Chapter 144 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 144

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-17

Hariawan sudah keluar ruangan, dia

    tidak membicarakan apapun tentang daftar wanita yang sudah dia susun semalaman.

    Melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana keponakannya memperlakukan

    istrinya. Dia tahu untuk menyerah. Peringatan sekertaris Han siang tadi adalah

    benar. Kalau dia melangkah lebih jauh lagi, hubungannya dengan Saga yang sedang

    tidak terlalu baik akan jauh lebih memburuk lagi.

    Sementara itu Daniah dan Saga

    memilih tingal di ruang baca.

    “ Sayang, kenapa membiarkan pamanmu

    berlutut?” menyuarakan rasa tidak sukanya.

    “ Aku tidak menyuruhnya berlutut,

    dia sendiri yang berlutut.” menjawab sesuai kenyataan, membuat Daniah langsung merasa kalah sekaligus kesal.

    Cih, tetap tidak mau mengakui

    salah.

    “ Tapikan kamu bisa memintanya

    bangun tadi.” upaya membantah pertama. Dia benar-benar belajar dengan giat setiap hari. Keberaniannya juga mulai perlahan bersemi subur.

    “ Tidak dengar tadi aku sudah

    menyuruhnya bangun.” Emosi. “ Kau berdiri di sana tapi isi kepalamu kemana?”

    menunjuk ruang kosong tempat dimana Daniah tadi berdiri.

    Idih, akukan berfikir keras tadi.

    “ Ia, ia tadi kamu sudah

    menyuruhnya bangun tapi dia yang tidak mau.” Mengalah karena merasa dirinya

    waras. “ tapikan paman lebih tua usianya dari kita sayang. Dan dia paman

    mu.” Terkejut, reflek memundurkan kepala karena Saga mendekatkan wajahnya.

    “ Niah.”

    “ Eh, ia.”

    “ Kalau ayahmu juga melakukan

    kesalahan yang sama seperti yang pamanku lakukan, aku tidak akan semudah itu

    memaafkannya. Sekalipun kau yang berlutut memohon mengantikannya.”

    Ia, ia, aku tahu. Tanpa perlu

    melihat ini akupun tahu. seberapa berkuasa dan keras kepalanya kamu.

    “ Ia, aku tahu. Tapi sayang lain

    kali tidak perlu menunjukan padaku hal seperti ini aku juga sudah paham.” Ya Daniah paham sekali. sekuat apapun perasaan yang mengikat mereka. laki-laki di hadapannya tetaplah tuan Saga. orang yang bisa melakukan apapun hanya dengan isyarat tangannya. Dia tidak akan lupa itu.

    “ Apa? kamu sedang bicara apa

    lagi?” mulai paham kalau istrinya mulai menulis novel drama yang tidak nyambung dengan kenyataan.

    “ Aku sadar seberapa berkuasanya

    kamu.”

    “ Huh! Dasar bodoh.”

    Tuhkan, dasar tidak nyambung. aku ingin menunjukan kepada paman sebesar apa aku mencintai, makanya aku menarimu kemari.

    “ Apa si, kenapa bilang aku bodoh?” protes dengan wajah yang dibuat sok mengemaskan. Daniah tidak tahu kalau dia memasang wajah mematikan seperti itu, dia bisa membuat Saga melakukan apapun yang ia minta. lihat, bagaimana Saga menahan diri untuk tidak menciummu sekarang.

    “ Kau tahu kenapa pamanku kemari?” Saga memilih memainkan jari-jarinya dipipi Daniah.

    Menggangukan kepala kuat, dia sudah

    mendengarnya tadi. Tentu dia tahu. “Paman ingin kembali bekerja di ibu kota,

    jadi datang padamu memohon.”

    “ Bodoh! Baiklah, karena kau mengemaskan

    aku memafkan kebodohanmu. Kemarilah.”

    Apalagi si ini, memang kenapa paman

    datang.

    Daniah mendekat, Saga meraihnya dan

    menjatuhkannya dalam pelukannya. Dia mendekap erat Daniah. Mencium pipi

    istrinya. Tangannya menyentuh pungguh dan kepala Daniah. Membuat gadis itu

    binggung. Tapi dia tetap membenamkan dirinya dalam pelukan suaminya. dia sekarang  juga meletakan tangannya di bahu Saga dan mengusapnya pelan.

    “ Kalau ibu melakukan sesuatu yang

    menggangumu katakan padaku, jangan coba menghadapinya sendiri.”

    Eh, dia tahu. Apa dia tahu tentang

    pil kontasepsi juga. Pak Mun!

    “ Kedepannya hanya pegang tanganku

    dan percaya padaku. Aku mencintaimu, ingat itu dihati dan pikiranmu. Apapun

    yang orang lain katakan jangan perdulikan. Kau paham.” Semakin erat dia memeluk istrinya. mencoba mengalirkan cinta dan perasaan tulusnya pada Daniah. Hanya percaya padaku, apapun yang terjadi kedepannya. Begitu yang ingin ia sampaikan.

    “ Ia sayang. Terimakasih sudah

    mencintaiku. Aku akan melakukan hal yang sama untukmu.” mencium pipi kiri Saga.

    “ Kalau kau berani membujuku untuk

    menikah lagi, habis kau.” telak, Daniah langsung terbelalak mendengarnya.

    Apa! Bagaimana dia bisa tahu

    rencana ibu. Pak Mun!

    Saga mengendurkan pelukannya,

    membuat Daniah melepaskan diri. Sekarang gadis itu menyentuh wajah suaminya.

    “ Aku tidak akan membujukmu menikah

    lagi, kenapa juga aku melakukannya. Akukan ingin memilikimu sendirian.”

    Tertawa. “ Terimakasih sayang. Terimakasih sudah mencintaiku.”

    Saga mendekat membisikan sesuatu di

    telinga Daniah. Membuat gadis itu langsung pucat dan membelalakan mata. “ Aku

    menunggu malam ini, servis pijat plus-plus darimu.” Lalu dia terbahak melihat Daniah

    yang membeku.

    “ Hei, mau kupanggil dokter Harun,

    wajahmu langsung pucat pasi tu.”

    Aaaaaaaaaa!

    “ Berhentilah sampai disini.”

    Hariawan meletakan map coklat

    di atas meja. Dia dan ibu sudah bicara berdua di ruang membaca milik ibu. Wanita

    itu meraih amplop di atas meja. Mengeluarkan isinya. Lalu membantingnya di atas

    meja.

    “ Aku bahkan tidak punya kesempatan

    menyerahkannya pada Saga. Bagaimana aku bisa bicara kalau dia menarik istrinya

    untuk ikut masuk ke ruangan kerjanya.” Dan slide kejadian tadi melintas lagi,

    Hariawan bahkan secara detail bisa menceritakan bagaimana mesranya hubungan

    Saga dan Daniah.

    “ Kak, Daniah tidak pantas menjadi

    ibu dari anak-anak putraku.”

    “ Hentikan! Sekertaris Han bahkan

    sudah bisa menduga rencanamu.” Hariawan bicara tegas.

    Wajah ibu menjadi pias karena

    terkejut. Sekali lagi, ia selalu kalah langkah dalam hal apapun. Menghadapi

    sekertaris itu.

    “ Apa kau mengatakan padanya?” merasa kesal dan terkhianati.

    “ Tidak. Mana mungkin aku

    mengatakannya. Dia bahkan sudah tahu hanya karena kedatanganku. Berhentilah

    sampai disini, dan terimalah Daniah sebagai menantu di rumah ini. Saga bahagia

    bersamanya. Bukannya itu yang utama.”

    Ibu menghela nafas berat. Ya, kalau

    hanya melihat itu tentu dia juga akan ikut sangat senang. Tapi pergaulan kelas

    atasnya bukan hanya tentang bahagia dan cinta. Tapi lebih tentang status sosial

    seseorang.

    Daniah, jika dilihat dari

    penampilan fisik tentu saja dia kalah jauh dari Helen. Pekerjaan, apa yang bisa

    dia bangakan dari pekerjaannya sekarang. Orang tua, dia bahkan tumbuh dari

    keluarga yang tidak lengkap. Walaupun dia punya ibu tiri sekalipun. Dan sampai

    kapan rahasia tentang asal usulnya akan tersimpan rapat seperti sekarang. Jika

    putranya memperkenalkannya ke publik, orang-orang akan mulai mencari tahu dan

    berusaha mengali informasi.

    “ Aku akan berusaha membujuk

    Daniah.” akhirnya rencana terakhirnya terlontar juga. walaupun tadi pagi dia gagal memprovokasi. tapi dengan sedikit usaha dan strategi dia yakin Daniah akan menyerah dan mengikuti idenya.

    “ Apa kau sudah gila! Kau pikir

    gadis itu bisa melakukan apa.”

    “ Membujuk Saga untuk memilih salah

    satu gadis ini untuk menikah secera resmi dengannya.” Meraih amplop coklat

    dihadapannya. “ Daniah yang akan melakukannya.”

    “ Apa kau pikir sekertaris Han akan

    diam saja.sudahlah. hentikan jangan membuat semua orang susah. Dia bahkan tahu

    kalau kau mengirimkan uang setiap bulan padaku.”

    “ Apa!”

    “ Han tahu semua yang kau lakukan,

    dan dia pasti melaporkan semuanya pada Saga.”

    Ibu cukup terguncang dengan

    kejadian ini. Dia sudah berusaha sembunyi-sembunyi mengirimkan uang pada kakak

    laki-lakinya. Karena selama ini Saga tidak pernah menanyakannya, dia pikir

    putranya tidak tahu. Dan sekarang, sekertaris Han bahkan bisa menebak

    kedatangan kakaknya. Yang sudah susah payah ia bujuk untuk coba merayu Saga.

    Ibu mencengkram tangannya sendiri

    merasa sangat kesal.

    Epilog

    Pak Mun batuk-batuk di dapur. Dia

    duduk memeriksa laporan keuangan rumah tangga di meja dapur.  Terbatuk lagi sambil mengelus-ngelus dadanya.

    Kenapa sepertinya aku sedang

    dimaki-maki ya, tengorokanku jadi gatal begini.

    Dia bangun dan mencari segelas air

    dingin.

    bersambung

Novel