Chapter 130 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 130

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-13

Ruang tunggu VVIP stasiun tv.

    Tempat Saga akan tampil secara live melakukan wawancara eksklusif. Sangat jarang

    peristiwa semacam ini terjadi. Dia sangat jarang muncul di publik untuk

    mewakili Antarna Group. Tapi ntah kenapa permohonan yang sudah beberapa bulan

    di ajukan pihak stasuin tv untuk mendatangkan perwakilan Antarna Group di

    sambut oleh perusahaan. Bahkan mereka mengatakan kalau Presdir Antarna Group

    akan tampil sendiri.

    Stasuin tv mempersiapkan semua hal

    untuk hari bersejarah ini. Bahkan ruan tunggu VVIP ini di buat khusus untuk

    menyambut presiden Antarna Group. Pertanyaan yang sudah di setujui untuk di

    tanyakan juga telah siap. Walaupun mereka agak sedikit kecewa, karena tetap

    saja tuan Saga menolak pertanyaan yang sifatnya kehidupan pribadinya.

    Masih di ruang tunggu. Saga berdiri

    menatap dirinya di depan cermin.

    “ Bagaimana?” Saga  menepuk lengannya sendiri. Meminta pendapat

    Han. Sekertaris Han mendekat dan merapikaan dasi serta menepuk bahu Saga.

    “ Anda terlihat sempurna seperti

    biasanya tuan muda.”

    Apa anda sedang gelisah sekarang,  lucu sekali.

    Dia tidak pernah terlihat cemas

    dalam situasi apapun. Dia selalu percaya diri berhadapan dengan siapapun. Tapi

    hari ini Han seperti bisa melihat gurat kepanikan di wajah tuan Saga.

    “ Mana hp ku?” duduk di sofa setelah menerima

    hp. Han memilih duduk di kursi di depan kaca. Memperhatikan Saga. Ntah kenapa

    dia merasa sangat terhibur melihat suasana di ruangan ini.

    Menunggu pangilan diangkat.

    “ Hallo sayang.” Suara di sana

    dalam dering pertama langsung terdengar. Agak terdengar berisik, di belakang

    suara Daniah. Suara tv dan suasana anak-anak karyawan.

    “ lagi apa?”

    “ sedang makan, tidak sedang

    menonton tv sambil menunggumu muncul sambil makan siang sama karyawan di ruko.”

    Di sana Daniah menganti susunan kata dalam jawabannya. Biar terdengar kalau dia

    sedang menantikan live suaminya di tv.

    “ Baguslah. Lihat dengan jelas apa

    yang aku katakan nanti. Kalau kau melewatkan satu kata saja yang aku katakan,

    habis kau.”

    Menutup telfon tanpa mendengar

    jawaban protes Daniah di sana.

    Han mengambil hp yang di pegang

    Saga.

    “ Katakan saja apa yang ingin anda

    katakan tuan muda.” Jangan cemaskan apapun, semua pasti berjalan dengan baik. Begitu

    pikir Han. Karena dia  pun tahu bagaimana

    hati nona mudanya. Jadi sejauh ini dia merasa tenang dengan rencana yang dia

    buat dan akan terealisasi sebentar lagi.

    “ Aku ingin semuanya terlihat keren

    dan penuh kesan, bahkan sampai dia jantungan kalau perlu.” Tersenyum tipis. Membayangkan

    reaksi wajah Daniah saja sudah membuatnya senang.

    “ Kalau nona benar-benar pingsan

    bagaimana.” Seperti biasa, selalu bisa meladeni kegilaan tuannya.

    “ Apa! benar juga, kalau dia saking

    terkejutnya dan pingsan bagaimana. Han, siapkan ambulan dan hubungi Harun.” Berkata

    dengan serius. Bahkan sudah terlihat panik.

    “ Saya cuma bercanda tuan muda.”

    Ketukan di pintu. Wajah Saga sama sekali belum terlihat mencair. Masih terbawa

    suasana dengan pikirannya sendiri.  Han

    berjalan menuju pintu. Seorang staff wanita sudah berdiri di depan pintu

    menganguk dengan sopan.

    “ Sudah waktunya tuan Saga bersiap

    untuk masuk tuan.”

    “ Baiklah.”

    Saga berjalan di belakang Han yang

    mendengarkaan instruksi staff wanita.  Wanita itu menangukan kepalanya sopan kepada

    Han dan Saga lalu pergi berlalu.

    Saga sudah duduk di depan sorot

    kamera, dengan pembawa acara yang masih menyelesaikan kalimatnya terakhirnya.

    Setelahnya tentu saja senyum elegannya muncul saat memperkenalkan tamu penting

    di hadapannya.

    “ Hari ini di studio kami telah

    kedatangan tamu istimewa presiden Antarna Group. Saga Rahardian. Terimakasih

    sudah menyempatkan diri memenuhi undangan kami. ” Kamera utama menyorot Saga.

    Laki-laki itu mengangukan kepala dan sedikit tersenyum menyapa pemirsa. Dia

    terlihat sangat tampan dan percaya diri. Ya, tentu saja. Semua hal yang dia

    miliki sudah membuatnya cukup untuk merasa percaya diri dalam segala situasi.

    Wawancara utama di mulai. Pertanyaan-pertanyaan

    yang sebelumnya telah di setujui untuk di tanyakan bergulir satu persatu. Saga

    bisa tenang dan terlihat sigap menjawab dengan bahasanya yang elegan.

    Pertanyaan penting  seputar perkembangan bisnis Antarna Group yang

    sudah merambah ke semua lini kehidupan. Bahkan sampai pasar luar negri juga.

    Saga menjelaskan beberapa program besar yang akan di buat oleh Antarna Group.

    Sebagai pebisnis yang memiliki segalanya cara bicara Saga terbilang sangat

    tidak sombong. Kerap beberapa kali dia memuji kinerja para pekerja dan karyawan

    Antarna Group yang sudah mendedikasikan hidup mereka untuk perusahaan.

    Ketika pembawa berita menanyakan

    persoalan gaji, bagaimana Antarna Group bisa memberi gaji dua sampai tiga kali

    lipat dari standar gaji biasanya. Saga hanya menjawab dengan ringan. Karena

    mereka pun harus bekerja dua atau tiga kali lipat lebih keras dari pada di

    tempat lain.

    Pertanyaan seputar Danau hijau pun

    di lontarkan. Bahkan ada jeda pemutaran vidio, bagaimana keadaan Danau hijau

    sekarang. Suasana ramai yang di hiasi gelak tawa pengunjungnya. Pujian tidak

    hentinya menghujani Antarna Grup khususnya untuk presdirnya. Di sampaikan

    dengan tutur kata sangat elegan. Walaupun sebenarnya berlebihan, namun karena

    di ucapkan dengan bahasa yang tersusun dengan apik membuat yang mendengar

    merasa terwakili. Para pemirsa seperti berteriak. Ia betul nona, katakan seperti

    itu. Terimakasih sudah mewakili kami. Begitu teriakan orang yang sedang menonton di tv

    mereka masih-masing.

    Akhirnya sampai lah pada sesi final

    pertanyaan. Terlihat wajah pembawa berita terkejut. Dia terlihat sedikit

    tegang, apa benar yang baru saja dia dengan di telinganya. Dia terlihat melirik

    PD acara, yang mengangukan kepalanya kuat. Di sampingnya sekertaris Han hanya

    berdiri tidak bergeming.

    “ Pertanyaan terakhir tuan Saga,

    apa kami boleh menanyakan perihal yang pribadi.” Masih tidak percaya kalau dia

    boleh menanyakan pertanyaan ini.

    Breafing terakhir masih tetap

    mengatakan kalau tidak akan ada pertanyaaan seputar kehidupan pribadi tuan

    Saga. Jadi dia merasa kuatir. Acara ini sangat penting artinya baginya. Kalau

    dia sukses membawakannya jalan ke depannya  untuk naik karir akan semakin terbuka. Tapi

    kalau dia gagal dalam acara ini, bisa saja dia akan kehilangan pekerjaan yang

    sudah dia jalani bertahun-tahun ini. Hanya karena satu pertanyaan.

    “ Silahkan, tanyakan saja apa yang

    ingin kalian tahu.” Jawaban Saga pun masih terdengar bukan sebuah jaminan. Tapi

    bagaimana pun dia tetap harus menanyakannya.

    “ Anda sudah menikah kan, benar

    begitu kan tuan Saga?” Jelas sekali keraguan dalam susunan kalimat yang

    ditanyakannya.

    “ Ia benar.” singkat.

    Apa! dia menjawab. Dia menjawab

    pertanyaan seputar kehidupan pribadinya.

    Pembawa berita langsung berwajar

    ceria, seperti baru saja mendapat transfusi tenaga. Bayangan acara ini akan

    menjadi tranding juga segera berkelebat di kepalanya.

    “ Tapi, kami dengar anda tidak

    memperkenalkan istri anda ke publik. Apa ada alasan khusus untuk itu.” Pembawa

    acara wanita itu mengengam tangannya kuat. Berdoa dalam hati agar di selamatkan

    dari kemungkinan terburuk. Ketakutannya sedikit memudar ketika melihat wajah

    laki-laki tampan di hadapannya.

    Dia tersenyum, ya Tuhan. Tuan Saga

    ini manusia bukan si. Bagaimana istrinya masih bisa bernafas melihat wajah ini

    setiap hari.

    “ Sebenarnya...” Kalimat Saga

    mengantung. Semua orang dalam studio menunggu. “ Karena aku sedikit cemburuan.

    Haha.” Tawanya menyusul di ikuti semua orang yang bernafas lega karena Saga

    menjawab, sekaligus terkejut mendengar alasan yang di berikan Saga. Tapi tidak

    tahu mau protes kemana. Jadi mereka tetap diam terpaku.

    Sedikit, cih, kalau seperti anda di

    sebut sedikit lantas cemburu buta itu yang seperti apa. Han.

    “ Maksudnya tuan?” Lagi-lagi

    pertanyaan pembawa acara mewakili pertanyaan pemirsa di rumah.

    “ Aku jadi tidak ingin orang lain

    melihat istriku.” Tersenyum. Ada rona malu dalam jawabannya. Saga terlihat

    sangat jujur mengatakannya. Membuat seisi studio menunjukan reaksinya

    masing-masing. Ada yang berdecak iri, apalagi para wanita. Mereka jadi ingin di

    perlakukan seperti itu oleh pasagannya. Dicemburui pasangannya yang sudah

    halal.

    “ Ahhh manis sekali, saya jadi

    iri.” Pembawa acara terlihat terkejut dengan kalimatnya sendiri. Dia mulai

    terlihat panik. “ Maafkan saya tuan, saya terbawa suasana romantis ini.”

    " Haha, tidak apa-apa. sebenarnya bukan hanya itu. Karena Daniah memiliki kehidupannya yang lain, jadi aku tidak mau statusnya sebagai istriku membebaninya. Kalian mungkin tidak akan percaya kalau kalian kebetulan bertemu dengan istriku" Menarik nafas dalam. " Tapi ya sepertinya kalian  akan mengenalinya juga, yang paling cantik itulah istriku."

    Seisi studio kehilangan kata-kata. Han pun demikian, dia menepuk kepalanya sendiri. Dia membisikan sesuatu di telinga PD acara. meminta menyudahi wawancara ini. Kalau terpancing sedikit lagi, mungkin jawaban Saga akan sama sekali tidak berwibawa.

    " Terimakasih sudah berbagi kebahagiaan dengan kami semua tuan Saga. pemirsa pasti juga sangat terkejut."

    “  Apa boleh aku

    mengatakan sesuatu untuk istriku di sini.” Terlihat sedikit canggung, namun

    Saga segera menutupinya dengan senyuman.

    “ Tentu saja tuan. Silahkan, ada

    bisa mengatakan apapun.”

    Terimakasih Tuhan, aku akan menjadi

    orang baik dalam hidup ini.  Karena aku sudah di beri kesempatan wawancara ini. Bagaimana aku bisa mendapatkan jakpot wawancara

    penting ini.Terimakasih Tuhan.

    Saat ini trending di internet

    adalah tentang #AntarnaGroup #Istripresdirantarna #Wanitanyasagarahardian

    #Pembawaberitawanita #TVXX

    Saga menatap kamera utama. Ini lah

    saatnya dunia tahu isi hatinya.

    “ Terimakasih sudah berada di

    sampingku sampai hari ini. Kedepannya hanya lihat lah aku dan cintai aku.

    Karena aku akan melakukan hal yang sama untuk mu. Daniah, aku mencintaimu

    dengan seluruh hidupku.”

    Seisi studio ingin berteriak dan

    bertepuk tangan. Tapi karena sedang live mereka bertepuk tangan tanpa suara.

    Sementara itu ramai sudah jagad

    internet. Tagar nama Daniah muncul dimana-mana. Semua lini sosial media sedang

    berusaha mencari tahu siapa itu sosok Daniah yang dimaksud presdir Antarna

    Group. Orang-orang bernama Daniah muncul ke permukaan. Ribuan akun baru bernama

    Daniah bermunculan. Selamat datang di dunia yang serba cepat ini.

    “ Nona Daniah, dimanapun anda

    berada anda pasti bahagia sekali. Anda telah membuat wanita di penjuru negri

    ini iri.”

    Aku juga sangat iri, iri sekali. Setiap

    hari kau bisa melihat wajah ini. Ya Tuhan kebaikan apa yang sudah di lakukan

    wanita bernama Daniah ini, hingga memiliki suami yang mencintainya seperti tuan

    saga.

    Daniah menjatuhkan cilok yang sudah

    hampir masuk ke mulutnya saat Saga di layar tv terdengar menyebut namanya.

    Seluruh orang yang ada di dalam

    toko bersorak tanpa ada mengkomando.

    “ Cieeeeee, mbak Niah.”

    “ Tuan Saga keren sekali.”

    “ Aku iri-aku iri.”

    “ Mbak Niah beruntungnya.”

    “ Aku iri-aku iri.”

    Daniah duduk diam menatap tv. Saga

    masih ada di sana untuk memberi salam terakhir bagi semua pemirsa.

    Dia mengakuinya, dia benar-benar

    mengakuinya pada dunia kan. Itu aku kan yang di sebut oleh nya. Itu benar

    namaku kan.

    Gadis itu belum sepenuhnya sadar. Sampai

    Leela menyentuh tangannya. “ Selamat ya nona.”

    Jadi dia benar-benar menyatakan

    perasaannya padaku. Tapi tolong, seharusnya yang paling cantik itu tidak perlu kau sebutkan. memalukan sekali. aku bahkan malu pada semut yang berlarian di dinding ruko ini.

    BERSAMBUNG

Novel