Chapter 120 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 120

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-16

Tidak bisa di percaya Saga

    benar-benar tidur terlelap dalam dekapan Daniah tanpa melakukan apapun. Rekor

    yang harus di catat sejarah sepanjang hubungan mereka.  Bahkan Daniah pun jatuh sebentar dalam alam

    tak sadarnya. Namun tidak lama dia tertidur karena merasa dirinya terancam. Setelah

    terbangun dia tertawa sendiri, karena Saga masih terlelap dalam dekapannya.

    Bahkan saat dia iseng menarik-narik telinga Saga laki-laki itu tidak mengeliat.

    Dia benar-benar tertidur dengan wajah yang sangat tenang.

    Setelah bangun tidur mereka makan

    siang dengan suasana hangat dan nyaman. Bahkan bagi Daniah situasi ini masih

    terasa canggung, namun ntah kenapa dia merasa sangat menikmati. Perasaan

    malu-malu di hatinya menyeruak. Dia merasa bahagia dengan perlakuan Saga dan

    hatinya menerimanya sebagai ketulusan Saga. Mungkin cacian Helen dan ancaman

    Helen yang ia dapatkan tadi memang menjadi bukti semua hubungan Saga dan Helen

    sudah berakhir. Hingga Daniah bisa bernafas lega. Semua ketakutannya seakan

    berlarian meninggalkannya.

    “ Pulanglah!” kecupan lembut di

    pipi Daniah. Setelah makan siang selesai.

    “ Apa aku  boleh mampir ke

    toko?” Mencari celah lolos dari masa percobaan. Memanfaatkan situasi, dengan

    mempertimbangkan suasana hati Saga yang sedang sangat baik.

    “ Hei, kau lupa sedang masa

    percobaan hukuman. Melanggar sekali saja ku anggap kau gagal dalam masa

    percobaanmu ya.” Menghardik keras lewat kata-kata.

    “ Maaf. Aku hanya bercanda.”

    Memeluk Saga tanpa di sadari. Sepertinya akhir-akhir ini tubuhnya punya refleks

    yang baik untuk menyelamatkan diri dengan baik. “ Aku akan pulang dan

    menunggumu. Terimakasih sudah mengajak ku makan siang.”

    “ Nah begitu kan manis." Kecupan lembut di kepala Daniah." Han ambilkan

    barang-barang yang kamu ambil di ruko tadi.” Daniah binggung, mengikuti langkah

    sekertaris Han. “ Kenapa kau menyimpan semua hal berhargamu di ruko?”

    Daniah terkejut ketika melihat apa

    yang di bawa sekertaris Han.

    “ Kamu bisa menyimpan dan meletakan

    itu di manapun kamu mau di rumah.” Lembut Saga memeluk Daniah yang sudah merasa

    haru menyeruak di hatinya.  Kenangan berharga

    milik ibunya, yang hanya bisa tersimpan di gudang di sudut rumahnya. Dan betapa

    terhiburnya ia saat Saga pun menganggap itu adalah sesuatu yang berharga

    baginya.“ Han akan mengantarmu ke bawah.”

    “ Eh ia, makasih sayang.” Daniah

    memberikan ciuman lembut di pipi Saga, lagi-lagi membuat laki-laki itu

    terkejut. “ Aku akan menunggumu di rumah.”  Tidak semudah itu Saga melepaskan Daniah

    setelah ciuman di pipinya. laki-laki itu merasa ciuman di pipi yang di lakukan Daniah tanpa ia minta adalah sesuatu yang sangat berharga, yang harus ia balas ribuan kali lipat.

    “ Keluarlah dulu Han.” Saga menarik

    tangan Daniah. Han paham lalu dia melangkah keluar, dan menutup pintu tanpa

    suara.

    Terjadilah, hal yang harus terjadi.

    Daniah merapikan rambutnya lagi.

    Dengan wajah merah padam. Dia keluar dari ruangan presdir.

    Kenapa dia sensitif sekali si kalau

    aku mencium pipinya. Aku kan hanya berterimakasih, kamu kan tidak perlu

    membalasnya dengan seribu ciuman juga.

    Leela sudah menunggu di depan

    pintu. Dia menerima figura besar di tangan sekertaris Han lalu mengikuti

    langkah Daniah.

    “ Leela sudah makan?” di dalam lif.

    Han ikut membawa kotak berdiri paling belakang.

    “ Sudah nona.” Menjawab singkat

    sambil mencari pandangan ke arah lain agar Daniah tidak bisa bersitatap mata

    dengan nya.

    “ Baiklah, kita langsung pulang ya.

    Lagian aku gak bisa ke mana-mana.”

    Sekertaris Han tidak bicara apa-apa

    selama di dalam lif, sampai dia meletakan barang-barang di dalam bagasi

    belakang dengan hati-hati. Dia membukakan pintu depan untuk Daniah. Menunggu

    sampai Daniah masuk.

    “ Selamat jalan nona.”

    “ Terimakasih.”

    Daniah melirik Leela dan sekertaris

    Han bergantian, mereka bahkan tidak saling menyapa.

    Dalam perjalanan pulang. Sebenarnya

    Daniah ingin sekali mampir ke tokonya. Tapi mengingat ancaman Saga tadi membuat

    nyalinya menciut. Dia terlihat berfikir lama, dan tengelam dalam lamunannya

    cukup lama. Kembali mengingat semua kejadian yang terjadi di gedung Antarna

    Group. Semua. Dari kedatangannya tadi sampai dia bertemu Helen. Daniah menoleh

    pada Leela yang juga diam saja.

    Hei, ada apa denganmu.

    Daniah menyentuh tangan Leela

    memintanya menghentikan kendaraan. Lalu dia meraih dagu Leela dia melihat pipi kiri  gadis itu memerah, bahkan ada luka kecil

    di sekitar bibirnya sebelah kanan. Kalau dia menunduk atau memalingkan wajah

    Daniah bahkan tidak akan menyadarinya.

    “ Ada apa dengan wajahmu?”

    Memeriksa dengan teliti.

    “ Tidak apa-apa nona, saya hanya

    terjatuh.”

    Daniah mengeryit tidak percaya,

    bagaimana Leela bisa memakai alasan jatuh. Kalau dia sendiri yang jatuh dia

    akan percaya.

    “ Jatuh, di mana? Kamu baik-baik

    saja tadi. Apa sekertaris Han yang melakukan ini.”  Daniah menguncang tubuh Leela agar bicara

    jujur. “ Dia yang memukulku kan.” Bicara dengan suara keras. Daniah merasa

    sangat  kesal, bagaimana bisa sekertaris Han melakukan ini.

    “ Tidak nona.”

    Bahkan sampai akhir Leela hanya

    menutup mulutnya membuat Daniah merasa bersalah.  Karena dia Leela harus menerima hukuman. Bahkan

    ini bukan kesalahannya. Geram rasanya memikirkan wajah sekertaris Han, ingin

    dia wajah itu karena kesal. Saat sudah sampai di rumah, Daniah segera

    masuk ke dalam rumah. Meminta alat kompres untuk di tempel di pipi Leela. Dia

    menarik tangan Leela untuk duduk. Di depannya sudah ada kotak obat.

    “ Maaf.”

    “ Nona tidak melakukan kesalahan

    apapun, tidak perlu minta maaf.” Duduk diam, dan membiarkan Daniah melakukan

    apapun yang ia inginkan, sekedar mengobati rasa bersalahnya.

    “ Bagaimana ini bukan salahku. Aku

    yang menyuruhmu turun tadikan, memaksa mu tidak mengikutiku. Cih, bagaimana dia

    bisa memukulmu begini. Maafkan aku Leela.” Menyentuh pipi Leela.

    “ Ini bukan kesalahan anda atau

    sekertaris Han nona ini semua salah saya.”

    “ Memang apa salahmu?” Berteriak

    juga akhirnya. Jelas-jelas ini salahnya, begitu Daniah berfikir. Kalau dia

    membiarkan leela di sampingnya tadi. Sekertaris Han pasti tidak akan melihatnya

    terpojok di hadapan Helen.

    “ Saya seharusnya tidak

    meninggalkan anda apapun alasannya. Anda pasti takut sekali tadi.” Sorot mata

    penuh penyesalan Leela semakin membuat Daniah merasa bersalah,

    “ Hei, memang apa yang dikatakan sekertaris sialan itu.” Mengoleskan salep

    dingin di dekat bibir Leela, dan mengusapkan perlahan dan tipis-tipis di pipi

    yang memerah.

    “ Nona Helen yang hampir memukul

    anda.”

    “ Apa dia bilang begitu. Helen

    tidak memukulku Leela. Dia hanya mendorong ku ke dinding dan mencengkram

    bajuku. Begini.” Daniah menarik bajunya sendiri, memperagakan apa yang di

    lakukan Helen tadi. “ Dan aku tidak selemah itu kali sampai membiarkan dia

    memukulku. Walaupun aku kalah besar dan tinggi darinya tapi aku juga tidak mau

    di pukul sama dia kan.”

    Ada apa dengannya, kenapa sekarang

    dia yang telihat  sangat kesal.

    “ Maafkan saya nona, saya sudah

    melakukan kesalahan yang sangat besar.” Lagi-lagi Daniah merasa frustasi jika

    Leela atau sekertaris Han mengatakan ini.

    Cih, memang apa yang akan di

    lakukan tuan Saga si kalau sampai aku terluka. Aku penasaran sekaligus takut.

    “ Hei, aku tidak apa-apa.”

    “ Kalau tuan muda tahu.” Daniah

    langsung memotong kata-kata Leela.

    “ Jangan katakan apapun di

    depannya. Aku tidak mengatakan kalau aku bertemu Helen tadi padanya. Jangan

    mengungkitnya. Leela sepertinya aku sudah membuat kesalahan besar ya. Maafkan

    aku.” Daniah semakin merasa bersalah.

    Tadinya dia benar-benar

    megesampingkan semua perkataan sekertaris Han, tapi mendengar apa yang di

    katakan leela, sepertinya kata-kata sekertaris Han terdengar sangat masuk akal.

    “ Kalau sampai tuan muda tahu, saya mungkin tidak akan selamat dari

    kemarahannya.”

    Cih, aku penasaran juga apa yang

    akan di lakukan tuan Saga kalau dia marah padamu. Tapi kalau sampai dia marah

    padamu, bagaimana nasib karyawan-karyawan yang lain.

    Sekali lagi Daniah hanya bisa

    mengigit bibirnya kelu, dia merasa bagaimana Saga memperlakukannya sangat

    berlebihan. Caranya mencintai, atau caranya melindunginya sampai akpan Daniah akan terbiasa dengan situasi semacam ini.

Novel