Chapter 129 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 129

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-13

Pagi hari ini cuaca cerah di

    kalahkan semangat dan keceriaan Daniah. Dia punya energi berkali lipat dari

    biasa dia berangkat bekerja. Bagaimana tidak, setelah seminggu akhirnya dia

    bisa kembali beraktifitas normal seperti biasanya.

    Daniah sudah ada di dalam mobil

    yang melaju dengan kecepatan sedang. Leela selalu terlihat ceria setiap waktu,

    menyegarkan suasana.

    Daniah menampar kaca mobil dengan

    pandangannya, pikirannya jauh berlarian ke masalah Jenika semalam. Dia bahkan

    belum mencoba bertanya pada Raksa, semalam dia tidur dalam pelukan suaminya

    setelah bicara dengan Jen.

    Sudahlah! Kita selesaikan satu

    persatu. Tuan Saga juga berjanji membantu menjelaskan pada Jen nanti. Walaupun

    caranya masih membingungkan. Dia mau memberi waktu Jen untuk berjuang. Aaaa,

    tapi kalau hanya membuat jen terluka bagaimana. Baiklah, aku akan coba bicara

    dengan Raksa nanti.

    Daniah menoleh pada pada Leela yang

    masih fokus mengemudi.

    “ Leela, nanti ingatkan aku untuk

    menonton tv ya. Katanya tuan Saga akan ada interview langsung. Aku di suruh

    menonton, kalau perlu di suruh merekam. Kalau  kau sampai tidak nonton, habis kau nanti malam. Begitu dia mengancamku

    tadi. Hiks.  Memang mau pamer apa lagi

    si.” Sudah mengeluh pagi-pagi pada Leela. Teringat pesan Saga saat dia

    mengantarnya memasuki mobil pagi tadi.

    “ Ia nona, nanti saya pasti

    ingatkan.”

    Kalau sampai nona tidak menonton

    saya pasti di hukum di kirim ke antartika untuk membuat patung es, atau bahkan

    lebih parah dari itu.

    “ Maaf ya Leela karena aku kamu

    harus bekerja seperti ini. “ Daniah terdengar serius dengan ucapannya. Setelah bertanya

    pada Jen, dia sedikit tahu kalau sebenarnya Leela termasuk jajaran penting dan

    orang kepercayaan tuan Saga. Tapi karenanya, dia harus menjadi sopir seperti

    ini.

    “ Kenapa nona minta maaf, pekerjaan

    saya ini sangat penting di mata tuan muda.” Leela menjawab ringan, tanpa merasa

    terbebani sedikitpun. Dia seperti mengatakan, saya senang dengan pekerjaan

    saya. “ Saya bahagia kalau bisa menjalankan tugas yang tuan muda berikan untuk

    saya.” Lagi-lagi kata-kata Leela terdengar sangat tulus.

    “ Tapi kan tetap saja, seharusnya

    kamu ada di perusahaan kan, bukannya bekerja seperti ini. Apa mau aku bicara

    pada tuan Saga, supaya kamu di pindah tugaskan di tempatmu yang seharusnya.”

    Aku tahu kamu salah satu pegawai

    penting di Antarna Group, bagaimana bisa kamu cuma bersamaku seperti ini.

    “ Tidak apa-apa nona, sebenarnya

    kalau sampai nona mengatakan pada tuan muda untuk menganti saya, malah saya

    akan mendapatkan hukuman nanti.” Tersenyum.

    “ Kenapa?” Daniah jelas protes,

    kenapa Leela harus di hukum.

    “ Karena saya tidak bisa belerja

    dengan baik, jadi nona minta ganti sopir dengan yang lain. Mungkin saya

    benar-benar akan di buang ke pedalaman desa untuk instropeksi diri.”

    Daniah langsung syok mendengar

    kata-kata Leela.

    “ Hei, tidak mungkin kan. Memang

    tuan Saga sejahat itu.” Menyentuh bahu Leela. “ Aku tidak akan mengatakan

    apa-apa di depan tuan Saga. Maaf ya, kalau aku selalu menyusahkanmu.”

    Ya ampun nona benar-benar polos

    sekali. Tapi benar-benar mengemaskan si. Berbeda dengan helen, anda sungguh

    jauh berbeda dengan wanita yang dulu dekat dengan tuan muda. Dan ntah kenapa

    saya senang sekali karena anda, karena nona lah yang harus saya layani, bukan

    wanita itu.

    “ Leela sudah punya pacar?” tepat

    mobil memasuki halaman ruko.  Daniah

    sudah membuka pintu mobil sendiri.

    “ Saya sudah menikah nona.”

    “ Apa!”

    Menutup pintu lagi. Daniah menatap

    Leela serius.

    “ Benar-benar sudah menikah!”

    protes tidak percaya. Leela masih terlihat seperti anak-anak bebas yang sedang

    menikmat hidupnya. Sementara Leela hanya mengangukan kepala lalu keluar dari

    mobil. Berjalan cepat membukakan pintu mobil untuk Daniah.

    “ kenapa anda kaget begitu nona?

    Sejujurnya usia kita sama, hanya berbeda bulan saja. Tapi kita lahir di tahun

    yang sama.” Menjelaskan.

    Hah! Benarkah. Dia yang terlihat

    imut atau aku yang terlihat lebih tua dari usiaku.

    “ Tapi nona malah jadi terlihat

    seperti usianya di bawah saya ya?” tertawa ceria. Mengikuti langkah kaki

    Daniah.

    “ Hei, berbohong juga ada

    batasannya Leela, jangan bicara sembarangan.” Mendorong bahu Leela, malu

    sendiri dengan yang di katakan leela.

    Memang aku terlihat semuda itu apa.

    Sudah seperti anak-anak yang di

    tinggal kabur orang tuanya, dan sekarang melihat ibu mereka berdiri di depan

    pintu sambil tersenyum lebar. Antara kesal dan kangen membuncah menjadi satu.

    Mereka meninggalkan pekerjaan mereka masih-masih dan datang memeluk Daniah.

    Tika yang paling lama. Sampai Daniah menepuk-nepuk punggungnya dia baru

    melepaskan pelukannya. Leela menonton adegan itu frustasi. Tapi tetap tidak

    melakukan apa-apa, karena merasa nonanya juga terlihat tidak terganggu. Dia malah

    terlihat sama bahagianya.

    Leela sudah sedikit memperlebar

    sentuhan yang di izinkan untuk sesama perempuan. Walaupun dia masih menunjukan

    sorot mata tidak suka.

    “ Terimakasih Tika, kamu sudah

    bekerja sangat keras seminggu ini.” Giliran Daniah yang meluapkan harunya.

    Bagaimanapun dia sudah menyerahkan tanggung jawab toko sepenuhnya pada Tika.

    Selama seminggu ini Tika sudah menghandle banyak sekali pekarjaan. “

    Terimakasih ya.” Puk, puk menepuk punggung Tika dengan penuh terimakasih.

    “ Tapi mbak Niah sudah sehat

    beneran kan?” Masih terlihat cemas.

    “ Hehe, ia aku sudah baikan.”

    Daniah terpaksa berbohong mengatakan kalau dia sedang tidak enak badan. Jadi tidak

    bisa datang ke toko. Tidak mungkin kan kalau dia mengaku di hukum suaminya

    karena ketahuan minum pil kontrasepsi.

    Jiwa-jiwa polos karyawanku.

    “ Jangan-jangan mbak Niah lagi

    hamil ya!” Celetukan seorang karyawan langsung di sambut keributan. Membuat

    hati daniah ngilu. Membicarakan kehamilan hanya mengingatkannya tentang pil

    kontrasepsi yang dengan beraninya dia telan. Walaupun masalah itu sudah lewat,

    namun kalau mendengar kata hamil maka otomatis kata pil kontrasepsi akan ikut

    menempel di belakangnya dia masih sedikit trauma.

    “ Tidak-tidak. Aku belum hamil.

    Benar, kemarin hanya tidak enak badan. Sudah bubar semua ayo mulai kerja.”

    Mendengar instruksi itu mereka langsung bubar dan mulai bekerja lagi. Tidak

    merasa aneh ketika melihat Leela langsung bergabung tanpa canggung seperti

    biasa. Padhal dia juga sebenarnya tidak pernah datang selama Daniah tidak

    datang, tapi ntah kenapa para karyawan Daniah tidak merasa aneh dengan itu.

    Sambil bekerja mereka juga masih sibuk berbincang tanpa canggung.

    Daniah mengikuti Tika dan karyawan

    lainnya naik ke lantai dua. Menerima laporan pertanggung jawaban yang di

    berikan Tika selama seminggu ini. Beserta semua catatan omset dan pengeluaran

    uang untuk membayar semua barang suplayer yang masuk selama Daniah tidak ada.

    “ Mbak Niah sudah sehat benar?

    jangan memaksakan diri.” Tika mengulang pertanyaan yang sama lagi.

    “ Aku benar-benar sehat luar biasa

    Tika, jangan cemaskan aku. Aku juga kangen mau bekerja.” Aku kangen kalian

    tahu, begitu pekik hati Daniah.

    “ Tapi seminggu gak ketemu mbak

    Niah sudah kelihatan jauh berbeda lho.” Tika menyengol dagu Daniah girang.

    “ Apa?” meraba pipi dan wajahnya

    sendiri.

    “ Mbak Niah kelihatan jauh lebih

    cantik. Hehe.Ciee, jangan-jangan bukan sakit ya, mbak Niah bulan madu yang ke

    dua dengan tuan Saga ya. Cieeee, mana oleh-oleh nya.” Tertawa sendiri

    seenaknya, yang lainnya sudah ikut-ikutan berisik dan ber cieee, cieee.

    Daniah Cuma bisa tergelak. Tapi semburat

    malu muncul juga di wajahnya.

    Ia, kami bulan madu si tapi cuma di

    dalam kamar.

    “ Sembarangan. Mana ada yang

    begituan.” Menyudahi gelak tawa Tika, sampai harus di tutup mulutnya,

    untuk menghentikannya mengoda.

    Siang bergulir dengan cepat. Aktivitas

    rutin di ruko berjalan dengan lancar. Saatnya makan siang. Tika mengikuti

    langkah Daniah saat dia mengajaknya untuk membeli makan siang. Sementara Leela

    mengikuti tanpa di minta. Walaupun tidak di inginkan dia tidak tahu malu dan

    mengekor kemana Daniah melangkah. Mereka sudah membeli banyak sekali makaan.

    Semua tangan memegang bungkusan makanan. Termasuk cilok yang di rindukan  Daniah selama seminggu ini.

    Waktunya makan siang. Jangan lupa

    makan siang ya, rehat dari aktivitas dulu sebentar dan makan.

    Semua sudah berkumpul di lantai dua

    sambil  menghadapi makanan masing-masing.

    Tv sudah menyala sedari tadi. Acara yang akan menampilkan Saga sudah di mulai

    dari tadi. Tapi laki-laki itu belum muncul.  Acara penting yang harus di tonton Daniah. Dia

    bahkan sudah di ancam tadi bahkan di suruh merekam segala.

    Dia mau apa si, apa aku di suruh

    evaluasi penampilannya nanti. Cih. Aku kan tinggal jawab ia kamu tampan sekali

    suamiku. Bereskan. Hehe. Tapi dia gak akan ngasih pertanyaan tentang apa yang

    dia omongin di tv kan. Memang dia mau ngomong apa nanti. Bisnis, mana aku tahu

    perihal begituan kan.

    Makan sambil berfikir keras.

    “ leela, apa kamu bisa merekamnya

    nanti kalau pas tuan saga Live?” Daniah menyengol Leela di sampingnya. Ngeri

    dengan pikirannya yang sudah berlarian kemana-mana. Kalau sampai dia ditanya

    tentang isi pembicaraan Saga bisa barabe kalau dia tidak bisa menjawab.

    “ Baik nona.”

    Leela meletak kan makanannya lalu

    berjalan mendekat ke tv. Tidak tahu apa yang dia lakukan. Yang lain juga tidak

    terlalu memperhatikan. Sibuk dengan pembicaraan mereka dan makanan mereka juga.

    “ Sudah nona, nanti kalau tuan Saga

    live sudah terekam.”

    “ Hah, memang apa yang kamu lakukan

    tadi?”

    Selama ini dia nonton tv ya cuma

    nonton aja, memang bisa ya sekarang tv di pakai merekam.

    “ Leela nanti kamu bantu

    ingat-ingat apa yang di bilang tuan Saga ya.” Bicara pelan di samping telinga

    Leela. “ Perasaanku mengatakan dia bakal bilang aneh-aneh terus mengetesku.”

    “ Ia nona. Tapi nona tidak bisa

    menjawab juga pasti tidak apa-apa.”

    Hei, kamu tidak tahu kan kalau dia

    sedang kesal di tempat tidur bagaimana kelakuannya.

    “ Pokoknya bantu aku mengingat apa

    yang dia bilang ya.” masih menarik lengan Leela meminta kepastian bantuan.

    “ Ia nona.” tersenyum hangat meyakinkan.

    Kalau anda sepolos ini di depan

    tuan muda, pantas saja dia sangat tergila-gila pada anda nona. Saya bahkan

    tidak perlu mencatatnya, yang di sampaikan tuan Saga nanti pasti akan anda

    ingat seumur hidup anda.

    Leela menghabiskan makanannya, sambil melihat layar tv.

    BERSAMBUNG

Novel