Chapter 104 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 104

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-02

Setelah sampai di rumah Daniah

    berpisah dengan Maya, dia mengucapkan banyak terimakasih lalu meninggalkan

    Daniah menuju rumah belakang. Leela sendiri ikut masuk ke dalam rumah. Tidak tahu

    apa yang dibicarakannya dengan pak Mun. Daniah memilih masuk ke dalam kamar.

    Dia bahkan memilih makan malam di kamar, karena semua orang belum kembali dari urusannya. Dari pada makan di meja makan besar sendirian dia memilih makan sambil nonton tv. sebenarnya dia tidak terlalu lapar, tapi karena pak Mun akhirnya dia makan juga.

    Berganti pakaian setelahnya lalu

    menjatuhkan diri di sofa.

    Kenapa semua orang berfikir kalau

    tuan muda itu mencintaiku si. Dia bahkan tidak pernah mengatakan kalau dia

    mencintaiku. Aku malah yang sudah ratusan kali mengatakannya.

    Daniah menyalakan tv, tapi dia mengambil hpnya.

    Melihat foto-foto mereka tadi saat di spa dan makan dan juga jalan-jalan

    sebentar di sekitaraan mall. Daniah terpingkal melihat ulang karyawannya yang

    ada di dalam foto.

    Aaahh, mereka ini manis-manisnya. Semoga

    kalian selalu hidup bahagia nantinya ya.

    Sedang mengeliat di sofa, dengan

    gaya seenaknya. Suara pintu terbuka mengejutkan Daniah. Dia sedang mengangkat

    kakinya ke atas, sementara kepalanya berada di bibir sofa. Membuat rambut

    bergelombangnya terburai, bahkan hampir menyentuh lantai. Dia mendongak melihat kedatangan Saga.

    “ Sayang.” Meringis malu, sudah mau

    berubah posisi.

    “ Jangan bergerak. Diam di

    posisimu.”

    “ Apa!” walaupun malu campur kesal

    dia tidak berani bergerak. Lebih sialan lagi saat sekertaris Han masuk dan

    tergelak tanpa suara.

    “ Han, berikan hpku.”

    “ Baik tuan muda.”

    Hei, hei, kalian mau apa!

    Cekrik, cekrik, cekrik. Ntah berapa

    puluh kali dia memfoto dengan berbagai posisi. Daniah mengeram kesal.

    “ Sudah, kau bisa duduk sekarang.”

    Apa dia sudah gila!

    “ Lihat rambutmu.” Membantu Daniah

    merapikan rambut yang terburai. “Sedang bosan ya sampai jungkir balik begitu.” Mengulung

    rambut, mengulung rambut malah membuat semakin berantakan.

    “ Sayang apa yang kamu laakukan si,

    biar aku saja.”

    Tidak akan selesai sampai kapan

    kalau dia sudah main-main dengan rambutku. Kau tergila-gila dengan rambutku ya.

    Han tersenyum tipis lalu melangkah

    membawa setelan baju yang terbungkus plastik. Menuju ruang ganti baju. Daniah

    bisa melihat punggungnya yang bergoyang.

    Apa dia masih menertawakanku!

    “ Maaf aku tidak turun menyambutmu.

    Biasanya paak Mun datang dan memberitahuku kalau kau kembali.” Beralih pada

    Saga yang masih duduk di sampingnya. Mengulung-gulung rambut tidak ada

    habisnya.

    “ Berikan aku ciuman selamat datang

    sebagai ganti kau tidak menyambutku.” Melepaskan tangannya dari rambut, berganti

    menjentikan telunjuknya di dagu Daniah.

    Apa sekarang! Ada pak Mun di dekat

    pintu dan sekertaris Han yang muncul dari ruang ganti.

    “ Tidak mau!” kesal.

    “ Siapa yang tidak mau, tentu saja

    aku mau. Selamat datang sayang.” Ciuman hangat menyambut Saga. Sekertaris Han

    melewati mereka tanpa bergeming, berjalan menuju pintu. Lalu berdiri disana.

    Sudahkan, puaskan! Senang sekali

    menjahili orang.

    Saga melepaskan tangannya setelah

    mendapatkan apa yang diinginkannya.

    “ Apa mau kusiapkan air untuk

    mandi.” Daniah menyentuh dasi Saga dan mau membantu melepaskannya. Saga malah

    meraih jemari Daniah lalu menciumnya dua kali.

    “ Tidak usah, pak Mun yaang akan

    membantuku. Turunlah, Jen dan Sofi ada di bawah. Sudah lama kalian tidak

    berbincang karena Jen sibukkan?” mengulung rambut lagi.

    Orang ini benar-benar sudah

    tergila-gila pada rambutku ya. Makanya jangan pernah menghina sesuatu, kena

    hukumannyakan kamu sekarang.

    “ Ahh mereka sudah pulang juga.

    Baiklah.” Melepaskan tangan Saga dari rambut. Kecupan lembut Daniah di pipi

    Saga sepertinya bisa jadi hadiah yang membuatnya senang. Saga terlihat terkejut,

    meraba bibinya. Wajahnya terlihat sangat senang. Dia mencium pipi Daniah juga

    beberapa kali. “ Ia, ia sudah. Hentikan.” Mendorong tubuh Saga agar bangun.

    Daniah menunggu Saga masuk ke dalam

    ruang ganti baju yang di ikuti pak Mun. Akhir-akhir ini sifatnya memang agak

    melunak. Sekarang jarang menyuruh Daniah menyambut atau melepaskan sepatunya.

    Diapun sudah bisa mandi tanpa di siapkan air. Pokoknya standar pembantu yang

    dulu melekat dalam tubuh Daniah berangsur berkurang, walaupun belum sepenuhnya

    hilang.

    “ Sekertaris Han!” memanggil Han

    yang sudah duluan menuruni tangga, laki-laki itu berhenti. “ Besok peresmian

    danau hijaunya?” mereka berhenti di tengah tangga.

    “ Ia nona.” Mengalihkan pandangan

    setelah beberapa detik.

    “ Apa Helen juga akan datang?”

    “ Kenapa? Apa anda juga mau datang.

    Saya akan siapkan semuanya kalau anda mau menemani tuan Saga.”

    Daniah mengibaskan tangannya panik.

    Siapa juga yang mau datang, akukan

    hanya tanya.

    “ Tidak! Aku hanya tanya apa Helen

    juga akan datang?”

    “ Apa nona cemburu?”

    Memukul bahu Han kesal. “ Berhenti

    menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan.”

    “ Maafkan saya nona, kalau anda

    cemburu itu akan mempermudah semuanya.”

    Apa! maksud dia ini apa si?

    “ Kalau begitu saya permisi nona.” Sudah

    mau berbalik. “ Masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan.” Seperti

    bilang, berhenti mengganguku.

    “ Tunggu!”

    Lihat, lihat matanya sudah mulai

    kesal. Mau apa lagi kamu? Begitukan yang ada dipikiran mu. Biarin, memang kamu

    aja yang bisa buat orang kesal dengan jawaban-jawabanmu.

    “ Ternyata Leela itu adik sepupumu

    ya.” Tersenyum, seakan sudah menemukan kelemahan sekertrais Han. Padahal

    laki-laki itu tetap tenang, bahkan air mukanya saja tidak berubah. “ Aku banyak

    bicara dengannya tadi.”

    “ Benarkah, saya senang kalau anda

    bisa akrab dengannya. Kalau anda punya keluhan tentangnya katakan saja.”

    Keluhanku adalah dia tidak mau

    membuka mulutnya saat aku bertanya tentangmu.

    “ Tidak, aku tidak punya keluhan

    apa-apa kok. Dia bekerja dengan baik. Dia juga banyak bercerita tentangmu.”

    Ayo terpancinglah, terpancinglah.

    “ Bernahkah?” Han tersenyum tipis

    “ Kenapa? Tidak percaya.”

    Menantang, padahal Daniah hanya sok-sokan. Dia sama sekali tidak punya modal

    apa-apa untuk bisa dipakai mengertak sekertaris Han dari sudut manapun.

    “ Tidak.” Tergelak kecil, lalu

    membungkukan kepala. “Usaha yang bagus nona, lain kali berusahalah lebih keras

    lagi.”

    Apa! dia sedang mengoda dan

    mempermainkanku juga!

    Daniah menendang udara di depannya

    tepat di tempat tadi sekertaris Han berdiri. Dia mengerutu kesal sambil

    menuruni tangga. Melihat sekertaris Han masuk ke dalam ruang kerja Saga.

    Dia bahkan bisa masuk ke sana

    seenaknya.

    “ Kakak ipar!” menyambut Daniah

    yang turun dari tangga. Jenika muncul dari dapur membawa sekotak stroberi.

    Menarik Daniah duduk di kursi, lalu dia memeluk Daniah dan menyandarkaan

    kepalanya di dada gadis itu.

    Apa-apaan anak ini.

    “ Hei, kenapa, ada apa denganmu

    jen?” sedikit kuatir karena kelakuan manja Jen yang tidak biasanya.

    Huuuu. Huuu. Malahan tersedu.

    Walaupun tangisannya palsu.

    “ Kakak ipar, kak Jen sedang galau,

    gara-gara cowok.” Sofia tertawa sama sekali tidak bersimpati, dia rebahan di

    sofa sambil menaikan kaki dan bermain hpnya.

    Puk, puk, di tepuknya bahu Jenika yang

    memeluknya.

    “ Kenapa? Bukannya kamu juga sudah

    punya pacar?”

    “ Ia, karena itulah aku galau kakak

    ipar.” Merengek tidak jelas. “ di kantor ada teman magangku, dia baik sekali.

    Aku sepertinya jatuh cinta padanya.”

    Lepaskan aku dulu!

    Daniah berusahaa melepaskan diri,

    tapi sia-sia. Dia kalah tenaga, akhirnya menyerah melepaskan diri dia

    membiarkan Jen memeluknya.

    “ Jen, kamu tahu apa yang paling

    penting dalam sebuah hubungan selain cinta?”

    “ Apa?”

    Tepukan lembut di bahu Jen lagi.

    “ Banyak sekali selain cinta Jen.

    Menjaga kehormatan, menjaga kepercayaan, kejujuran adalah rantai pengikat dalam

    sebuah hubungan. Tidak akan berjalan baik kalau kesemuanya itu rapuh. Kalau kau

    memang menyukainya sudahi dulu hubunganmu yang satunya. Jangan bersandar di dua

    tubuh, karena bukan hanya kamu yang akan terluka nanti tapi kau juga akan

    melukai dua orang yang lainnya.”

    “ Tapi bagaimana?” merengek lagi.

    “ Apanya?” mengusap-usap bahu Jen

    lembut.

    “ Laki-laki di tempat magangku itu

    memang baik, tapi masalahnya dia baik sama semua orang. Hiks, hiks. Dia bukan

    hanya baik padaku dalam artian menyukaiku. Itu masalahnya. Huaaaa, aku jengkel

    sekali. Saat di kantin semua orang membahasnya, bahkan senior-senior pekerja

    perusahaan juga.” Jen menjejakan kaki.

    Saga muncul, berdiri di dekat

    kursi.

    “ Apa yang kau lakukan Jen? Kenapa

    memeluk kakak iparmu?” duduk, dia memberi isyarat agar pak Mun

    meninggaalkaannyaa. Laki-laki itu menganguk dan pergi. Sementara Jen melepaskan

    pelukannya pada Daniah. Cemberut pada Saga.

    Apa! akukan hanya memeluk kakak

    ipar sebentar.

    Sofi langsung menurunkan kakinya

    saat mendengar suara Saga.

    “ Kemarilah!” Saga menjentikan

    jarinya. Daniah mendekat, tangannya ditarik dipaksa melingkar di tubuh Saga. Seperti

    yang jen barusan lakukan padanya.

    Apa-apaan dia, jadi dia mau aku

    memeluknya.

    Jenika tergelak, lalu mengambil

    kotak stroberi yang belum di sentuhnya di atas meja. Jen melirik kakaknya yang

    sedang memberi ciuman di wajah Daniah.

    Cih, segitu tergila-gilanya pada

    kakak ipar, sampai pamer pada kami.

    Sofia langsung kembali pada hpnya

    saat dia ikutan melirik, bergumam hal sama dengan jen. Pamer. Begitu katanya.

    “ Besok peresmian danau hijau ya?”

    Daniah menyenderkan kepalanya di dada Saga, agar laki-laki itu menghentikan

    bibirnya.

    “ hemm.” Sambil mengusap-usap

    rambut Daniah dengan dagunya.

    “ Iklannya sudah banyak di sosial

    media kak, mau live di tv ya.” Jen nimbrung, Sofi juga sudah membalikan badan.

    “ Besok kalian jangan kemana-mana,

    temani kakak ipar kalian di rumah. Nonton saja di tv”

    Aaaaaa, gagal deh. Bersamaan

    dipikiran jen dan Sofi.

    Gagal sudah semua rencana mereka,

    tadinya dua beradik itu mau live sosial media di depan danau hijau.

    “ Jen, mungkin sudah ada acara?”

    Saga menarik lagi kepala Daniah yang terangkat, membenamkan lagi di dadanya. Tidak

    mau Daniah bergeser satu sentipun dari sampingnya.

    Apa-apaan si dia ini.

    “ Gak ada kakak ipar, besok kami

    akan nonton tv lihat kak Saga di peresmian danau hijau bersama kakak ipar di

    rumah.” Jen mencari aman dalam hidupnya. Ini jauh lebih baikan, dari pada live

    sosial media tapi di amuk di rumah.

    Saga bangun dan menarik Daniah. “

    Ayo tidur, aku sudah mengantuk.”

    Baiklah, baiklah pergilah kalian

    pasangan yang dimabuk cinta.

    Craus-craus, Jen mengunyah

    stroberinya. Menatap Saga dan Daniah menaiki tangga.

    Aaaaa, bagaimana ini teman magangku

    itu wajahnya terngiang-ngiang di kepalaku terus.

    BERSAMBUNG

Novel