Chapter 56 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 56

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Rutinitas pagi hari, mengantarkan

    Saga masuk ke dalam mobil untuk pergi bekerja. Sekertaris Han sudah berdiri

    sedari tadi di dekat mobil.

    Saga melambaikan tangan kirinya,

    hal yang tanpa sadari dia lakukan saat mobil melaju meninggalkan Daniah.

    Lagi-lagi Daniah masih berdiri tidak bergerak ketika mobil menghilang di

    gerbang utama. Dia masih memandang langit, melihat serombongan burung terbang

    bebas di langit yang luas. Senangnya, andai dia hanya seekor buruk milik Tuhan,

    dia bisa terbang kemanapun yang dia ingginkan.

    Mobil Saga  sudah melewati gerbang utama,

    Han dibelakang kemudi membetulkan posisi kaca spion. Meliriknya sebentar.

    Melihat Saga yang pagi ini terlihat sangat senang. Senyum yang jarang dia

    tunjukan lahir tanpa sengaja saat dia beberapa kali menarik bibirnya.

    “ Han, buat janji dengan dokter Harun.”

    “ Apa anda sedang sakit tuan muda.”

    “ Sepertinya ada masalah dengan

    tubuhku akhir-akhir ini.” Han menyentuh dadanya. “Bagian sini jadi sering

    berdebar tanda alasan.”

    Han yang tadinya panik dan mau

    langsung memutar arah, terdengar benafas lega.

    Itu karena anda jatuh cinta tuan muda.

    “ Saya akan segera mengatur jadwal untuk bertemu dokter Harun.”

    Saga menyandarkan kepalanya,

    lagi-lagi tersenyum. Kejadian semalam masih sangat membekas dalam ingatannya.

    Kejadian kemarin.

    Hari ini dia pulang cukup awal,

    sengaja ingin makan malam di rumah. Kenapa? Tentu saja dia sudah merasa tidak

    sabar dengan reaksi Daniah tentang hadiah mobilnya. Kalau Han mengatakan,

    Daniah antara kesal namun tetap mengucapkan terimakasih kepadanya. Saking

    penasarannya dia membatalkan jadwal malamnya.

    Sudah duduk bersandar di tempat

    tidur, lampu masih menyala dengan terang. Daniah naik ke atas tempat tidur,

    karena perintah sang raja demikian.

    “ Bagaimana hadiah mobilnya, kamu suka?”

    Haha, dia tersenyum tapi sorot matanya sangat kesal, seperti mengatakan, hal gila apa

    yang mau kamu lakukan. Ini belum apa-apa, aku bahkan belum melakukan apapunkan.

    Terlalu dini untuk kesal sekarang. Begitu Saga bergumam dalam hatinya.

    “ Tentu saja saya sangat senang dan

    berterimakasih, apalagi yang bisa saya lakukan kalau anda sudah memberi

    perintah. Saya harus menerima dan berlapang dadakan, untung saja hati saya

    seluas samudra.” Ucapan terimakasih mengandung ketidaksukaan.

    “ Berterimakasih dengan benar!” tunjuknya di kening Daniah, gadis itu mundur.

    Bagaimana

    aku harus berterimakasih lagi padamu heh. Akukan sudah mengucapkan kalimat

    pujian bertele-tele dengan muatan sindiran tadi. Kamu tidak betul-betul bisa

    mencerna kata-kataku barusan kan.

    “ Kenapa diam?”

    Daniah mengatupkan tangannya,

    mengumpulkan senyum sejuta watt di bibirnya. “Terimakasih suamiku, mobil yang

    anda berikan bagus sekali, saya akan memakainya setiap hari. Dengan penuh

    syukur.”

    “ Itu saja?” Saga menyentuh

    bibirnya sambil menyeringai. “ Tidak ada hadiah?”

    “ Hadiah?”

    Maksudnya

    apa? Jadi dia mau hadiah balasan dariku, memang apalagi si yang kamu butuhkan,

    kamukan sudah punya semua. Kamukan bisa mendapat semua hal hanya dengan menghirup

    nafas saja. Kenapa dia menyentuh bibirnya. Tunggu, dia tidak minta hadiah

    seperti hadiah yang dia berikan kepadaku waktu itukan. Hadiah ciuman. Tidakkan!

    “ Mana hadiahku.” Lagi-lagi mengisyaratkan kalau dia ingin Daniah menciumnya.

    Persetan!

    Daniah maju menabrakan bibirnya

    di bibir laki-laki di depannya. “Terimakasih atas mobilnya suamiku.” Lalu dia

    mundur ke belakang sampai di bibir tempat tidur.

    “ Berani sekali kamu menciumku,

    sedang cari-cari kesempatan ya!” berteriak marah, tapi lihat senyumnya, seperti

    habis makan durian yang dia beli dari hasil pilihan tangannya sendiri dan

    rasanya manis sekali. Puas menjalar dimana-mana. Tapi sayangnya Daniah tidak

    melihat, dia sudah masuk ke dalam selimut, menarik kain itu sampai menutupi

    kepalanya.

    Aku pasti sudah gila!

    “ Kau pasti senang sekali bisa

    menciumkukan?” Saga menendang kaki Daniah di bawah selimut. “Berani sekali

    kamu!”  Daniah masih meringkuk, wajahnya

    merah padam. Lagi-lagi  Saga menendangkan

    kakinya.

    Apalagi ya, yang bisa kuberikan padanya? Melihat wajah merah padamnya malah membuat dia

    mengemaskan. Haha.

    “ Matikan lampu sana!”

    “ Baik suamiku.”

    Daniah turun menjatuhkan diri dari

    bawah selimut, menundukan mukanya dalam, tidak mau sampai bersitatap. Setelah

    lampu semua padam sekarang dia bisa berjalan dengan kepala tegak. Saga sudah

    tidur di bawah selimut.

    BERSAMBUNG

Novel