Chapter 119 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 119

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-15

Han meninggalkan Saga yang tengelam

    dalam pikirannya. Dia keluar dengan pikiran yang terganggu, melihat bintang

    yang berkedip di hp tuan Saga.  Lebih

    terkejut lagi saat mendapati kejadian  yang dia lihat di depan lif.

    Daniah merapat ke tembok, tubuhnya

    yang mungil terdorong menempel di dinding. Sementara satu tangan Helen

    mencengkram baju. Daniah terlihat berusaha melepaskan diri dengan mendorong

    tubuh Helen, tapi sepertinya sia-sia.

    “ Apa yang anda lakukan!”  Han menarik tangan yang di pakai mencengkram

    baju Daniah dengan kuat. Sampai Helen terdengar  mengaduh dengan suara keras. “ Beraninya anda

    menyentuh tubuh nona kami yang berharga.” Han memutar tangan Helen membuat

    gadis itu menjerit.

    “ Sekertaris Han lepaskan! Kau bisa

    mematahkan tangan Helen!” Daniah memukul lengan sekertaris Han yang dipakainya

    memegang tangan helen, agar laki-laki itu melepaskan tangannya. “ lepaskan

    sekarang!” masih terdengar Helen menjerit. “ lepaskan Helen sekarang! Dengar

    tidak!” Daniah semakin merasa frustasi mendengar Helen menjerit. “ Sekertaris

    Han!”

    Han mengibaskan tangannya Saat

    Daniah sekuat tenaga memukulnya. Membuat Helen menarik tangannya menjauh, dia

    terdengar mengumpat sambil memegangi tangannya. Sorot mata permusuhan dan

    kebencian dia tujukan untuk ke dua orang di hadapannya. Walaupun Daniah

    hanyalah sosok korban yang bahkan menyelamatkan hidupnya. Dia membenci kedua

    orang di hadapannya, hampir dengan seluruh nafas kehidupannya.

    Yang satu, wanita tidak tahu malu

    yang sudah merusak kehidupannya, yang satunya laki-laki sial yang sedikitpun

    tidak pernah membuatnya tenang berada di samping Saga. Baik dulu ataupun

    sekarang.

    “ Helen kamu tidak apa-apa?” Daniah

    mendekat dan menyentuh tangan Helen, tapi gadis itu menepisnya. Dia malah

    menatap dengan penuh kebencian. “ Sekertaris sialan! Memang apa hebatnya dia

    sampai kau mendukungnya begitu.” Mendorong Daniah dengan tangannya.

    “ Hati-hati dengan tangan anda

    nona. Itu adalah satu-satunya hal berharga yaang anda miliki untuk hidupkan?

    Sekali lagi anda berani meletakan tangan di tubuh nona kami yang berharga, saya

    akan pastikan anda tidak akan bisa melukis lagi.” Peringatan terakhir Han.

    Tidak hanya membuat Helen gemetar tapi Daniah pun merinding mendengarnya.

    “ Apa kau sudah merasa hebat

    sekarang? Dua tahun lalu Saga juga memperlakukan ku sama seperti dia

    memperlakukan mu.” Seringai mencibir dari bibir Helen, tidak menjawab ancaman

    sekertaris Han. Malah dia berbalik mengancam wanita di depannya dengan

    kata-katanya. “ Tapi lihat aku sekarang, aku bahkan seperti pengemis untuk

    hanya minta bertemu dengannya.” Sekarang tawa kecil muncul di wajah Helen. Dia

    berfikir kalau dia melakukan ini dia bisa selangkah di depan Daniah.

    Mengalahkannya telak, dan membuat gadis itu bimbang. “ Aku akan lihat sampai

    kapan kau akan bertahan di sampingnya.”

    “ Terimakasih sudah mengingatkan

    aku. Kedepannya aku akan sangat hati-hati dan tidak melakukan kesalahan seperti

    yang Helen lakukan.” Daniah tersenyum, ya, dia kan memang selalu hebat kalau cuma

    adu kata-kata. Membuat wajah Helen yang tadinya merasa menang seperti terjatuh

    kembali ke jurang hinaan. Dia tidak menyiapkan sepatah katapun untuk balasan,

    karena berfikir Daniah hanya akan mengigit bibirnya kelu tanpa bisa menjawab.

    Han berteriak memanggil staff

    sekertarisnya, seseorang langsung berlari mendekat. “ Antar dia keluar dari

    gedung ini.” Staff sekertaris menganggukan kepala cepat lalu mendekat ke arah

    Helen. “ Saya harap anda mendengar apa yang tuan Saga katakan tadi.”

    “ lepaskan aku! Aku bisa jalan

    sendiri.” Helen menepis tangan staff sekertaris yang menariknya untuk segera

    berlalu. Daniah menatap kepergian Helen dengan nanar. Ada perasaan sedih

    melihatnya. Bagaimanapun dia tahu, bahwa Helen sedang memperjuangkan

    perasaannya. Terlepas dari kesalahan apapun di masa lalu yang sudah dia lakukan

    pada Saga. Daniah melirik sekertrais Han, laki-laki itu masih terlihat sangat

    menakutkan.

    “ Dimana leela?”

    Daniah tahu pertanyaan itu

    ditujukan padanya. Untuk kali pertama sejak dia bertemu sekertaris Han, dia

    merasa laki-laki di hadapannya ini sangat berbahaya. Pertanyaannya mengadung

    arti kemarahan.

    “ Dimana Leela nona, bagaimana dia

    bisa meninggalkan anda sendirian?”

    Ini berbahaya kan?

    “ Aku menyuruhnya turun dan

    menunggu di kafe di bawah.” Berharap kata-katanya bisa menyelamatkan Leela.

    Wajah sekertaris Han semakin tidak

    suka mendengar yang di katakan daniah.

    “ Jangan memarahinya, aku yang

    menyuruhnya turun. Dia mengantarku sampai naik ke lif.”

    “ Nona, apa anda tahu seberapa

    besar kesalahan leela?”

    Apa! dia kan tidak melakukan

    apapun, lagi pula aku tidak kenapa-kenapa. Aku hanya bertemu dengan Helen dan

    kebetulan dia mendorongku ke tembok. Mencengkram leherku dan mau memukul ku.

    Ya, itu sudah keterlaluan si memang. Tapi kau kan tidak perlu semarah itu.

    “ Baik, aku minta maaf karena tidak

    berfikir, seharusnya aku membiarkan Leela ada di sampingku. Dia sudah

    memperingatkanku, tapi aku yang memohon padanya untuk pergi. Jadi jangan

    memarahinya ya.”

    Han tidak menjawab, tapi sorot

    matanya sama sekali tidak melunak walaupun Daniah sudah menjelaskan.

    “ Lagi pula aku tidak apa-apa.”

    “ Tidak apa-apa? anda tahu kalau

    tuan Saga sampai tahu yang di lakukan Helen hari ini pada anda. Bisa jadi semua

    petugas keamanaan dan staff sekertaris saya tidak akan selamat dari kemarahan

    tuan Saga. Bahkan saya pun.”

    “ Kalau begitu jangan katakan.”

    Daniah menarik lengan baju Han. “ Jangan katakan padanya apa  yang kamu lihat tadi.”

    Hanya itu satu jalan keluar yang di rasa cukup untuk menyelamatkan semua orang.

    Toh Daniah juga merasa dirinya baik-baik saja.

    “ Kalau begitu mulai sekarang ber

    hati-hatilah nona, sedikit saja sesuatu menimpa anda akan ada banyak yang

    celaka.” Suara sekertaris Han datar mengingatkan, mengisyaratkan apa yang dia

    katakan bukan main-main dan sesuatu yang bisa di bantah.

    “ hei apa maksudmu?” wajah Han

    berpaling tidak senang mendengar jawaban Daniah. “ Baiklah, aku paham. Aku akan

    lebih berhati-hati ke depannya.” Tidak jadi membantah, karena situasinya

    mencekam.

    “ Tuan muda pasti sudah tidak sabar

    menunggu anda. Silahkan.”

    Han mengikuti langkah Daniah di

    balik punggungnya.

    Merepotkan sekali, bagaimana Leela

    bisa seceroboh ini. Tunggu, apa aku perlu bertanya apa dia mendengar

    pertengkaran Helen dan tuan Saga tadi ya. Sejauh apa?

    “ Nona.”

    “ Apa!”

    “ Tidak apa-apa. masuklah.”

    Daniah mengeryit namun tidak

    berpaling menoleh.

    Daniah mengangukan kepalanya sopan

    pada staff sekertaris yang berdiri menyambutnya dengan ramah. Lalu dia masuk ke

    dalam ruangan presdir.

    Pertama kalinya Daniah masuk ke

    dalam ruagan presdir Antarna Group.

    Waahh, kantor ini luar biasa.

    Seleranya benar-benar tidak manusiawi. Di bandingkan rukoku. Hiks, kenapa aku

    merasa terhina begini.

    “ Kau sudah datang?”  Saga masih duduk di sofa di mana Han

    meninggalkannya tadi.

    “ Ia sayang.” Menjawab seriang

    mungkin, mengusir gelisah karena kejadian di depan lif.

    Daniah berdiri mematung, binggung

    mau melakukan apa.

    “ Apa yang kau lakukan, kenapa

    hanya berdiri, mendekatlah!” Saga mengulurkan tangannya.

    “ Saya akan menyiapkan makan siang

    anda, silahkan nikmati waktunya.” Han begitu tahu apa yang musti di lakukannya

    di situasi seperti ini.

    “ Hemm.”

    Hei, maksudnya apa!

    Daniah terjatuh di pangkuan Saga

    saat dia menarik tangannya.

    “ Apa yang kau lakukan hari ini.”

    Menyisir rambut Daniah dengan tangannya. Gadis itu mau beringsut dan pindah

    duduk di sofa yang lainnya. Tapi tangan Saga melingkar dan memeluk pinggangnya

    membuatnya tidak bisa bergerak. “ Berapa berat badanmu? Kenapa kau ringan

    begini, aku seperti memangku bantal saja.” Tertawa.

    Hei pendusta, berbohong juga harus

    ada batasannya.

    “ Sayang, aku pasti beratkan, kamu

    sedang meledek ku kan?”

    “ Siapa yang meledekmu. Katakan apa

    yang kau lakukan tadi di rumah.” Memainkan ujung rambut Daniah di pangkuannya.

    “ Aku tidak melakukan apapun.”

    Memang apa yang mau ku lakukan.

    “ Aku hanya di dalam kamar bicara

    dengan Maya dan mengecek kerja karyawanku di toko.”

    “ Itu saja?” mendorong tubuh Daniah

    agar terbangun. Lalu dia juga bangun, menarik tangan Daniah mengikutinya.

    Dia mau membawaku ke mana?

    Sebuah pintu terbuka saat Daniah

    belum selesai dengan pikirannya.

    “ Tempat tidur? Sayang apa yang mau

    kamu lakukan?” sudah panik dan berusaha melepaskan tangan. Saga mendorong tubuh

    Daniah sampai dia jatuh di atas tempat tidur dengan posisi terlentang. “

    Sayang!”

    Saga ikut menjatuhkan diri di

    samping Daniah. Melingkarkan tangan, Daniah memberontak walaupun tidak terlihat

    ia melakukannya dengan mencolok. Saga membenamkan wajahnya dalam pelukan

    Daniah. Menempel di dadanya.

    “ Diamlah! Aku hanya ingin tidur

    memelukmu.” Daniah menghentikan semua gerakan tubuhnya. Terdengar Saga

    mendesah. “ Aku lelah!” mendengar itu Daniah refleks memeluk punggung Saga. Mencium

    kepalanya yang terbenam di dadanya.

    Helen pasti menjadi beban di hati mu

    ya, maafkan aku yang tidak mempercayaimu.

    “ Tidurlah sayang, aku akan tetap

    di sini saat kau bangun.”

    Karena aku tidak akan melakukan

    kesalahan yang sama seperti yang Helen lakukan.

    Bersambung..........

Novel