Chapter 158 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 158

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-08-06

Daniah hidup dalam keluarga kaya

    yang berkecukupan, namun dia selalu mendapat fasilitas hidup nomor dua

    dibanding dengan semua saudaranya. Risya dan Raksa selalu menjadi prioritas

    utama bagi ibu tirinya. Baik dalam hal pendidikan ataupun dalam kehidupan

    sehari-hari. Namun ntah kenapa tak pernah terselip iri jika hanya berhubungan

    dengan itu. Kerinduan Daniah hanyalah pada kasih sayang orangtua. Pada sentuhan lembut di kepalanya, pada ucapan bangga akan semua prestasi di sekolahnya. Namun, menjadi

    sebaik apapun dirinya, dia selalu dipandang sebelah mata. Untuk itu setelah dewasa

    dan mulai mengerti artinya hidup, dia tidak pernah berharap apapun lagi. Baik

    kasih sayang ataupun sekedar uang saku yang sama untuknya dan Risya.

    Karena itulah, fasilitas mewah

    inipun untuk pertama kalinya dia rasakan. Walaupun sudah beberapa bulan menikah

    dengan Saga, namun ini memang kali pertamanya pergi jauh.  Untuk pertama kalinya Daniah naik pesawat

    pribadi. Pertama kalinya melihat sedekat ini yang namanya pesawat pribadi.

    Aku benar-benar penasaran, sebanyak

    apa ya kekayaan tuan Saga.

    Mereka disambut pilot yang akan

    membawakan pesawat, dua orang pramugari dalam balutan pakaian resmi.  Mereka terlihat sangat cantik, bahkan Daniah

    nyaris menyamakan gaya dan kecantikan mereka dengan Helena. Setelah dia turun

    dari mobil dan berjalan di samping Saga, mereka menyapa dengan sopan. Tidak ada

    pembicaraan apapun setelahnya, Semua orang yang akan bertugas dalam penerbangan

    ini hanya mengikuti langkah kaki Saga dan Daniah. Sekertaris Han terlihat

    bicara dengan mereka setelah Daniah dan Saga masuk dan duduk di kursi.

    Orang kaya benar-benar berbeda.

    Dalam hal ini saja Daniah sudah

    merasa, dia benar-benar ada di level yang berbeda dengan suaminya. Dia sendiri

    masih terlihat canggung saat membalas sapaan  tadi. Di sentuhnya dinding pesawat di dekat

    dia duduk. Membayangkan saja dia dulu tidak akan pernah, naik pesawat pribadi

    seperti ini. Apalagi milik suaminya sendiri.  Semua interior di dalam pesawat sangat berbeda

    dari pengalamannya naik pesawat. Di sini terlihat sangat mewah dan dipilih

    dengan sangat teliti.

    Jangan bilang, sekertaris Han yang

    memilih interior dalam pesawat ini.

    “ Sayang, kita mau kemana?” Daniah

    menoleh di tepat duduknya, melihat Saga yang duduk bersebrangan di depannya.

    Laki-laki itu masih melihat hp di tanganya. Han memasangkan belt pengamanan di kursi

    tuannya. Menghalangi pandangan Daniah.

    “ Tidak tahu.” Saga menoleh,  melihat dari punggung Han dan dia tersenyum

    senang begitu karena jawabannya membuat orang kesal. “ Han yang mengatur

    semuanya.” Jawabnya kemudian yang puas melihat wajah kecut Daniah.

    Apa! walaupun sekertaris Han yang

    mengatur semuanya, tapi kalau sampai kamu tidak tahu tujuan kita pergi apa itu

    masuk akal. Kalau dia membawa kita ke antartika memang kamu mau ikut juga!

    Daniah beralih mencari perhatian

    sekertaris Han. Laki-laki itu melakukan hal yang sama di kursi Daniah. Walaupun

    tahu Daniah sudah memasang belt pengamannya dengan benar, tapi dia

    memastikannya ulang.

    “ Sekertaris Han, kita mau kemana?”

    Selesai dengan urusannya, Han masih berdiri di samping kursi Daniah.

    “ Pergi bulan madu nona.”

    “ Aku tahu!” Memukul bahu Han di

    sampingnya dengan keras. “ Aku tahu kalau kita mau pergi bulan madu. Maksudku

    kemana?” Memukul lagi. Untuk yang kedua kalinya Saga langsung menoleh. Menatap

    tangan yang masih menempel di bahu Han.

    “ Han, walaupun itu kau aku tidak

    akan mengampunimu juga.” Ucapnya serius, masih menatap lekat tangan Daniah.

    “ Maafkan saya tuan muda. Saya akan

    berhati-hati lagi kedepannya.” Tahu, arti pandangan itu. Diapun Mundur menjauhi

    kursi Daniah, menyisakan tanda tanya di mata Daniah. Gadis itu meletakan

    tangannya ke pegangan kursi tanpa merasa bersalah.

    “ Sekertaris Han.” Panggil Daniah

    sambil berbalik dari kursinya. Lagi-lagi Saga yang menoleh. Merasa terganggu ketika Daniah bicara dengan orang lain saat dia ada di sampingnya. Sekalipun itu Han, dia masih merasa tidak suka. “Kita mau kemana?” Tanya Daniah lagi tidak merasa terganggu dengan pandangan tidak suka Saga.

    “ Bulan madu anda dan tuan muda

    nona.”

    Aaaaaaa, aku benar-benar ingin

    memukulmu sekarang.

    “ Niah.” Saga sudah meletakan hp

    di tanganya. Memiringkah tubuh, bertopang pada satu tangannya untuk bersandar. Menunjukan ekspresi kesal.

    Apa kau tidak tahu kalau aku sedang cemburu. Makinya sambil hanya menatap tajam.

    “ Eh, ia.”

    Kenapa ini, kenapa dia serius

    begitu.

    “ Aku tidak mau ada laki-laki yang

    menyentuhmu." Menunjukan kalau kata-katanya sekali lagi menjadi aturan wajib yang harus dipatuhi Daniah. "Sama halnya, aku tidak mau kau sembarangan menyentuh laki-laki.

    Walaupun itu Han sekalipun.” Melirik Han yang duduk di belakangnya.

    Kenapa aku yang harus dibawa-bawa. Han

    Hah! Apa! memang apa yang kulakukan?

    Tidak tahu harus menjawab apa. Dan akalnyapun mengisyaratkan dia untuk diam,

    daripada semua berbuntut panjang.

    “ Kau bisa menyentuhku kapanpun dan

    dimanapun kau mau.” Saga menarik bajunya sampai memperlihatkan perut rata dan

    dadanya yang putih bersih itu. “ Kau boleh melakukannya sekarang. Ayo sentuh aku sesukamu!” Menepuk Dadanya beberapa kali.

    Haha, sudah gila ya! Tutup bajumu!

    “ Haha, ia sayang terimakasih atas

    kesempatannya.  Sekarang tutup tubuh

    sempurnamu itu, nanti kamu kedinginan.” Daniah memukul tangannya sendiri,

    terdengar suara yang cukup keras. Walaupun masih terdengar manusiawi, diapun

    tidak terlihat kesakitan. “ Aku akan berhati-hati kedepannya, supaya tangan ini

    tidak melakukan kesalahan.”

    “ Hei, kenapa kau memukul

    tanganmu.” Membuka belt pengaman yang sudah terpasang. Berlutut di samping Daniah,

    meraih tangan istrinya. “ Kau tidak terlukakan? Kenapa memukul tanganmu. Yang

    salah itu Han. Kenapa dia diam saja kau menyentuhnya tadi. Seharusnya dia yang

    menghindar.” Mencium tangan Daniah beberapa kali.

    Yang disebut-sebut hanya mengeleng dan berdecak dalam hati di kursi belakang.

    “ Sayang, aku tidak apa-apa.”

    Jangan gila begini kumohon, lagipula aku hanya memukul tanganku sedikit.

    “ Jangan lakukan lagi.” Saga

    mengucapkannya dengan tegas. Sambil mengengam erat tangan istrinya.

    “ Ia.ia.” Kumohon sudahi drama ini

    tuan Saga. Kau membuatku merinding.

    “ Kedepannya jangan pernah

    menyakiti dirimu sendiri.” Saga meraih dagu istrinya. “Aku tidak rela.” Masih duduk

    berjongkok di tempatnya.

    Jangan pernah tersakiti oleh

    siapapun, bahkan oleh dirimu sendiri. Untuk apa aku ada di sampingmu dan

    mencintaimu kalau kau masih tersakiti. Saga menarik tangan Daniah meminta

    kepastian ulang.

    “ Ia sayang. Aku akan sangat

    berhati-hati kedepannya.” Saga bangun setelah merasa yakin, dia kembali ke tempat

    duduknya setelahnya seorang pilot mendekat,  mengatakan pesawat akan segera Lepas landas. Han

    kembali  mendekat dan  memakaikan belt pengaman di kursi Saga.

    Setelahnya menepuk bahu pilot yang terlihat masih cukup muda itu.

    “ Apa kau baik-baik saja? Simpan

    yang kau lihat hari ini untuk dirimu sendiri.” Berulang Han menepuk bahu sang

    pilot sambil mengantarnya ke tempat tugasnya. Memberi penegasan, kalau apa yang dia katakan bukan sekedar main-main.

    “ Baik tuan.”

    Bagaimana sekertaris Han bisa tahu

    yang kupikirkan.

    Sang pilot tadi termangu cukup lama melihat

    semua kejadian yang berlangsung. Hanya wajah binggungnya yang terlihat  mencerna kejadian tidak masuk akal di depannya.

    Apa dia benar-benar tuan Saga?

    Untuk pertama kalinya sejak banyak penerbangan yang ia lakukan bersama Antarna

    Group untuk pertama kalinya dia melihat presdir Antarna Group itu bersikap

    layaknya manusia normal.

    Jadi dia ini Daniah, wanita paling

    beruntung di negri ini yang mendapat pengakuan cinta tuan Saga. Hemm terlihat

    biasa. Hemm tapi cukup manis juga. Dan ya Tuhan, bagaimana dia bisa membuat

    tuan Saga berlutut di dekat kursinya seperti itu.

    Dia ingin berbagi dengan teman di sebelahnya, tapi ucapan sekertaris Han langsung menampar wajahnya keras. Hingga dia hanya tersenyum mengingat kejadian dimana tuan Saga mencium tangan istrinya sambil berlutut tadi.

    Sementara itu dibagian penumpang,  “ Han. Hati-hatilah, aku

    mengawasimu.” Saat Han berjalan melewati kursi Saga.

    “ Saya yang salah tuan muda, saya akan berhati

    hati kedepannya.”

    Padahal saya tidak melakukan

    apa-apa. Nona, berhati-hatilah dengan tangan anda mulai sekarang. Melirik

    Daniah.

    Apa! Tuan Saga yang aneh! Kenapa

    protes padaku.

    Daniah tak kalah melotot. Rasanya ingin memukul bahun Han lagi.

    Tapi ultimatum itu seperti hantu yang akan terngiang dipikiran Daniah selamanya.

    Bersambung

Novel