Chapter 162 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 162

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-08-03

Pristiwa ini terjadi sebelum Saga

    bertemu dan berkencan Helena. Jauh sebelum dia mengenal perasaan sayang selain

    pada keluarga dan orang-orang yang selalu setia di belakangnya.

    Jen dan Sofi beranjak dewasa dan

    mulai mendapat izin keluar malam hari. Walaupun mereka tetap mendapat

    pengawalan serta jam malam yang cukup ketat. Saga tidak pernah membatasi

    pergaulan mereka, dengan siapapun Jen dan Sofi berteman dia memberikan

    kebebasan. Asalkan satu hal, patuh pada aturan yang sudah dia tetapkan. Kedua

    adiknya pun memahami itu sebagai bukti kasih sayang kakak mereka, hingga mereka

    tak pernah protes sedikitpun.

    Sampai malam itu, saat ulang tahun

    Jen. Dia dan teman-temannya mengadakan pesta di sebuah tempat hiburan. Seperti

    biasa tidak ada alkohol ataupun hal yang terlarang. Semua berjalan dengan baik

    dan sesuai rencana. Sampai datanglah beberapa orang kenalan dari teman-teman

    Jen. Dan mulailah, tiga pria tampan yang dari segi usia jauh dari mereka. Mulai

    mendominasi acara dan melakukan hal yang akan mereka sesali seumur hidup

    mereka.

    Jen dan Sofi berdiri di depan meja

    kerja Saga. Sementara Saga duduk menatap mereka. Ada kesal yang bercampur

    dengan rasa bersalah di matanya. Kedua gadis itu tertunduk dalam.  Percayalah, kalau tidak terpaksa mereka tidak

    akan sudi masuk keruangan Saga. Karena kalau di dalam ruangan ini kakak

    laki-lakinya akan berubah menjadi orang lain. Bahkan mungkin jauh lebih

    menakutkan daripada saat dimarahi ayah sendiri. Kalau mereka masuk ke dalam

    ruangan ini, artinya mereka sudah melakukan kesalahan.

    “ Aku bisa memberikan apapun yang

    kalian mau.” Saga menarik nafas dalam. “ Aku bisa menjaga kalian dengan seketat

    apapun. Bahkan aku bisa menugaskan pengawal 24 jam menemani kalian, tapi kalau

    kalian tidak bisa menjaga diri kalian sendiri. Maka semua yang aku lakukan

    untuk kalian semua akan sia-sia.” Jen dan Sofi mencengkram tangan mereka

    masing-masing.

    Mereka  melewati jam malam. Pergi kabur dari

    pengawasan para pengawal karena hasutan teman-teman mereka. Mengikuti tiga

    laki-laki asing yang tidak tahu siapa.

    “ Kalian sudah mau menikah?” Saga

    bertanya.

    “ Tidak kak.” Jen mewakili adiknya

    menjawab cepat. Sofi yang hanya ikut-ikutan karena dipaksa olehnya benar-benar

    ketakutan.

    “ Akan kucarikan laki-laki baik

    kalau kau ingin menikah Jen.” Ketukan tangan Saga di meja, menandakan dia

    serius dengan ucapannya barusan. Bisa jadi kalau Jen menjawab iya, minggu depan

    dia sudah bisa naik ke pelaminan menikah. Dengan laki-laki pilihan kakaknya.

    “ Tidak kak.  Maafkan aku. Maaf. Aku tidak akan

    mengulanginya lagi.” Jen sudah mendekapkan tangan di depan dadanya memohon. “Maafkan

    aku.”

    “ Kalian bisa berteman dengan siapapun,

    aku tidak  memperdulikan latar belakang

    mereka. Tapi kalau pertemanan kalian membuat kalian tidak patuh dan melanggar

    aturanku. Lebih baik kalian tidak perlu berteman. Kalian tidak perlu pergi

    kuliah. Aku akan mencari dosen yang bisa mengajar kalian di rumah.”

    “ Maafkan kami kak. Kami salah.

    Kami tidak akan mengulanginya lagi.” Akhirnya Jen terduduk dan berlutut. Selama

    ini mereka senang karena tidak dikenalkan ke publik. Mereka bisa hidup damai

    menjadi diri mereka sendiri.

    Sesal membuncah. Bagaimana bisa

    mereka begitu teledor dan tidak bisa menjaga diri.

    “ Jen jaga adikmu. Seperti itukan

    seharusnya kakak itu, seperti aku menjaga kalian.” Sekali lagi, Jen semakin

    menatap lantai dalam. Sofi mengikutinya duduk di lantai.

    “ Maaf kak.” Jen menarik lengan

    Sofi di sampaingnya. “ Terimakasih sudah menjaga dan menyayangi kami.”

    “ Hanya kalian yang bisa menjaga

    kehormatan diri kalian sendiri. Bukan hanya untuk dilihat suci atau sok suci.

    Tapi itu adalah cinta dan perasaan kalian. Jangan kalian berikan pada

    sembarangan orang. Tubuh dan hati kalian itu satu kesatuan.”

    Saga adalah tipe laki-laki yang

    membenci hubungan bebas laki-laki dan perempuan dalam ranah hubungan badan.

    Baginya hubungan semacam itu hanyalah merugikan pihak perempuan. Kenapa? Mungkin

    itulah yang tercipta di masyarakat ini. Ketika hanya wanita yang dipertanyakan

    kehormatannya ketika sebelum menikah. Sementara rekam jejak laki-laki tidak

    pernah diungkit sedikitpun.  Walaupun  Saga sendiri dengan gampangnya dia bisa

    mendapatkan wanita manapun. Karena banyak wanita yang menawarkan diri padanya.

    Baik secara terang-terangan, maupun melalui proposal resmi orangtua mereka yang

    mendekat pada Antarna Group.

    Namun, karena dia memiliki dua adik

    perempuan yang ia jaga dengan nyawanya sendiri. Dia selalu bisa menahan diri

    untuk mendekati wanita. Untuk itulah mungkin imej dinginnya terbentuk. Karena

    banyak hati wanita tersakiti dengan penolakan dinginnya, rumor yang beredar dia

    berganti wanita setiap hari semakin menjadi. Tapi percayalah, itu malah

    membuatnya semakin digilai.

    “ Keluarlah, renungkan yang aku

    katakan. Tidak akan ada peringatan kedua kalau kau melakukan kesalahan yang sama

    Jen. “ Beban kesalahan itu jatuh pada jenika. Mereka bangun dan keluar dari

    ruangan kerja Saga.

    Tanpa mendapatkan hukuman sekalipun

    sudah membuat kakak mereka kecewa sudah seperti mereka mendapat hukuman mati

    saja bagi mereka..

    Sial! Seharusnya aku tahu kalau

    hukuman kami bukan di dalam.

    Sekertaris Han berdiri sambil

    bersandar di dinding di depan ruang kerja Saga. Hanya berdecak kesal yang

    terdengar dari mulutnya. Menatap kedua gadis pembuat onar, begitu pasti yang

    dia pikirkan.

    “ Ikut aku.” Han melangkah pergi

    menjauhi ruangan kerja Saga. Jen mengandeng tangan Sofi. Mengikuti kesebuah

    ruangan.

    “ Berikan hp kalian nona.” Han menyodorkan

    tangannya.

    “ Apa!” keduanya langsung

    menyentung kantong baju mereka masing-masing. Mempertahankan harta paling

    berharga yang mereka punya. “ Kak Saga bahkan tidak memintanya.” Apa hakmu

    mengambilnya dariku. Jen ingin berteriak begitu. Tapi lidahnya kelu karena

    tidak punya keberanian untuk bicara.

    “ Nona apa kalian tahu sebesar apa

    kecerobohan kalian?” Han sudah menurunkan tangannya. “Sebesar apa kesalahan

    yang sudah kalian lakukan malam ini?"

    Jen mengigit bibirnya. Sofi semakin

    kuat mencengkram tangan Jen di sampingnya. Tidak berani melihat Han.

    “ Apa kalian pikir laki-laki di

    luar sana semua sebaik tuan muda. Lewat sedikit saja kami menemukan kalian,

    saat ini kalian hanya bisa menangis menyesali semuanya. Dan kalian tahu, siapa

    yang paling merasa bersalah karena ulah kalian.  Jadi jangan membantah, berikan hp kalian sekarang.” Selama satu bulan tanpa hp, selama satu bulan pulang dan pergi ke kampus akan dilakukan sesuai jadwal. Begitu kalimat Han selanjutnya. Dia bicara dengan nada yang sudah membuat siapun tidak berani membantah. "Tunjukan keseriusan nona satu bulan ini."

    Karena tahu mereka bersalah, akhirnya

    tanpa bisa membantah mereka mengeluarkan hp mereka dari saku. Dengan perasaan

    tidak rela apalagi saat semua hp itu sudah berpindah tangan. “ Nona, jangan

    membuat tuan muda merasa bersalah dan sedih. Sudah banyak hal yang harus dia

    pikirkan. Kalian tahu seberharga apa kalian bagi tuan muda.”

    “ Maaf.”

    Kak Saga mencintai kami bahkan

    melebihi dirinya sendiri.

    “ Berandalan-berandalan itu masih

    bisa hidup saja sudah keberuntungan untuk mereka.”

    Jen dan Sofi langsung teringat tiga

    laki-laki tampan yang hampir saja merengut kehormatan mereka itu. Tidak mau

    membayangkan jadi seperti apa mereka sekarang.

    Bersambung

Novel