Chapter 40 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 40

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Hari bersejarah itu datang, hari

    ini Daniah telah bertekad akan memulai misi menyelamatkan hidupnya. Ia ingin

    hidup lepas dari Saga namun tetap bisa menyelamatkan keluarganya. Dan inilah

    jalan satu-satunya. Hari ini akan menjadi awal rencana besarnya, bertemu dengan

    Helena dan membuat hubungan baik dengannya. Kalau melihatnya dari sosial media

    dan mendengar dari pelayan, sepertinya dia wanita yang baik. Semoga jalan yang

    akan dia tempuh lebih mudah.

    Misi pertamanya untuk bisa lepas secara

    baik-baik dengan Saga adalah dengan mempertemukan kembali cinta antara mereka.

    Daniah sudah memakai pakaian yang

    diberikan sekertaris Han, merias wajah dengan dandanan yang elegan. Ya, tentu

    saja ini dibantu dengan pelayan di rumah besar ini. Karena kalau untuk berdandan

    full make up dia memang tidak mampu melakukannya sendiri. Sedari pagi dia sudah

    bersiap diri. Saga sudah menunggu di ruang tamu.

    Setelah memastikan semua sempurna,

    dan mengucapkan terimakasih pada dua pelayan yang membantunya, dia keluar

    kamar. Menuruni tangga dan menjumpai Saga.

    “ Kau mau mati ya? Kenapa dandan

    begitu lama sekali.” Wajah Saga memerah saat melihat Daniah mendekatinya. Sebelum

    gadis itu menyadari. Dia langsung memalingkan wajah.

    Sial! Tenyata dia cantik juga.

    “ Maaf tuan.” Daniah menundukan kepalanya berulang.

    “ Ayo jalan, beraninya membuatku menunggu.” Gusar membalikan tubuh dan melangkah dengan cepat. Tapi senyum di bibirnya tidak bisa berbohong. dia sedang senang.

    “ Maaf.” Daniah berjalan di belakang

    Saga dengan wajah kecut.

    Akukan gak bisa dandan, malah disuruh berpenampilan

    begini. Ya pasti lamalah. Ini saja kalau tidak dibantu sampai besok mungkin

    belum kelar.

    Sekertaris Han sudah menunggu di dekat mobil. Matanya

    lekat tertuju pada Daniah. Dengan penampilan seperti itu ternyata anda sangat

    terlihat berbeda ya nona. Gumamnya lirih sambil membukakan mobil.

    Didalam mobil.

    “ Tuan Saga apa saya harus berada di samping anda sepanjang acara?” bertanya dengan halus.

    “ hemm.”

    Bisa tidak si menjawab normal, kalau ditanya jawabnya cuma hemm, hemm saja. Tapi kalau bertanya tidak dijawab jelas pasti marah.

    “ Tapi saya tidak tahu menahu mengenai

    lukisan.” Berusaha mencari alasan, supaya bisa kabur ditengah keramaian.

    “ Memang kamu disuruh jadi kritikus lukisan.” Saga mendengus.

    Karena mendengar jawaban kesal dari

    Saga Daniah tidak mau bertanya lagi. Dia mengeluarkan hp dari tasnya, belum menghubungi

    Tika kalau lagi-lagi dia tidak bisa datang ke toko.

    “ Hei, aku bilang apa kemarin, ganti hp mu.” Saga menunjuk benda yang dipegang Daniah.

    “ Ia tuan.”

    “ Ia, ia, tapi kamu masih pakai hp jelek itu juga.” Sudah kesal suaranya. Meninggi.

    “ Sayakan belum sempat beli tuan, kemarinkan saya menemani anda karena anda sakit.” Menyampaikan fakta.

    “ Han, belikan dia hp baru, mataku sakit melihat benda ketinggalan zaman itu.”

    “ Baik tuan muda.”

    Hei, hei, siapa juga yang suruh kamu lihat. Daniah dengan cepat mengetik pesan kepada Tika dan segera memasukan hp ke dalam tas lagi daripada mengundang masalah.

    Apalagi ini. Hei berhenti menyentuh rambutku seenaknya.

    “ Ternyata  dandanan begini  lumayan juga.”

    “ Terimakasih tuan atas pujiannya.”

    memundurkan kepala supaya mereka tidak terlalu dekat. Saga mengibaskan tangannya dan tergelak menyeringai.

    “ Aku tidak memujimu, aku memuji pakaian dan makeup mu.”

    Ia, ia aku tahu, aku jelek dan tidak sesuai seleramu. Daniah melengos. Sementara Han, tersenyum mendengar

    pertengkaran di kursi belakang sambil terus melajukan kendaraan.

    “ Kalau begitu besok kamu ikut

    sekolah makeup juga, biar tampang jelekmu itu bisa diminimalisir.” Wajah Saga

    yang tampan semakin tampan saat dia tersenyum dan merasa senang. Menemukan cara

    baru menindas Daniah lagi.

    “ Tapi tuan, saya jugakan sudah mau

    ikut sekolah memijat.” Aku bahkan belum mencari tahu dimana sekolah memijat,

    sekarang disuruh tambah makeup juga.

    “ Lakukan keduanya.” Seenaknya menjawab.

    “ Tapi sayakan bekerja juga tuan, bagaimana kalau satu-satu dulu.” Daniah menjawab lagi, lupa sudah aturan untuk tidak membantah apapun yang Saga katakan.

    “ Han.” Saga beralih bicara pada Han.

    “ Ia tuan muda.”

    “ Beli semua baju ditoko pembangkang ini, jangan sisakan satupun. Kalau tokomu gak ada stok barang kamu

    gak ada kerjaankan.” Tangan Saga sudah menunjuk kening Daniah, memberi intonasi

    kata pembangkang lebih gereget.

    “ Baik tuan muda.”

    Grab, tangan Daniah sudah menyentuh

    tangan Saga erat. Daniah tahu situasi yang sedang mengancamnya.

    “ Maafkan saya tuan, saya akan ikut kursus makeup dan juga sekolah memijat seperti apa yang tuan katakan. Tapi saya mohon batalkan perintah anda.” Intervensi Saga ke dalam tokonya adalah hal yang

    harus dihindari.

    “ Lepaskan! Aku bosan mendengarmu memohon tapi tidak mematuhiku.” Saga mengibaskan tangannya.

    “ Maafkan saya tuan, saya akan patuh.” Daniah tetap memegang erat tangan yang digengamnya. Daniah melirik kaca spion. “ Tolong batalkan perintah anda pada sekertaris Han yang barusan.”

    Semakin erat gengaman keputusasaan.

    “ Kau mau mati ya, lepaskan tanganmu.” Berteriak sambil mengibaskan tangan.

    “ Tuan.” Sorot mata jinak dan memelas yang bisa dia tampilkan, akting.

    “ Ia, ia. Kamu dengar Han, aku batalkan perintahku tadi.” Tertipu dengan sorot mata Daniah yang menghiba.

    “ Baik tuan muda.”

    Huh! Dasar sekertaris sialan. Bisa tidak si membantah sedikit atau memberi penolakan halus. Kamukan bukan aku yang terikat kontrak mematikan dengan laki-laki ini. Kamukan laki-laki bebas. Cih,

    aku jadi penasaran sekali berapa gajimu.

    Beberapa lama semua membisu setelah

    urusan kursus selesai, namun Daniah segera menemukan satu pertanyaan penting

    yang sudah dia pikirkan lama  saat mandi. Yang bisa menguncang, paling tidak dia

    bisa melihat reaksi spontan Saga.

    “ Apa semua lukisan di galeri nanti milik pelukis Helena?”

    Saga yang tadinya menatap kaca menoleh pada Daniah. Daniah tidak menujukan pertanyaan itu khusus untuk Saga sebenarnya, hanya ingin mengetes saja. Kalau Saga yang menjawab itu lebih baik, kalau Han yang menjawab juga tidak masalah.

    “ Nona Daniah nanti anda hanya

    perlu berada di samping tuan Saga.” Han yang sedang mengemudikan kendaraan

    memotong pembicaraa, Daniah tahu, pasti karena dia menyebut nama Helena.

    Sekarang dia bahkan ingin menyebut nama Helena berulang-ulang karena ingin

    melihat reaksi Saga. Tapi tentu saja dia tidak punya keberanian untuk itu.

    Mobil terus melaju, Saga membisu.

    Daniahpun memilih untuk menatap kaca dan menyusun strategi lebih lanjut.

    Saga bersatu kembali dengan Helena.

    Aku bisa pergi dari sisinya dan kembali pada keluargaku. Perusahaan ayah

    selamat. Aku akan kembali fokus pada toko onlineku. Sempurna, itu sempurna

    sekali. Baik, ayo kita pelan-pelan jalankan rencana.

    Sampailah mobil di tujuan.

    Aaaa, aku sudah merasa pusing saat

    memasuki pintu galery. Aku benar-benar buta akan dunia yang satu ini. Keindahan

    apapun yang ada dibenda mengantung di dinding itu tidak pernah bisa lihat apalagi sampai bisa kurasakan.

    “ Tuan, apa saya perlu ikut masuk.”

    Saga melirik dengan tatapan

    mengancam. Baiklah, kau rajanya. Daniah berjalan di samping Saga. Saat

    kedatangan Saga langsung tercipta kesibukan, beberapa orang datang menyambut

    dan membungkukkan kepala dengan sopan. Sementara laki-laki di samping Daniah

    masih saja bersikap dingin seperti biasanya.

    Han mengisyaratkan agar mereka

    tidak mengikuti Saga, dan ajaibnya kerumunan semut itu benar-benar bubar.

    Daniah berdecak kagum dalam hati. Sekertaris Han memang layak untuk mendapat

    pujian.

    Saat Saga dan Daniah berjalan tanpa  hambatan masuk ke dalam galery. Sebuah

    sapaan lembut dari seorang gadis seperti membuyarkan semua konsentrasi.

    “ Saga sudah lama ya.”

    Seorang wanita berambut indah

    berdiri dengan sangat anggun. Kakinya jenjang, pinggangnya ramping. Dan

    tangannya juga indah. Daniah menatap wanita yang seperti selebriti di

    hadapannya. Dia menelan ludah takjub.

    “ Sudah lama ya, dua tahun.” ucapnya lagi.

    Dialah pelukis Helena, wanita yang

    beruntung mendapatkan cinta tuan Saga.

    Helena  mendekat memeluk Saga tidak perduli banyak

    orang yang memperhatikan, lebih tidak perduli ada seorang wanita yang juga

    berstatus istri sah Saga di sampingnya.

    BERSAMBUNG.....................

Novel