Chapter 126 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 126

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-12

Kencan ala rakyat biasa di mulai. Rencananya Daniah akan mengerjai Saga untuk mengenalkannya pada kehidupan rakyat biasa. Tapi benarkah yang terjadi akan demikian, atau sebaliknya.

    “ Bawa ini sayang.”Daniah

    melingkarkan tasnya ke leher Saga, laki-laki itu tampak binggung melihat tas

    Daniah yang melingkar di lehernya. Lebih-lebih saat istrinya tidak menunggu

    persetujuannya.

    “ Hei, kau mulai kurang ajar begini

    ya.” Menunjuk tas yang melingkar di leher dengan matanya. Menatap kesal.

    “ aaaa, sayang begini memang kalau

    kencan rakyat biasa. Laki-laki biasanya memegang tas perempuannya. hehe.” Agak memalingkan

    wajah, supaya tidak terlihat kalau sedang tersenyum menahan kebohongan.

    Kapan lagi kan aku bisa mengerjai

    mu. Hehe.

    “ Cih!” mendengus.

    “ Kalau tidak mau ya sudah.” Daniah

    sudah memegang tali tas dengan kedua tangannya. Mau mengambilnya.

    “ Lepaskan!” menepis tangan Daniah

    agar melepaskan tali tas. ‘’ Mau apa kamu?”

    “ Aku mau membawa tas ku sendiri

    sayang.” Tersenyum.

    “ Kenapa? Kamu tidak mau aku

    membawa tasmu? Ia.” Mulai kesal kan.

    Bukan! Tadikan kamu yang tidak mau.

    Dasar! Kata-kata selalu tidak bersinergi dengan perbuatan.

    “ Kalau begitu tolong bantuannya ya

    sayang.”

    Haha, dia lucu sekali. Aku akan

    balas dendam mengerjaimu hari ini ya. Kenapa dia jadi terlihat manis begitu

    dengan tas ku di lehernya. Aku tidak akan di penggal sekertaris Han kan karena

    mengerjai tuannya.

    “ Eh pak sopir kenapa mengikuti

    kami?” Daniah mulai terganggu, ketika sekertaris Han bahkan berada di radius

    kurang dari lima meter dari jarak mereka berdua berdiri sekarang.

    Kalau kamu ikut dia tetap tuan Saga

    donk bukan suamiku.

    “ Jangan bicara padanya!” menarik

    tangan Daniah. “ Biarkan dia, dia pasti tidak punya kerjaan karena mobilnya

    sudah ku sewa seharian ini.”

    “ Jangan ikuti kami!” Daniah

    menuding sekertaris Han lalu menuding matanya. Jangan mengawasi kami, begitu

    dia berteriak dalam hati.

    “ Saya cuma mau jalan-jalan

    menghabiskan waktu saja nona. Silahkan kalian nikmati kencan kalian.”

    Selamat bersenang-senang dan

    membalas tuan muda nona. Rugi sekali kan kalau saya tidak menonton drama ini

    langsung.

    Mereka berdua akhirnya benar-benar

    memutuskan tidak perduli dengan keberadaan sekertaris Han. Cuma Daniah yang

    berusaha. Saga sendiri selalu tidak pernah terganggu dengan keberadaan

    sekertaris Han di sampingnya. Walaupun laki-laki itu menempel seperti permen

    karet menggangu, Saga tidak pernah merasa terganggu sedikit pun.

    “ Pakai topimu dengan benar!”

    menarik sampai semua bagian wajah Daniah tertutup.

    “ Sayang aku tidak bisa melihat.”

    Sudah gila ya, yang mencolok itu wajahmu.

    Lihat, orang-orang sudah mulai melirikmu kan.  Tampan, tinggi. Sempurna.

    “ Aku akan jadi mata untuk mu.

    Pegang tangan ku.”

    Haha, apa dia bilang. Belajar dari

    mana dia gombalan beginian. Aku bahkan tidak mengajarinya.

    “ Kenapa mereka melihat mu? Aaaa,

    bisa gila aku karena kesal melihat mereka melirikmu terus. Katakan kau mau

    membeli apa biar Han yang membelikannya untuk mu! Ayo segera keluar dari sini.

    aku mau kencan di tempat yang tidak ada orang lain.” mulai deh banyak sekali

    bicara.

    “ Sayang, bukan aku yang mereka

    lihat.”

    “ Lalu siapa? Dari tadi mereka

    melihat ke arah kita.” Kesal.

    Kamu, kamu, kamu yang dilihatin

    mereka. Wajah tampan dan tinggi sempurna mu itu yang sedang di nikmati mereka.

    Aku ini cuma kantong kresek terlihat dari sudut pandang mereka tahu.

    “ Tapi kan janji kalau kencan hari

    ini kencan rakyat biasa. Aku yang lebih berpengalaman di sini, jadi ikuti saja

    aku. Ayo!”

    Mendengar itu Saga menghentikan

    langkah kakinya, dia mengibaskan tangan Daniah yang memegang tangannya. Gadis

    itu berbalik panik.

    Apa lagi si!

    “ Jadi sudah dengan siapa saja kamu

    kencan ala rakyat biasa begini.” Suara Saga sudah berubah “Jangan-jangan kamu

    sudah pernah kencan di sini, dan mengulangnya dengan ku?” terdengar tidak suka

    dari nada bicaranya.

    Lho, kenapa jadi aku, seharusnya

    aku kan yang mengerjaimu. Kenapa belum apa-apa aku sudah kena begini.

    “ Bukan begitu,” mendekat dan

    memeluk Saga. “ Ini juga pertama kalinya aku kencan dengan laki-laki.” Diam

    sebentar menatap Saga. Wajahnya belum melunak sama sekali. “ ini juga pertama

    kalinya aku kencan dengan laki-laki yang aku sukai.” Memalingkan wajah malu.

    “Aku tidak punya waktu untuk kencan seperti ini dulu, kami sibuk mencari uang.

    Mantan.”

    “ Diam! Jangan bicara tentang

    mantan pacarmu.” Mencium kepala tertutup topi itu. “ Baiklah, karena ini kencan

    pertama mu dengan laki-laki yang kamu sukai. Aku akan berbaik hati menuruti

    semua maumu.”

    Haha, kena kau. Aku tahu kamu Cuma fokus

    di kata-kata kencan dengan laki-laki yang ku suka kan.

    “ Janji ya.”

    “ hemm.”

    “ Ayo jalan.”

    Daniah menarik lengan Saga keluar

    dari toko.

    “ Hei tunggu, aku mau membelinya

    untuk mu.”

    “ Ssstttt.” Daniah menutup mulutnya

    dengan jari agar Saga diam dan mengikutinya saja. “ Bagaimana bisa mereka

    menjual dengan harga semahal itu.”

    “ Terserah dengan harganya, yang

    penting kamu kan suka.” Gusar. “ Ayo kembali, aku belikan kalung itu.”

    Daniah mengeleng tidak mau.

    Week, kesal kan kamu. Memang ini

    yang namanya jalan-jalan cuci mata doank kok. untuk jutawan sepertimu menghabiskan waktu dengan cara ini pasti mengesalkan.

    “ Hei, kau tidak waras ya. Sudah

    berapa kali kita masuk toko, tidak ada satu barang pun yang kamu beli.” Mulai setengah

    berteriak karena kesal. Beberapa orang berhenti melihat perdebatan mereka. Tapi

    segera menyingkir ketika Saga dengan sorot mata kesalnya melihat mereka.

    “ Haha, sayang ini lah seninya

    kencan rakyat biasa. Kamu tidak perlu modal untuk membuat pasanganmu bahagia.

    Cukup ajak dia cuci mata saja sudah senang kok.” Daniah secara paksa mendorong

    tubuh Saga berjalan menjauh dari toko yang untuk kesekian kalinya dia masuki cuma

    untuk melihat-lihat.

    Aku akan membuat kaki mu pegal

    sampai mau copot. Haha.

    “ Ayo beli camilan.” Menarik tangan

    supaya Saga mengikuti langkah kakinya menuju food court mall.Saga mengeluarkan

    ponselnya dia mengetikan sesuatu, sambil mengimbangi langkah kaki Daniah di

    sampingnya.

    “ Beli semua barang yang di tunjuk

    daniah di toko yang kami masuki tadi. Semua!” pesan terkirim. Kata semua dengan

    tanda seru, mengisyarak kan jangan sampai terlewat satu item pun.

    Mereka menghentikan langkah setelah

    melihat deretan stand makanan. Bau dan aroma makanan bercampur. Ada yang

    mendominasi kuat sampai beberapa radius aromanya tercium. Mengoda para

    pelanggan mendekat.

    “ Sayang pesan makanan di sana ya.

    Kemarikan tasku, aku tunggu di kursi itu ya.” Daniah menunjuk kursi di dekat

    jendelan. Saga terlihat binggung. Kenapa dia yang harus pesan.

    “ Kenapa aku yang pesan?” bertanya

    serius.

    “ Karena begitu seharusnya. Tidak

    mau ya? Kalau begitu.” Daniah sudah mau mengalah, biar dia memilih makanan.

    “ Duduk! Biar aku yang pesan.

    Jangan bergerak kemanapun. Turunkan topimu lagi.” Menarik topi Daniah turun.

    Ia, ia. Walaupun kesal tetap Daniah

    menurunkan topinya.

    Cih, jelas-jelas semua orang sedang

    meliriknya, kenapa aku yang di suruh menutupi wajahku.

    Daniah sudah menunggu di kursi. Ramai

    pengunjung dan ramainya antrian. Dia mengeluarkan hpnya. Mengambil foto Saga

    dari kejauhan. Momen pertama kalinya dalam hidup Saga, mengantri  membeli makanan.

    Untuk pertama kalinya dalam hidup

    Saga. Dia memesan minuman sendiri. Canggung memilih menu. Namun pelayan wanita

    di depannya dengan suka cita membantu. Dia terlihat tersenyum jauh lebih ramah

    dari pada dengan pelanggan sebelumnya.

    “ Ada lagi kak?”

    Saga menunjuk satu boks camilan

    yang terlihat seperti bola-bola bakso di goreng dan juga satu cake coklat yang

    terlihat enak.

    Sigap pelayan itu menyiapkan

    pesanan.

    Berhasil, Berhasil. Begini kan

    caranya. Huh! Apa kamu pikir aku tidak bisa melakukan hal seperti ini. Meremehkan

    sekali.

    Saga membawa nampan berisi makanan dan

    minumannya. Daniah yang melihat dari kejauhan tidak bisa tidak untuk tidak

    mengabadikan momen bersejarah ini. Banyak sekali foto yang dia ambil. Saat Saga

    berjalan ke arahnya dengan kesusahan membawa nampan berisi makanan.

    Prok, prok, prok. Daniah bertepuk

    tangan kecil saat Saga sampai di tempat duduk dan meletakan nampan. Sukses

    mendarat dengan sempurna tanpa ada satupun makanan dan minuman yang tercecer.

    “ Terimakasih sayang. Kamu hebat

    sekali.” bertepuk tangan kecil lagi, menunjukan pujian dan kebanggaan.

    “ Huh! Hanya seperti ini saja.

    Gampang.” Tapi dia membusungkan dada bangga dengan wajah merona bahagia.

    Membuat Daniah senyum.

    Dia benar-benar merasa bangga.

    Mengemaskan sekali.

    “ Kau senang?” Tanya Saga. Daniah

    mengangukan kepalanya berulang.  Saga

    meraih minumannya, dia sengaja membeli dengan dua rasa berbeda. Dua-duanya dia

    cicipi semua, lalu menyerahkan salah satunya. Pada Daniah. “ Seharusnya aku cuma

    pesan satu ya, biar kita bisa berbagi bibir.”

    Huh! Kau bahkan sudah menyedot

    semuanya, masih bilang begitu.

    “ Sayang, apa kau menyuruhnya

    mengikuti kita.” Daniah melihat sekertaris Han menuju ke tempatnya duduk. Dia

    melewatinya hanya mengangukan kepala sedikit.

    “ Tidak, mungkin dia haus. Jangan

    perdulikan dia. Lihat aku, hanya lihat aku!” menarik-narik tangan Daniah agar

    gadis itu hanya melihatnya.

    “ Ia, ia.” Hup memakan camilan yang

    dibeli Saga. Daniah sudah meletakan satu bola-bola bakso di depan mulut Saga.

    Laki-laki itu mengeleng. “ Hemmm. Buka mulut. Seharusnya sekarang.” Daniah

    belum menyelesaikan kalimatnya Saga sudah membuka mulutnya.

    “ Puas!” mengunyah makanan yang

    dimasukan Daniah ke mulutnya.

    “ Hehe.”

    Puas donk, biasanya kamu tidak

    pernah makan jajanan beginian kan. Habis ini kita kemana lagi ya?

    BERSAMBUNG

Novel