Chapter 53 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 53

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Pekerjaan harian yang dilakukan

    Daniah, dalam ruko dua lantai di kawasan perkantoran. Profesi yang dia jalani

    dengan sepenuh hati, baik sebelum dia menikah atau sampai hari ini setelah dia

    menikah dengan Saga. Dia menggantungkan impiannya di tempat ini, berharap setelah

    bisa melarikan diri dari Saga tempat inipun yang akan menjadi pegangan

    hidupnya.

    Tumpukan pakaian sudah dipisahkan,

    sesuai dengan status orderan. Sudah menempel dimasing-masing tumpukan, kertas

    bertuliskan nama pemesan. Dipisahkan ke dalam boks yang sudah transfer dan baru

    sekedar keep barang, alias menunggu transferan. Di setiap lantai ruko melakukan

    aktivitas yang Sama. Daniah sebagai penanggung jawab pakaian anak di lantai atas,

    dan lantai bawah Tika sebagai penanggung jawab pakaian dewasa.

    Daniah sedang membalas chat orderan.

    “ Kaos ogree size s sama l yang

    motif mobil, sama motif superhero.” Karyawannya sigap mengambilkan stok, lalu

    menempelkan kertas di atasnya begitu seterusnya.

    Daniah menguap beberapa kali,

    menutup dengan tangan. Mengusap airmata yang muncul di ujung matanya.

    Kenapa sekarang aku gampang lelah

    begini si, biasanya juga sekuat baja. Gara-gara harus berjuang bertahan hidup

    menghadapi tuan Saga sepertinya energi kehidupanku makin hari makin berkurang

    saja. aku bisa mati bukan karena dia membunuhku, tapi karena aku tidak punya sisa energi untuk bertahan hidup.

    Daniah melirik hpnya, ketika sebuah

    pesan masuk. Dia lalu menyerahkan hp toko dan berjalan menuju tempat tidur,

    benda ini ternyata berguna juga, gumamnya sambil ambruk dan menjatuhkan diri.

    Daniah membuka pesan.

    “ Nak ini ibu, apa kamu bisa pulang

    ke rumah waktu ulang tahun ayahmu, dan bisakah kamu mengajak tuan Saga untuk

    makan malam di rumah?”

    Daniah langsung terbahak setelah

    membaca pesan di hp. Ibu penyihir mengirimi pesan.

    Dia memanggilku apa? Nak? Aku sampai merinding. ini pertama kalinya dia menyebutku dengan panggilan nak. sepertinya hari ini akan hujan deras di bumi.

    Daniah meraba tangan dan tengkuknya

    sendiri, wanita itu telah kehilangan harga diri yang ia jaga dengan baik selama

    ini. Demi bisa membawa tuan Saga dia bahkan mengirim pesan dengan bahasa yang

    baik pada Daniah. Walaupun tidak tahu bagaimana rautnya saat mengetikan pesan.

    Tapi demi memikirkan itu berhasil membuat Daniah terpingkal diatas tempat

    tidur.

    Daniah bangun dari tiduran karena

    mendengar Tika memanggil dari lantai bawah, gadis itu turun dengan tergesa.

    Mematung di tangga, saat melihat siapa yang sudah berdiri di depan pintu kaca.

    Kenapa dia kemari lagi, mana tuan

    muda yang selalu merasa benar itu. Apa dia sedang bersembunyi di mobil dan

    menunggu untuk memberi kejutan.

    Han menggangukan kepalanya sopan.

    “ Selamat siang nona muda, saya datang untuk menjemput anda.”

    Semua penghuni toko sudah

    berkerumun antusias, yang dari lantai atas sudah menuruni tangga, sementara

    Tika dan yang lainnya sudah berbisik penuh spekulasi dengan sok tahunya.

    “ Mbak Niah keren ya.”

    “ Ia, dia dipanggil nona muda.”

    “ Bagaimana tidak, suami mbak Niahkan tuan Saga.”

    “ Ahh, ia, ia. Luar biasa ya, kita bahkan menghirup nafas yang sama dengan wanita yang dicintai oleh tuan Saga.”

    “ Tuan Saga lho, pemilik hampir separuh kekayaan negri ini.”

    “ Aku iri.”

    Tidak! Tidak seperti itu wahai

    karyawanku yang berhati polos, kehidupan rumitku tidak akan pernah masuk dalam

    pikiran kalian. Berhentilah bicara yang tidak-tidak. Aku tidak mendapatkan

    anugrah kemulyaan dari baginda raja Saga Rahardian. Aku hanya gadis penebus

    hutang keluargaku. Hiks, andai aku orang yang tidak tahu malu menceritakan

    kisah hidupku, kalian pasti akan manangisi nasibku. Dan kita bisa bercucuran airmata bersama. Tapi aku bukan makhluk tidak tahu malu, jadi aku hanya bisa menangis sendirian.

    Daniah mengisyaratkan agar semua

    kembali keperjaan mereka masing-massing, walaupun tampak kecewa karena harus

    melewatkan tontonan luar biasa. Tapi mereka menurut, dan kembali dengan hp

    dan stok barang. Sementara Daniah menarik lengan Han keluar dari pintu kaca.

    “ Apa yang membuat anda datang

    kemari. Eh, tuan Saga tidak adakan?” Daniah mengedarkan pandangan, melihat

    mobil yang terparkir, sepertinya benar tidak ada orang di sana. Mobilnya

    kosong. Tapi demi meyakinkan diri dia meninggalkan Han dan mendekati mobil,

    menempelkan wajah di kaca.

    “ Saya datang sendiri nona.” Ketika

    Han mulai paham apa yang dilakukan Daniah. Gadis itu celingak celinguk

    mengintip dalam mobil, dan mengedarkan pandangan di halaman ruko.

    “ Apa yang membawa anda kemari?” berkacak pinggang. Sok menantang.

    “ Saya akan menjemput nona.” Menjawab tanpa wajah bergeming.

    “ Kenapa?” Suara Daniah masih

    terdengar sok, kapan lagi aku bisa bicara semauku padanya kalau dia tidak sedang

    sendirian. Gumam-gumam hati Daniah.

    “ Membawa nona kesuatu tempat, nona akan tahu nanti.”

    Apa! Kau pikir kau siapa heh.

    Kamukan sekertaris Han bukan tuan Saga, apa aku harus patuh juga padamu. Tidak

    kan. Daniah menatap sekertaris Han. Yang ditatap tajam, sama sekali tidak

    terganggu. Dia memang ahlinya menyembunyikan perasaan begitu sorot matanya

    mengisyaratkan.

    “ Silahkan ambil tas anda nona.” Kata

    Han, setelah lama mendapat sorot mata sebal dari Daniah.

    “ Tidak mau!”

    Apa kamu! Aku berani kalau

    menentangmu. Kamu pikir aku takut padamu, ya walaupun sedikit takut si, soalnya

    kadang matamu tajam dan menusuk. Tapi akukan tidak terikat kontrak hidup dan

    mati denganmu.

    “ Ini perintah tuan Saga nona.”

    “ Haha.” Plak, Daniah memukul bahu

    sekertaris Han, membuat lelaki itu menatap tangan Daniah yang menempel pada

    tubuhnya. “ Baiklah Saya ambil tas sebentar ya. Permisi.”

    Seharusnya aku tidak menantangnya,

    betapa bodohnya aku. Dia pasti datang karena perintah tuan Sagakan, dia tidak mungkin melakukan sesuatu atas inisiatifnya sendiri apalagi urusannya denganku. Aku tidak mau membangkitkan singa yang tidak berperasaan sepertinya. benar, dia menampar tiga pelayan tanpa bergeming. aku memang harus berhati-hati padanya.

    Sementara Han berjalan mendekat

    ke mobil.

    Kenapa anda mudah sekali menyentuh

    tubuh orang lain nona, apalagi yang anda sentuh adalah laki-laki. Cih, kedepannya

    pasti akan sangat merepotkan, kalau anda tidak bisa menjaga tangan anda.

    BERSAMBUNG

Novel