaskan.

    “ Ahhhh, pasti suami mbak Niah gak

    mau foto mbak Niah di lihatin orang lain ya.”

    “ Sweat banget si tuan Saga.

    Cemburuan mengemaskan gitu. Aku jadi pengen lihat dia cemburu, apa aku posting

    aja ya.”

    Haha, kalian mau mati ya

    melihatnya marah kok ingin.

    Daniah menarik tangan Leela yang

    sudah akan bereaksi mendengar kalimat barusan. Daniah mencegahnya. Masih membekap

    mulut Leela. “ Mereka itu cuma bercanda. Jangan sensitif begitu kenapa?”

    “ Jangan posting yang ada foto ku

    ya. Ingat itu.” Daniah bicara lagi, mau menunjukan fakta bagaimana kalau anak

    perempuan tu saling bercanda.

    “ Ia mbak niah.” Menjawab kompak.

    “ Lihat kan mereka cuma bercanda.”

    Melepaskan leela. “ Selama ini kamu hidup bagaimana si. Gak pernah dengar orang

    bercanda ya.”

    “ Maaf nona, saya hanya ingin

    memastikan kalau tuan muda.”

    “ Ia, ia aku tahu. Leela hanya

    melakukan segala sesuatunya untuk tuan Saga.” Angkat bahu, malas menjelaskan.

    Bagi Leela tuan Saga adalah sama

    halnya dengan kehidupannya, tidak tahu sebaik apa tuan Saga padanya hingga dia

    bisa begitu terikat pada tuan Saga sampai seperti itu.

    Daniah bersama Tika, Maya dan leela

    tentunya. Sisanya dalam ruang di sebelah mereka. Sepertinya kelompok di sebelah

    sana jauh lebih berisik.

    “ Mbak niah ini gak papa? Kami

    memilih liburan ke spa?” Tika mulai lagi deh. Daniah meliriknya, berbisik di

    telinganya untuk hati-hati bicara kalau ada Leela. “ Dan ini pakai uang tuan

    Saga. Hehe.”

    Bukan merasa senang Tika malah

    tambah depresi, apa mereka di izinkan untuk memakai uang tuan Saga seenaknya

    begini.

    Daniah berusaha melupakan semua

    masalahnya dan menikmati setiap pijatan lembut di bahunya. Merasakan setiap

    sentuhan itu dan membebaskan dirinya dari kepenatan. Sekelebat bayangan Saga

    melintas di pikirannya. Dia bisa mendengar Tika mengajak bicara Maya dengan

    nyaman. Ya Tika memang anak yang sangat supel, dia mudah sekali berbaur dan

    mengkrabkan diri dengan siapapun. Maya yang awalnya cangung dapat segera

    membuka diri. Merekapun terlibat pembicaraan yang seru.

    Perasaan tuan Saga padaku.

    Perasaanku pada tuan Saga. Perasaan tuan Saga padaku. Perasaanku pada tuan

    Saga.

    Pertanyaan itu berulang-ulang di

    kepala Daniah, sampai dia tidak mendengar pembicaraan apapun di ruangan yang

    sama dengannya. Dia jatuh ke dalam pimpi yang dalam.

    “ Mbak niah.” Tika mengoyangkan

    Bahu Daniah lembut. Membuat Daniah mengeliat dan membuka mataanya. “ Mbak tidur

    ya? Pantas diajak ngomong diam aja dari tadi.”

    Eh, sudah selesai ya.

    Daniah duduk, mengoyangkan

    kepalanya.

    “ Sudah selesai ya.”

    “ Ia mbak, yuk sekaraang kita

    berendam.”

    “ Dimana yang lain?”

    “ Sudah duluan mbak. Mbak Niah

    kecapaian ya? Atau banyak yang sedang dipikirkan.”

    “ Gak papa ko.” Leela masih duduk

    di ruangan yang sama. Belum pergi bersama yang lain. Tika menoleh padanya.

    “ Dia mau menunggu mbak Niah

    katanya,” Menjawab sorot mata Daniah, kenapa Leela masih ada di sana.

    Ya, ya, aku tahu. Berat sekali

    pekerjaanmu.

    Mereka masuk ke tempat pemandian.

    Kali ini bak mandinya cukup kecil hanya bisa dipakai dua orang saja. Jadi

    setiap orang berpasangan. Daniah yang sendirian. Seseorang datang memeriksa air

    dan memberikan aroma terapi. Lalu berbasa-basi dengan sopan menanyaakan bagaimana

    kenyamanan Daniah, apakah dia suka suhu airnya. Gadis itu menjawab dengan

    senyuman. Sudah mewakilkan semuanya.

    Kenapa aku sampai ketiduran si, aku

    jadi tidak bisa menikmati sensasi nyaman di pijatkan. Aku ingin di ulang pijatnya.

    Tapi gak mungkinkan. Pesan penting ketika kalian dipijat, jangan tidur biar

    kaliaan bisa merasakan sensasi kenyamanan ketika pijatan itu berlangsung.

    Daniah melihat tangannya sendiri,

    lalu memijat kakinya. Merasakan sentuhannya, sepertinya sedikit berbeda dengan

    setuhan pemijatnya tadi.

    Sepertinya aku belum benar-benar

    ahli ya. Tapi rasanya tuan Saga menyukai sentuhanku. Cih, dia bukan menyukai

    pijatanku pastinya, dia hanya menyukai sentuhanku.

    Eh, apa yang kau pikirkan Daniah.

    Perasaan tuan saga, aku penasaran

    sekali perasaannya yang sebenarnya padaku. Apa dia benar menyukaiku. Apa aku

    benar, boleh membuka hatiku untuknya. Tidak! Jangan lakukan apapun. Jangan buka

    hatimu sebelum kau melihat bukti nyata dia juga suka padamu. Kalau tuan Saga

    membuangmu kau tidak akan benar-benar terluka.

    Semua selesai, Daniah muncul

    belakangan dari pintu setelah selesai urusan pembayaran.

    “ Aku mau sering ke tempat ini.

    Haha.” Menatap sekali lagi pintu spa. Tidak lupa foto sebagai kenang-kenangan.

    Mau dia pemerkan pada temannya di kampung halaman nanti.

    “ Makasih ya mbak Niah, ini pertama

    kalinya lho aku masuk spa. Luluran, dipijat. Ahhh, enak sekali. Haha.”

    “ Sering-sering ya mbak Niah.” Yang

    ini tipe ngelunjak. Haha, tapi dia cuma bercanda kok. “ Makasih ya mbak Niah.

    Dari semua tempat yang pernah aku kerja, mbak Niah itu bos paling baik dan luar

    biasa.” Memeluk Daniah.

    Leela yang panik sendiri, bagaimana

    nonanya seenaknya di sentuh dan di peluk begitu. Kalau tuan Saga melihat pasti

    dia akan kesalkan begitu pikirnya. Namun Leela tidak melakukan apapun. Dia hanya

    menatap tajam.

    Semua tertawa bahagia. Daniahpun

    demikian, lebih bahagia lagi karena bukan dia yang keluar uang.

    “ Kita makan dulu yuk. Mau makan dimana?”

    saling pandang, sama-sama sok berfikir. “ Maya mau makan apa?” Daniah beralih

    pada Maya yang sedari tadi diam saja.

    “ Apa saja nona.” Menjawab singkat.

    “ Kita ke food court mall aja yuk,

    biar semua bisa pilih menu sesuai selera kalian.”

    Pilihan yang bijak. Semuanya

    setuju. Memesan satu taxi online lagi untuk mengantar mereka ke mall. Menikmati

    makan malam hangat bersama sesama teman wanita. Daniah menendang kaki Leela

    beberapa kali mengingatkan gadis itu.

    “ Bercanda Leela, bercanda, mereka

    sedang bercanda.”

    Tahukan bagaimana kalau obrolan

    sesama perempuan, apalagi kalau sedang membahas pria tampan.

    Kali ini Daniah duduk di kursi

    belakang, karena ada Maya di sana. Maya jauh lebih pendiam dari yang Daniah

    duga. Biasanya dia tidak hanya bicara kalau ditanya, tapi kali ini dia

    benar-benar aneh. Apa karena ada Leela jadi dia harus menjaga sikapnya. Daniah

    melirik dua orang, satu di depannya dan satu di sampingnya. Hemm, hanya

    bergumam tidak menemukan alasan apa-apa.

    “ Lee sebelum jadi sopirku kamu

    kerja di mana?”

    “ Saya di negara XX nona. Mengurus usaha

    tuan muda yang baru di buka di sana.” menjawab lugas tanpa ada yang berusaha dia sembunyikan.

    Apa barusan dia bilang, mengurus

    usaha, artinya dia orang penting di Antarna Group kan. Lantas kenapa dia

    kembali, dan Cuma jadi sopirku. Masuk akal gak begini?

    “ Lantas kenapa kamu kembali dan cuma

    jadi sopir. Apa kamu melakukan kesalahan dan tuan Saga sedang menghukummu.”

    Eh dia tertawa lagi, memang aku

    sedang melucu. Aku sedang merasa bingung tahu.

    “ Karena tugas saya di sini jauh

    lebih penting.”

    “ Apa?”

    “ Menjaga sesuatu yang jauh lebih

    berharga, wanita yang dicintai oleh tuan muda.”

    Daniah tertawa mendengar jawaban

    Leela, dia sampai memegang tangan Maya dan meremasnya.

    “ Maaf, tapi jawabanmu lucu sekali.”

    Masih tertawa.

    Sejak kapan aku jadi wanita berharga

    yang dicintai tuan Saga, sepertinya banyak sekali orang salah pahaam di sini.

    Daniah berfikir sebentar,

    kira-kira mau menanyakan apalagi pada leela.

    “ Apa kau tahu kisah percintaan

    tuan Saga dan Helen.”

    “ Semua orang juga tahu nona, kalau

    Helen adalah mantan kekasih tuan muda.” Wahh, dia menjawab ringan. Sepertinya dia

    tidak sedendam itu pada Helen berbeda dengan sekertaris Han yang langsung mengeram

    kesal.

    “ Apa dulu kau juga dekat dengan

    Helen?”

    “ Tidak.”

    Hei jelaskan donk, jangan hanya

    menjawab tidak.

    “ Tuan muda tidak memperlakukan

    Helen seperti memperlakukan anda.”

    “ Benarkah? Seperti apa contohnya. Aku

    juga penasaran dengan cerita cinta tuan Saga dan helen.”

    “ Maaf nona, saya tidak bisa

    menjawab itu, karena saya dengar tuan muda tidak suka ada yang membicarakan

    Helen dengan anda.”

    “ Hei, inikan Cuma antara kita aja.”

    Daniah melirik Maya. “ Maya juga gak akan cerita-cerita kok.”

    “ Maafkan saya nona, nyawa saya Cuma

    satu.”

    Apa! kenapa dia sampai bawa-bawa

    nyawa segala si.

    Daniah menyerah, dia bersandar di

    kursi. Memandang jendela kaca. Sebentar lagi senja mulai akan turun, dan sudut

    bagian barat akan berwarna keemasan.

    Hari yang menyenangkan bersama

    teman, aku akan kembali kerumah besar dan menjadi diriku yang lain lagi.

    Daniah, nona muda yang harus selalu menjaga sikap.

    BERSAMBUNG

Novel