Chapter 107 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 107

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-03

Saga mendesah kesal.

    Tempat duduknya tepat berada di

    samping Helena. Kursi kehormatan yang sudah di siapkan hanya untuknya. Helen

    tersenyum sangat puas hari ini. Senyumnya terkembang jauh lebih sumringah dari

    biasanya. Apa lagi ketika kamera tv menyorotnya juga. Karena dia tepat

    bersebelahan dengan Saga. Dia memang terlihat sangat cantik. Rambut lurusnya

    tampak hitam berkilau, semakin terlihat sempurna ketika dia duduk bersebelahan

    dengan Saga.

    Bagi Helen acara peresmian danau

    hijau adalah upayanya yang terakhir untuk dekat dengan Saga. Dia akan memakai

    simpati publik untuk mengiring opini. Keberadaan cinta pertama yang menjadikan

    Saga memilih danau hijau dan mengelontorkan dana yang tidak sedikit. Di buat

    jadi bahan artikel sedikit saja oleh media akan membuatnya berada dia atas

    angin. Dia akan datang pada saga dan berlutut di kakinya nanti, memohon dia

    untuk dimaafkan. Begitulah kira-kira rencana matang yang sudah dia susun.

    Dia mendekati EO acara dengan

    memakai nama Saga. Helena tersenyum penuh kemenangan saat matanya bertemu

    dengan pandangan kesal sekertaris Han.  Dia tidak tahu apa-apa. Karena semua rencana

    matang Helena sudah tercium Han sejak awal.

    Tepuk tangan fokus ke atas

    panggung. Seorang selebriti yang biasanya menjadi mc acara tv nasional sudah

    naik ke atas panggung. Dengan setelan jas formal, serta di temani wanita yang

    angun dan sangat cantik dalam balutan pakaian yang senada.

    Kedatangan Saga membuat acara

    hiburan di hentikan untuk sementara.

    “ Selamat datang kepada  tamu kehormatan kita semua tuan Saga Rahardian

    Wijaya, terimakasih  sudah meluangkan

    waktu berharganya untuk datang dalam peresmian. Kami di sini dengan bangga

    mewakili seluruh warga kota sangat berterimakasih, karena mendapatkan hadiah

    luar biasa berupa danau hijau  yang indah

    ini.” Tepuk tangan membahana. “ Danau hijau adalah dedikasi Antarna group

    kepada masyarakat. Sebagai wujud kesuksesan dan dukungan masyarakat untuk Antarna

    Group dalam setiap lini usahanya. Mari kita beri tepuk tangan dan ucapan

    terimakasih kita semua untuk presdir Antarna Group. Silahkan maju ke podium

    tuan Saga Rahardian Wijaya.”

    Tepuk tangan membahana. Sorot kamera

    mengikuti setiap langkah saga. Dia meninggalkan kursinya, berjalan dengan penuh

    pesona naik ke atas podium.

    Sementara di kursinya Helena

    gemetar memegang tangannya. Kenapa namanya sama sekali tidak di singgung.

    Padahal dia jelas-jelas sudah memberikan informasi tentang dirinya pada EO

    acara. Bahwa Saga memilih tempat ini karena kenangan mereka. Wajahnya mulai

    pias, ketika pandangannya bertemu dengan sekertaris Han. Laki-laki itu

    tersenyum tipis lalu memalingkan wajah menuju podium.

    Helena hanya menjadi pemanis dan

    tamu undangan yang bahkan namanya tidak ada dalam daftar ucapan terimakasih.

    Tempat duduknya yang berada di depan di samping Saga bukan karena prestasi dan

    pencapaiannyaa. Tapi karena campur tangan Han.

    Tapi kenapa? Jelas-jelas aku

    melihat wartawan berbisik saat melihatku tadi. Mereka juga menyapaku dengan

    ramah. Walaupun memang tidak menanyakan apapun. Tapi kenapa? Aku bahkan sudah

    membocorkan semua informasi penting tentang hubunganku dan Saga.

    Sambil mencoba menenangkan dirinya,

    dengan tangan gemetar dia memeriksa hpnya. Memeriksa berita yang sedang

    tranding. Namanya sama sekali tidak ada. Hanya ada Antarna Group dan danau

    hijau.

    Sial kemana wartawan sialan itu.

    Sudah menerima uangku tapi dia tidak menulis artikel apapun.

    Pandangannya beralih menatap

    podium. Di sana Saga yang akan selalu mencuri perhatian dimanapun dia berada.

    Sangat tampan, sangat percaya diri dan sangat mempesona. Semua hal indah yang

    selalu jadi miliknya.

    Saga sudah berada di atas podium,

    suasana menjadi lengang, tercipta dengan sendirinya. Semua orang terdiam,

    tersihir dengan keberadaan Saga. Mereka semua ingin mendengar kata-kata indah

    apa yang akan di sampaikan oleh orang paling berjasa dalam pembangunan tempat

    ini. Oleh presdir Antarna Group, yang mungkin selama ini hanya mereka dengar

    namanya. Mereka lihat dalam berita-berita bisnis di tv atau di internet.

    “ Selamat siang semuanya?” suaranya

    yang ringan namun terdengar dengan sangat jelas. “ Terimakasih untuk kalian

    semua yang sudah hadir pada hari ini, dan juga membantu proyek Antarna Group,

    sehingga semua bisa berjalan tepat waktu tanpa ada kekurangan..” Dia turun dari

    podium, menundukan kepalanya kepada semua lapisan masyarakat yang ada.

    Semua orang menyambut dengan tepuk

    tangan yang meriah.

    “ Antarna Group bukanlah apa-apa

    tanpa dukungan dari kalian semua. Terimakasih atas ketulusan dan cinta

    masyarakat untuk mendukung kami selama ini. Danau hijau adalah tempat yang

    sangat indah, apalagi matahari terbit yang di lihat dari kursi itu.” Saga

    menunjuk kursi putih agak jauh dari panggung, ahh, itu tempat Daniah memakinya

    dulu. “ Aku akan mengajak istriku untuk menikmati matahari terbit di tempat

    ini, jadi aku harap kalian semuapun bisa menikmati tempat ini dengan bahagia.

    Dengan ini aku menyatakan tempat ini terbuka untuk umum. Nikmati dan jaga agar

    tetap seperti ini sampai kapanpun.” Tepuk tangan membahana lagi.

    Sambutan singkat yang sama sekali

    tidak menunjukan apa-apa. tidak menunjukan bahwa dia orang hebat yang berjasa,

    atau tidak menunjukan bahwa Antarna Group adalah kerajaan bisnis raksasa yang

    bisa melakukan apapun, dia hanya memberi satu info dalam sambutannya. Dia mencintai

    istrinya, melebihi kenangan bersama mantannya.

    Sorot kamera masih mengantarnya

    sampai ke tempat duduknya. Senyum di wajah Helena sudah tengelam sedari tadi.

    Dia tidak perduli kamera tv yang mengambil gambarnya.

    “ Kenapa? Kenapa kamu jahat sekali

    Saga.” Lirih. Dia menundukan kepalanya. “ Apa kau tidak ingat sepenting apa

    tempat ini bagi kita?”

    “ Hentikan! Aku tidak mau mendengar

    apapun darimu. Kalau kau tidak mau malu karena Han menyeretmu dari tempat ini.

    Duduk dan tersenyum saja seperti tadi sampai acara selesai.” Saga bicara tanpa

    menoleh pada Helen.

    Sampai acara selesai tidak ada yang

    menyebut nama Helena. Bahkan realese yang diberikan kepada media tidak ada yang

    menyinggung sedikitpun tentang kisah masa lalu pertemuan Saga dan Helena di

    danau hijau. Cerita kehidupannya seperti tak pernah ada. Bahkan dia

    meninggalkan acara sebelum berakhir. Dia menangis sepanjang jalan menuju

    mobilnya terparkir. Semua cerita tentangnya sudah rampung.

    Di dalam mobil dia menelfon

    seseorang. Noah, satu-satunya orang yang bisa dia pakai untuk bersandarpun

    tidak bisa dihubungi. Dia membanting hpnya kesal, lalu memutar kemudi keluar

    dari keramaian. Helen menepikan kendaraaanya. Mengambil kembali hp yang dia

    banting tadi. Menelfon. Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

    “ Sial, kemana dia. Padahal aku

    sudah membayarnya untuk menulis artikel. Tapi tidak ada berita sama sekali

    tentangku.”

    Gadis itu benar-benar sudah kalah.

    Di kamar hotel presidential suite

    room

    Saga menendang kaki Han keras. Laki-laki

    itu hanya meringis sedikit. Menahan agar dia tetap berdiri di posisinya. “ Kau

    mau mati ya! Kenapa membiarkan Ele datang hari ini?” Lalu mencengkram jas yang

    di pakai sekertaris Han. Mendorongnya sampai dia terjerembah ke belakang. “Kau

    tidak mungkin tidak tahu kalau dia datangkan?” berteriak dengan keras.

    Sudah sekian lama dari sejak

    terakhir kalinya dia berteriak pada Han, kecewa dengan hasil pekerjaan Han.

    “ Maafkan saya tuan muda.” Bangun

    dari posisinya terduduk,  lalu menuju

    sofa, menepuk sofa dengan tangannya. “ Duduklah! Anda mau minum apa?” Saga

    hanya mendesah. Tapi dia duduk di tempat Han menepukan tangannya tadi. Han

    meninggalkannya, membuka kulkas. Mengambil sebotol air dingin. Dia membukakan

    tutup botolnya, lalu menyerahkan pada Saga. “ Silahkan tuan muda.” Saga sudah

    duduk bersandar di sofa. Memandang sekertarisnya itu.

    Cih

    Dia menyambar botol, meminum hampir

    separuh, lalu menyerahkan botol kembali ketangan Han.

    “ Duduklah! Biar aku dengar  apa rencanamu?” Suaranya masih sangat kesal,

    ingin menhancurkan Han dengan tangannya.

    “ Terimakasih tuan muda.” Han duduk

    dengan tenang lalu mulai menjelaskan. Begitulah dia, dia bahkan tidak akan

    merubah air mukanya hanya karena mendapati kemarahan Saga.

    Perihal kedatangan Helena ke

    peresmian danau hijau. Han tahu kalau Helena akan memakai simpati publik untuk

    mengulirkan isu tentang cinta pertamaa tuan Saga. Dia mendekati EO acara secara

    probadi, sampai membeberkan siapa dirinya dan kedekaatannya dengan Saga.

    Meminta seorang wartawan media online untuk menuliskan artikel pada saat

    peresmian acara. Han tahu semua itu. Tapi dia membiarkan Helen berada di atas

    angin dengan mendapat undangan resmi acara hari ini. Begitu pula tempat duduk

    yaang juga berdekatan.

    “ Saya ingin menunjukan padanya

    kalau dia sudah berakhir. Bahwa anda sama sekali tidak memiliki emosi kenangaan

    apapun tentang  danau hijau, selain ini

    adalah wujud bakti Antarna Group pada masyarakat. Walaupun dia ada di samping

    ada tapi dia seperti orang asing yang tidak di kenali. Saya rasa itu akan jadi

    pukulan telak yang membuatnya tidak menggangu anda lagi. Baik melalui Noah, ibu

    anda atau nona Daniah.”

    Saga mendesah, menyandarkan kepala

    di sofa. Tapi sebentar saja senyum tipis muncul. Dia bahkan mengacak rambutnya

    dengan kedua tangan. Lalu selang tidak lama sudah terdengar tawa dari bibirnya.

    Sepertinya dia senang dengan penjelasan Han.

    Seharusnya aku tahu kau tidak

    sebodoh itu.

    “ Dan saya ingin anda melihat

    bagaimana reaksi nona Daniah setelah anda bersama dengan Helen hari ini.”

    “ Kau mau mati?” Gusar lagi.

    Apalagi saat Han membawa-bawa nama Daniah.

    “ Tidak tuan muda. Kalau nona

    menunjukan perasaannya dia pasti akan cemburu nanti. Saat anda pulang dia pasti

    akan sangat kesal pada anda. Anda tidak perlu marah dengan reaksi nona yang

    seperti itu.”

    Karena itu rencana gampangnya. saya sudah lelah dengan gengsi anda dan kebodohan nona muda. kalau kalian sudah menunjukan kecemburuan masing-masing tinggal menyatakan perasaan. gampangkan, semua akan hidup damai kembali.

    “ Kau benar-benar mau mati ya.

    Semalam aku sudah bertengkar dengannya.” Mengeram kesal, bahkan menendang sofa

    yang di duduki Han.

    “ Kalau nona cemburu, berarti dia

    sudah membuka hatinya untuk andakan. Saya akan menyiapkan pesta kejutan setelah

    ini. Anda bisa menyatakan perasaan anda yang sebenarnya padanya.”

    Eh, benarkah?

    Saga terlihat berfikir. Cemburu?

    Benar, jelas-jelas selama ini cuma dia yang menunjukan perasaannya pada Daniah.

    Walaupun gadis itu dengan bodohnya tidak pernah menyadari perasaannya. Dia

    ingin melihat Daniah cemburu. Kalau perlu dia ingin membuat istrinya itu

    menangis kesal.

    Saga senang dengan rencana ini. Dia

    menunjuk kaki Han dengan ekor matanya. “Sakit?” Han meraba kakinya. lalu mengelengkan kepala.

    “ Tidak tuan muda.”

    “ Maaf.” lirih. menepuk bahu Han. " Aku tahu kamu tidak akan pernah mengecewakanku."

    “ Anda tidak perlu minta maaf. Saya

    yang harusnya minta maaf karena sudah membuat anda tidak nyaman.”

    Saga masih menepuk bahu Han, menunjukan sikap terimakasihnya. karena Han selalu tahu apa yang ia inginkan. selalu berada di sampingnya dulu, sekarang atau sampai nanti juga.

    “ Baiklah, aku mau mandi.” bangun dari duduk. " Kita selesaikan malam ini, lalu pulang. aku ingin bertemu Daniah dan melihat wajah cemburunya."

    Eh, semoga anda benar-benar cemburu nona. kalau tidak habislah aku.

    Pesta kedua akan kembali

    berlangsung. Dengan para pejabat kota, petinggi perusahaan dan orang-orang yang akan silih berganti menyapa dan menjilat jika ada kesempatan.

    BERSAMBUNG

Novel