Chapter 34 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 34

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Han menutup pintu mobil setelah

    Saga masuk, lalu diapun masuk dan duduk di belakang kemudi. Melajukan kendaraan

    dengan kecepatan sedang. Membelah keramaian malam kota. Larutnya malam semakin

    membuat jantung kota ramai dibeberapa titik.

    Sekertaris Han, begitulah dia

    dipanggil. Tangan kanan sekaligus orang berpengaruh kedua di Antarna Group. Jika

    Saga hanya memikirkan lalu mendesah, ntah kenapa laki-laki itu sudah tahu apa

    yang harus dia lakukan. Dia berhati dingin, wajahnya yang juga tampan namun

    jarang sekali tersenyum. Tentu saja dia hanya menunjukan wajah seperti anjing

    manis di hadapan tuannya. Dia bisa hanya duduk diam, atau berdiri lama di

    samping Saga tanpa melakukan apapun.

    Han melirik kaca spion, akhir-akhir

    ini dia melihat perubahan yang cukup signifikan dalam diri laki-laki yang sudah

    dilayaninya sekian lama itu. Apalagi dengan kejadian sore tadi di ruko milik

    Daniah. Apa gadis itu benar-benar sudah berhasil mengubah Tuan Saga. Sekali lagi

    ia mencoba mengurai benang rumit di kepalanya tentang hubungan Saga dan Daniah.

    “ Apa yang mereka inginkan?” Perkataan Saga membuyarkan konsentrasinya. Tapi dia bisa menjawab cepat.

    “ Proyek pencahayaan danau hijau.”

    “ Mereka tahukan, aku tidak akan

    memaafkan sekecil pun kesalahan yang mereka buat nanti.” Suara desahan Saga.

    “ Ia tuan.”

    Saga mendesah lagi, kenapa dia

    lagi-lagi susah sekali keluar dari lubang ini. Dia ingin menghancurkan danau

    hijau tanpa sisa. Menimbunnya dan menjadikannya tanah yang rata. Tapi saat ia

    sudah memberi Han perintah dia terdiam. Hanpun sepertinya sangat tahu dirinya,

    karena dia tidak melakukan apa yang Saga perintahkan. Hingga akhirnya Saga malah

    membuat Danau Hijau seperti sekarang.

    Saya akan memastikan Danau hijau

    menjadi seperti yang anda inginkan tuan muda.

    Han memasuki area parkir, para

    penjaga sudah mengenai mobil siapa yang datang. Mereka bergegas mendekat,

    menundukan kepala hormat saat Saga keluar dari kendaraan. Han tahu, sebenarnya

    Saga tidak terlalu suka tempat ini, hanya ada alkohol yang bahkan tidak dia

    sentuh. Bau parfum wanita yang menyengat, wanita yang duduk di sampingnya yang

    bahkan tidak diizinkan untuk menyentuhnya. Tapi di tempat inilah biasanya

    kesepakatan bisnis berlangsung.

    Han membukakan pintu dan dia

    berjalan di belakang tuannya. Saat melihat Saga  otomatis semua yang ada di ruangan bangun.

    Tidak ada suara kecuali langkah kaki yang terdengar. Han memperhatikan kedua

    orang yang sudah tergopoh menyambut. Wajah mereka terlihat pucat karena tidak

    tahu apa yang akan terjadi di ruangan ini. Apakah mereka berhasil meyakinkan

    tuan Saga atau pulang hanya dengan membawa kehinaan.

    “ Selamat malam tuan Saga.” Mereka

    mengucapkan salam sambil menundukan kepala. Terjadi pembicaraan basa-basi yang

    isinya hanya menjilat Tuannya. Han duduk menatap mereka tanpa bergeming

    sedikit pun.  Lalu masuklah dua orang

    wanita cantik membawakan minuman soda. Ya itu yang diminum saga.

    “ Selamat malam tuan.” Sapa mereka dengan manis.

    Han menolak ketika salah satu wanita akan duduk di sampingnya.

    “ Duduklah disamping tuan Saga.” Ucapnya

    dingin. Gadis itu sudah menciut, lalu duduk di samping kanan Saga. Sementara Han

    duduk di kursi di sebelah kiri Saga. Dua laki-laki  dari perusahaan Light and Desain ditemani

    oleh seorang wanita masih-masing. Hanya Han yang sendirian. Duduk diam tanpa

    ekspresi, hanya mengamati yang terjadi di sekitar.

    “ Tuan Saga karena anda Danau hijau akan terlihat jauh semakin indah.” Menjilat satu.

    “ Sekarang saja sudah bisa terlihat.” Perkataan selanjutnya.

    “ Hanya tender pencahayaan malam saja yang belum diputuskan, apakah anda bersedia memberi kami kesempataan.”

    “ Kami akan melakukan yang terbaik.”

    Saga menunjuk gelas minumannya.

    Wanita di sebelahnya sigap mengambilkan. Dia menyerahkan dengan hati-hati gelas

    kaca berbuih putih itu.

    “ Apa anda mau es tuan.”

    “ Hemm.”

    Dia meletakan dua butir es kedalam gelas.

    “ Habiskan!” Saga menyodorkan

    gelasnya kepada CEO yang banyak bicara di depannya tadi. Laki-laki itu gelagapan

    lalu menerima gelas itu dengan kedua tangannya. “ Alkohol tidak baik untuk kesehatan mu,

    jadi minum soda saja ya.”

    “ Baik tuan saya akan mengingatnya.”

    Dia menghabiskan minumannya dalam beberapa

    kali tegukan, walaupun dahinya mengeryit, karena ternyata soda menusuk

    tengorokannya yang tidak terbiasa meminumnya. “ Terimakasih tuan.”

    “ Aku sudah melihat proposal

    pengajuan perusahaan mu, apa kau bisa memastikan semua yang ada diproposal itu

    bisa teraplikasi seratus persen.”

    “ Saya akan melakukan yang terbaik taun Saga.”

    “ Bukan yang terbaik yang bisa kau

    lakukan, tapi aku mau hasil yang terbaik. Apa kau bisa melakukannya?”

    “ Kami siap memberikan hasil yang

    terbaik tuan. Berikan kami kesempatan.”

    Lali-laki itu menundukan kepalanya dalam. Sepertinya dia bahkan ingin berlutut. Namun karena takut akan terlalu berlebihan dan membuat tuan Saga tidak suka jadi dia mengurungkan niatnya. Han bisa

    melihat kedua tangannya sudah gemetar dan keluar keringat. Yang ia usap

    beberapa kali di celananya.

    Cih, awas saja kalau kau cuma bisa

    bicara dan tidak bisa merealisasikan proposalmu, bukan hanya perusahaan mu saja

    yang hancur. Kaupun harus ikut hancur di dalamnya.

    Sementara itu Saga tidak

    memperdulikan janji-janji yang diucapkan CEO Light and Desain, matanya beralih

    pada wanita di sebelah kirinya, disentuhnya rambut hitam lurus yang jatuh sampai

    ke bahu itu. Wanita itu menoleh, tidak tahu karena terpesonanya dengan tatapan

    Saga tangannya terulur tanpa sadar menyentuh wajah Saga. Gadis itu terperanjak

    kaget, mundur membentur meja.

    “ Maafkan saya tuan.” Tidak hanya

    gadis itu, wajah semua orang sudah terlihat pias. Dua laki-laki dari perusahaan

    yang mengajukan tander pencahayaan danau hijau, beserta ketiga gadis lain yang

    berada di ruangan itu. Mereka berlima sudah gemetar takut. “ Maafkan saya tuan.”

    Beraninya kau menyentuh tubuh tuan Saga yang berharga.

    Han menarik lengan wanita yang tadi

    menyentuh pipi Saga dengan kasar. Menjauh dari meja. Plak! Tamparaan keras

    di pipi gadis itu dua kali, membekas merah yang menyayat hari. “ Bukankah sudah

    kuperingatkan berkali-kali berhati-hati dengan tubuh mu, tuan Saga tidak suka

    disentuh.”

    Gadis itu bersimpuh, berlulut, memohon. “ Maafkan saya tuan, maafkan saya.”

    Ketegangan diantara semua orang,

    mereka tahu gadis itu sudah melakukan kesalahan yang fatal. Rumor yang

    mengatakan Saga sama sekali tidak suka bersentuhan dengan orang lain sudah

    menyebar dikalangan petinggi perusahaan. CEO muda itu jarinya, melirik

    Saga yang hanya memberi tatapan dingin. Apa gadis itu akan mati pikirnya.

    Sekertaris Han benar-benar sesuai dengan gosipnya, kejam dan berdarah dingin.

    Han sudah menarik rambut gadis yang

    berlutut dan mau menyeretnya keluar ruangan. “ Maafkan saya tuan, ampuni saya,

    saya mohon tuan.” Dia sudah menangis.

    Saga menatap gadis yang diseret

    Han, mendengar rintihannya tiba-tiba sepasang bola mata muncul di kepalanya.

    Tangis Daniah yang memohon padanya.

    “ Biarkan dia Han.”

    BERSAMBUNG....................

Novel