Chapter 139 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 139

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-15

Tanpa ada yang menyadari baik

    Daniah atau ibu, pak Mun sudah berdiri di ruangan yang sama dengan mereka. Dia

    memandang pil kontrasepsi yang ada di atas meja. Sama persis seperti yang dia

    temukan di tas nona mudanya waktu itu. Itu membuatnya gusar. Terbang sudah kedamaian rumah ini begitu pikirnya.

    “ Nyonya, bagaimana anda bisa

    meminta nona muda untuk minum pil itu?” kata-katanya sudah terlihat meninggi. Dia

    bahkan bicara seperti saat dia kesal dengan pelayan rumah belakang yang bekerja dan

    melakukan kesalahan. “ Kalau tuan muda tahu, anda tahu akan semarah apa dia.”

    Daniah langsung bangun mendekati

    pak Mun. Gadis itu yang paling tahu, akan seperti apa reaksi Saga. Dia menarik tangan pak Mun untuk mengikutinya. menuju ruangan lain. Dia tidak mau sampai ibu mertuanya menduga-duga, karena pembicaraannya dengan pak Mun. Karena perkara dia minum pil kontrasepsi menjadi rahasia yang tersimpan rapat di rumah ini. Bahkan jen dan Sofi yang ada di rumah juga tidak tahu mengenai pil kontrasepsi.

    “ Pak Mun jangan mengatakan pada

    tuan Saga, ku mohon. Apapun yang pak Mun dengar barusan. Aku tidak

    menyentuhnya. Aku bersumpah, aku tidak menyentuh pil itu sama sekali.”

    Mungkin saja akan terjadi pecah

    perang dunia ke tiga kalau saga tahu ibunya menyodorkan pil kb ke depan Daniah.

    Hingga Daniah harus menghindari itu semua. Dia memohon, memohon dengan sangat

    pada Mun untuk menyelamatkan ketenangan rumah ini.

    “ Pak Mun saya mohon jangan

    mengatakan apapun pada tuan Saga. Saya mohon.”

    “ Nona, nyonya tidak akan berhenti

    sampai di sini. “ ujar pak Mun meyakinkan. Bahwa apa yang akan di lakukan

    nyonya kedepannya bisa jadi akan jauh lebih ekstrim lagi.

    “ Aku tahu, tapi aku tidak akan

    pernah meminumnya. Aku bahkan tidak akan berani menyentuh pil itu lagi pak. Pak

    Mun pasti masih ingat kan bagaimana marahnya tuan Saga, dan aku tidak akan lupa

    itu pak. Aku tidak akan punya keberanian walaupun hanya menyentuhnya. Percayalah

    padaku.” Mengengam tangan pak Mun erat. Walaupun laki-laki itu merasa tidak

    nyaman, tapi dia membiarkannya.

    “ Nona.”

    “ Bapak tidak mau terjadi  perang dasyat  di rumahkan? Aku tidak mau ibu dan tuan Saga kembali bertengkar karena

    aku lagi. Ya pak, demi kedamaian rumah ini. Tolong rahasiakan semua yang pak

    Mun dengar pagi ini.”

    Ini adalah pilihan terbaik untuk

    menyelamatkan kedamaian rumah ini. Dia sendiri tidak mau kalau sampai ibu harus

    kembali pergi, mungkin kali ini akan jauh lebih lama dari sebelumnya.

    “ Pak Mun hubunganku dengan tuan

    Saga saat ini sedang dalam kondisi sangat baik. Percayalah. Aku akan berada di

    samping tuan Saga dengan bahagia apapun situasinya.”

    Sebentar pak Mun memandang sorot

    mata Daniah secara langsung, lalu dia menundukan kepalanya setelah yakin.

    “ Baiklah nona, saya akan melakukan

    apa yang nona minta. Tapi saya mohon ke depannya jika nyonya masih bersikap

    seperti ini jangan menyimpan dan menghadapinya sendiri. Nona bisa meyampaikan

    pada saya atau sekertras Han, dia pasti bisa menyelesaikan semuanya dengan

    tenang. Dan tuan muda tidak akan merasa terganggu.”

    “ Baik, baik, pak. Saya akan ingat

    itu. Terimakasih ya pak.”

    Pak Mun sudah mengantarkan Daniah

    menuju mobil yang di bawa Leela, lalu dia kembali masuk ke dalam rumah. Seperti

    yang dia duga, nyonya masih menuggu di tempat duduknya. Dia pun berjalan

    mendekat.

    “ Pak Mun.” wanita itu memanggil, walaupun sebenarnya tidak perlu. karena kepala pelayan itu memang berjalan menuju tempatnya duduk.

    “ Nyonya, kenapa anda seperti ini?”

    laki-laki itu memotong pembicaraan nyonya. Dia tidak ingin mendengar apapun

    alasannya. Dia sudah cukup mendengar apa yang harus ia dengar dari pembicaran

    wanita di hadapannya ini dengan nona Daniah tadi.

    “ Apa kamu mau mengadukan semuanya

    pada Saga?” terlihat sekali ibu kuatir, dia tidak perduli dengan pertanyaan pak

    Mun.

    “ Sesuai dengan permintaan nona

    Daniah saya tidak akan mengatakan tentang pil dan apa yang nyonya katakan pada

    nona tadi. Tapi saya minta cukup sampai disni. Apapun yang nyonya rencanakan

    cukup sampai di sini.” Terdengar ibu bernafas lega. Walaupun kemudian terlihat

    dia tampak gusar, karena mencerna kalimat pak Mun sebagai suatu ancaman

    untuknya.

    “ Lancang sekali, apa sekarang pak

    Mun sedang mengancam saya.”

    “ Tidak nyonya, bagaimana mungkin

    saya mengancam nyonya. Saya hanya berusaha menjaga ketenangan rumah ini untuk

    tuan muda.”

    Wajah ibu sangat masam mendengar

    perkataan pak Mun.

    “ Aku tidak akan menggangu Daniah

    sebagai istri Saga. Aku hanya.”

    “ Nyonya, bukankah seharusnya anda

    berterimakasih. Karena nona Daniah bisa membuat tuan muda tersenyum kembali

    setelah sekian lama. Seharusnya anda mendukung mereka, untuk kebahagiaan tuan

    muda.” sebuah argumen sederhana yang di lontarkan, karena pak Mun yakin, kalau nyonya juga melihat kebahagiaan di mata tuan muda. Bahwa saat ini nona mudanya adalah wanita yang akan memberi pengaruh besar dalam hidup Saga.

    “ Pak Mun, ini bukan hanya untuk

    sekarang. Tapi untuk kehidupan selanjutnya keluarga ini. Keturunan  Saga harus berasal dari wanita yang sama

    derajatnya dengannya.”

    Pak Mun terlihat sangat tidak suka

    dengan kalimat nyonya di depannya. Apa yang salah dengan nona mudanya, derajat,

    keturunan. Apa pentingnya itu jika tuan Saga menerima dan mencintainya dengan

    tulus. Itu sudah hal paling utama, tidak ada yang lebih penting dari itu semua.

    “ Nyonya, kalau saja tuan besar

    masih hidup apa yang akan di pikirkannya jika tahu anda melakukan hal seperti

    ini.”

    Wajah ibu terlihat getir. Dia

    tertunduk sekarang.

    “ Tuan besar bukan orang yang suka

    membedakan status orang lain. Saya rasa dialah yang akan paling bahagia melihat

    tuan muda dan nona Daniah." Pak Mun tahu, kata-katanya terdengar menyakitkan dan seperti kecaman. tapi ini adalah kenyataan yang bisa menyadarkan nyonya kedepannya. " Apa nyonya tahu, karena sikap tuan besar yang baik pada semua orang dan tidak membedakan derajat orang lain.” Pak Mun menghela

    nafas ketika melihat nyonya mengigit bibirnya kalah. “ Hari ini, ada banyak

    orang seperti sekertaris Han yang berdiri di belakang tuan muda. Menyayangi dan

    mencintai tuan muda. Mereka yang akan dengan tulus berkorban untuk tuan muda.

    Semua itu tidak muncul begitu saja kan nyonya.”

    “ Hentikan.” Sadar, bahwa apa yang diucapkan pak Mun adalah benar. Dan dia merasa kesal karenanya.

    “ Karena kebaikan tuan besar sejak

    dulu, saat ini tuan muda bisa bersama orang-orang yang menyanyanginya.”

    Lagi-lagi ibu tidak bisa membantah

    bagian apapun yang di ucapkan pak Mun. Membuatnya serasa tersapu gelombang kekalahan. Air itu menariknya hingga ke tengah lautan kegetiran. tapi tetap saja, dia masih merasa bahwa Daniah tidak pantas menjadi ibu dari anak putranya.

    " Saya harap, nyonya menyerah dengan rencana apapun yang sedang coba nyonya lakukan."

    Bersambung

Novel