Chapter 109 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 109

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-08

Malam sudah semakin larut ketika

    mobil memasuki gerbang utama. Hanya ada beberapa penjaga yang bertugas malam

    yang terlihat masih bersiaga di posisi jaga mereka masing-masing. Sisanya sudah

    masuk ke dalam kamar mereka. Meluruskan kaki dan punggung setelah seharian

    bekerja keras. Mengumpulkan kembali ceceran tenaga untuk dipakai besok kembali.

    Perputaran rutinitas harian yang tiada habisnya.

    Sesampainya kendaraan di dekat

    pintu utama.  Han ikut masuk mengikuti

    Saga, dia ingin melihat dan memastikan sendiri. Bagaimana suasana hati Daniah

    saat ini. Apakah dugaannya benar, tentu saja harus benar, karena diakan selalu benar.

    Ko mohon cemburulah nona, tuan muda

    sudah menendangku karena kemunculan Helen, kalau sekarang anda tidak cemburu

    habislah aku malam ini.

    “ Apa semua sudah masuk ke kamar?”

    Duduk di sofa menyapu ruangan yang sepi. Bahkan Pak Mun sudah mematikan beberapa lampu di sudut ruangan yang sudah tidak mungkin di lewati orang lagi.

    Pak mun bangun setelah meletakan

    sandal di samping kaki Saga. mulai memberikan informasi dari hasil pengamatannya.

    “ Nona Jen dan nona Sofi cukup lama

    di luar setelah makan malam tadi, tapi nona Daniah hanya turun dari kamar untuk

    makan malam.” Pak Mun menjelaskan.

    Sepertinya aku selamat. Han.

    “ Kenapa?” Saga sudah mulai

    terpancing untuk tersenyum.

    “ Siang tadi nona bertiga menonton

    tv bersama acara peresmian danau hijau. Tapi nona Daniah juga tidak menonton

    sampai acara selesai.”

    “ Kenapa?” wajah Saga sudah mulai

    terlihat senang sekarang.

    Lihat tuan muda sudah mulai girang.

    Sepertinya aku bisa pulang sekarang dengan tenang.

    Pak Mun melihat ke arah sekertaris

    Han, meyakinkan diri apa dia boleh menyampaikan informasi ini. Han mengangukan

    kepalanya.

    Tentu saja sampaikan saja, bahkan

    kalau kau lebih-lebihkan itu akan jadi semakin baik.

    “ Nona Daniah terlihat mulai kesal

    saat melihat nona Helena dalam acara peresmian tadi. Apalagi saat anda berjalan

    dan memilih duduk di sampingnya.”

    “ Semarah apa dia?”

    Aku akan senang kalau kau

    membanting sesuatu misalnya.

    “ Sepertinya dia memaki dalam hati,

    karena wajahnya terlihat sangat kesal. Dia bahkan pergi setelah menjatuhkan

    sekotak stroberi.” Walaupun itu sebenarnya tidak sengaja. “ Setelah itu nona

    benar-benar masuk ke dalam kamar. Saat anda naik ke podium dan meresmikan danau

    hijau nona Jen memanggilnya. Tapi nona Daniah tidak keluar kamar. Dia hanya

    keluar kamar untuk makan malam lalu kembali ke kamar lagi.”

    “ Wahh sepertinya dia kesal sekali.

    Baiklah, terimakasih kerja keras pak Mun hari ini. Istirahatlah!” Saga bangun

    dan menepuk bahu Pak Mun, puas dengan hasil kerjanya.

    “ Baik tuan muda. Selamat malam.”

    Pak Mun membungkukan kepala, berlalu membawa sepatu Saga dengan sangat

    hati-hati di tangannya.

    “ Saya akan mengantar anda sampai

    ke kamar tuan muda.” Han mengikuti langkah kaki Saga di belakangnya. Han

    membukakan pintu kamar. “ Tuan muda saya mohon jaga emosi anda walaupun apa

    yang nona Daniah lakukan nanti.”

    “ Pulang sana! Kamu pikir aku

    sebodoh itu apa.”

    Andakan memang bodoh akhir-akhir

    ini kalau berhubungan dengan nona.

    Tapi Han berlalu benar-benar dengan

    perasaan tenang. Satu masalah terlewat pikirnya. Sekarang tinggal pernyataaan

    cinta secara resmikan.

    Memasuki kamar, Saga mendapati

    lampu sudah di matikan, saat dia melewati tempat tidur dia diam sebentar. Melihat

    Daniah di bawah selimut sampai menutupi lehernya. Hanya sedikit kepalanya yang

    terlihat.

    Kau sedang pura-pura tidur ya.

    Dia tidak mendekat lalu langsung

    masuk kedalam ruang ganti baju. Masuk ke kamar mandi lalu berganti dengan baju

    tidurnya. Menyisir rambutnya dan menatap wajahnya sendiri di cermin.

    Kita lihat, secemburu apa kau?

    Tergelak melihat dirinya sendiri.

    “ Sayang, kau sudah tidur?”

    mendekat ke arah tempat tidur.

    Cih, memanggilku sayang setelah kau

    berduaan dengan Helen. Jangan pikir aku akan melunak karena kau panggil sayang

    ya.

    Daniah berada di bawah selimut,

    masih memejamkan mata, memiringkan tubuhnya kekiri sambil memeluk bantal

    guling. Saga naik ke atas tempat tidur, masuk ke dalam selimut. Menjatuhkan tubuhnya

    ke atas bantal yang nyaman. Dia menyentuh kepala Daniah lembut. Membelainya

    perlahan.

    Aku ingin mencium dan memeluknya.

    “ Sudah tidur ya?” diam tidak ada

    sahutan. Saga mengeser tubuhnya mendekat.” Sayang.” Saga menarik rambut Daniah.

    Cukup keras membuat gadis itu tidak bisa untuk tidak mengeluarkan suara.

    Daniah pura-pura menguap, dia

    membalikan badan. Tapi tetap berada di bawah selimutnya rapat. “Sudah pulang

    ya? Tidurlah, kamu pasti lelahkan.”

    “ Tidak juga.” Memainkan rambut

    Daniah lagi.

    Daniah menyentuh tangan Saga,

    menghentikan suaminya memainkan rambutnya. Lalu melepaskan tangan Saga saat dia

    sudah meletakannya di atas tempat tidur.

    Jangan menyentuhku, dasar tidak tau

    malu.

    “ Kau pasti sangat senang hari ini

    kan.” Daniah bertanya singkat. Tentu saja, kau bertemu Helen di danau hijau dan

    duduk berdua bersandingan, kau pasti sangat senang sekarang.

    “ Lumayan.” Aku senang melihat

    wajah-wajah bahagia orang-orang.

    Lihat! Lihat! Kau senang sekalikan.

    Jadi pergi sana, pergi pada helen kenapa kau malah pulang kemari.

    “ kemarilah!” Saga menarik selimut

    agar terbuka, dia ingin Daniah mendekat padanya. Tapi Daniah diam saja, dia

    tidak bergerak ataupun menjawab dengan kata-kata. Dia sedang memberanikan diri

    untuk melakukan aksi protesnya. “Kemari!” karena Daniah tidak bergeming Saga

    menarik selimut dengan keras sampai selimut itu menumpuk dalam dekapannya. Di

    lemparkan selimut itu ke lantai.

    “ Kenapa kau tidur tidak memakai

    baju tidur?” melihat pakaian yang di sembunyikan Daniah di bawah selimutnya

    tadi.

    Lagi-lagi Daniah diam tidak

    menjawab. Dia malah memiringkan tubuhnya. Wahh, ternyata kecemburuan

    benar-benar bisa menjadi bahan bakar keberanian ya. Kalau dalam situasi normal

    jangankan diam sampai Saga mengeluarkan perintah untuk ketiga kalinya. Baru

    berteriak sekali saja nyalinya pasti sudah menciut.

    “ Ganti bajumu!” tapi percayalah

    Saga sudah mulai tergelak sekarang. Dia mulai menikmati suasana hati Daniah

    yang buruk. “ Ganti bajumu dengan baju tidur sekarang!” sudah mulai meninggikan

    intonasi.

    Lihat, sejauh mana kau akan

    membangkang.

    “ Tidak mau!” menarik bantal guling

    semakin erat dalam pelukan.

    Aku pasti sudah gila! Ini pertama

    kalinya semenjak menikah aku berani mengatakan tidak mau di depannya.

    “ Hahaha.”

    Apa! dia tertawa.

    “ Baiklah! Karena aku sedang

    senang, kubiarkan kau membangkang hari ini.” Masih tersisa gelak di udara.

    Sesenang itu ya kau bertemu Helen,

    kalau begitu ceraikan aku dan pergi ke pelukannya sekarang, kenapa kau masih di

    sini. eh, apa yang kau lakukan?

    Saga sudah mendekat, menempelkan

    tubuhnya. Daniah bisa merasakan nafas Saga di punggungnya. Apalagi saat

    laki-laki itu mengulung rambutnya ke atas. Dia sudah menempelkan bibirnya di

    bahunya. Dan meletakan tangannya tepat di atas dada Daniah.

    Kurang ajar, singkirkan tanganmu!

    Tangan itu sudah tidak bisa diam.

    Semakin keras cengkramannya. Daniah menyentuh punggung tangan Saga. Membuat

    laki-laki itu menghentikan gerakanan tangannya. “ Kenapa?” tanyanya.

    “ Tidurlah, kau pasti lelah.” Tapi

    dia memaki dalam hati dengan suara sangat keras. Daniah memindahkan tangan Saga

    ke belakang pinggangnya. Tapi belum dia meletakan tangannya tangannya sendiri,

    Saga sudah kembali ke posisi semula tadi dia meletakan tangan. Lagi-lagi

    melakukan tindakan serupa. Jauh lebih keras dari pada yang tadi. Sambil meringis

    pelan. Lagi-lagi Daniah menghentikan tangan Saga dan memindahkannya ke balik

    punggungnya lagi. Saga mencium punggungnya keras. Dengan bekas warna merah

    tertinggal di sana.

    “ Aku memang membiarkanku sedikit

    membangkang, tapi jangan bersikap kurang ajar juga.” Saat lagi-lagi Saga

    mengembalikan tangannya ke posisi yang tadi, Daniah tidak punya keberanian

    untuk memindahkan tangan itu.

    Hei, jiwa yang sedang cemburu gila,

    beri aku keberanian lagi sialan.

    Tapi tetap dia tidak berani

    menghentikan tangan atau bibir saga yang sudah melakukan aktivitas semaunya.

    “ Apa kau menonton acara peresmian

    tadi?”

    “ hemm.”

    Saga tergelak mendengar jawaban

    Daniah.

    Wahhh, wahh, kenapa aku sesenang

    ini dengan sikapmu ya. Tunjukan kecemburuanmu lebih dari ini.

    “ Apa kau menonton sampai selesai?

    Apa aku terlihat keren di sana.” Semakin memancing, tahu Daniah yang malas

    untuk sekedar menanggapi.

    Huh! Kau mau aku memuji apa. kalau

    kau serasi dengan Helen.

    “ Tentu saja, kau terlihat sangat

    tampan di antara lautan manusia. Helen juga terlihat sangat cantik. Kalian

    terlihat sangat serasi sekali.”

    Aku menyebut nama Helen tapi kau

    malah tertawa. Lihatkan kau masih sangat menyukainyakan. Sekarang lepaskan

    tanganmu jangan menyentuh tubuhku. Biasanya kau akan mencekik atau menciumku

    sampai aku kehabisan nafas kalau aku menyebut nama Helen.

    “ Lepaskan aku!” sebenarnya Daniah

    mengatakannya tidak terlalu keras, tapi karena dia menarik tangan Saga dan

    menjatuhkan tangan itu dengan keras menjauhi tubuhnya membuat Saga mendesah.

    “ Sudah ku bilangkan jaga sikapmu!”

    dia sudah mulai menaikan intonasi suaranya. “ Kau  sedang menolakku sekarang.”

    Daniah mengigit bibirnya keras.

    Bagaimana ini, dia sepertinya

    sangat marah.

    “ ia, kau menolakku!” menuding

    kening Daniah dengan telunjuknya.

    Haha, lihat sampai kapan kau akan

    menunjukan kemarahanmu.

    “ Ia aku sedang menolakmu. Kenapa?

    Kamu marah. Pergi dan temui Helen sana.” Mendorong tubuh Saha yang duduk di

    sampingnya.

    Kecemburuan gila, kenapa dosis

    keberanianmu berlipat ganda begini. Hei, hentikan aku. Kalau laki-laki ini

    benar-benar marah aku bisa mati malam ini juga.

    “ Jangan menyentuhku. Sentuh Helen

    sana!”

    Saga tertawa keras, suaranya

    memenuhi langit-langit kamar. Membuat Daniah menciut, dan tawa itu seperti

    menyadarkannya. Dia melihat tangan yang baru dia pakai mendorong Saga.

    Aku benar-benar sudah gila. Aku

    mendorongnya dalam keadaan sadar.

    “ Baiklah, karena aku sedang senang

    sekarang, aku maafkan pembangkangan dan sikap kurang ajarmu malam ini.” Menjatuhkan

    diri ke samping tubuh Daniah. Masih ada sisa gelak tawa. Dia sudah menaikan

    kakinya. Mendekap tubuh daniah dalam pelukannya. Gadis itu mengoyangkan

    tubuhnya agar di lepaskan. Hanya sejauh itu sepertinya energi kecemburuan yang

    di hasilkan. Karena dia terlihat mulai diam dan membiarkan Saga melakukan apa

    yang ia inginkan.

    BERSAMBUNG

Novel