Chapter 83 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 83

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Daniah mendukan kepala malu saat

    melirik meja yang lain, mereka ada yang tertawa tapi tidak lama sudah tidak

    perduli lagi. Fokus dengan lawan bicara mereka masing-masing.

    “ Gila ya! Pelankan suaramu jen.

    Aku juga gak tahu sudah berapa kali, memang aku iseng menghitungnya.” Daniah

    menundukan kepalanya malu, mendengar omongannya sendiri.

    Aku malu untuk mengatakannya, kalau

    hampir setiap malam.

    “ Jadi, sudah sampai sejauh itu.

    tapi kakak ipar masih mengatakan kalau tidak menyukai kak Saga.”

    Kata-kata

    Jenika kenapa seperti sedang menghujam dadaku ya, benar, bagaimana perasaanku

    pada tuan Saga ya. Apa aku benar-benar tidak menyukainya. Apa aku tidak

    menikmati sentuhan lembut saat dia menciumku. Walaupun dia kasar, tapi anehnya

    dia memang selalu memperlakukanku lembut di tempat tidur.

    “ Aku hanya ingin melindungi diriku

    Jen.” Daniah mengangkat kepalanya, dan menatap Jenika dan Sofia bergantian. “

    aku hanya tidak ingin terluka lebih dalam kalau sampai aku menyimpan perasaan

    pada tuan Saga. Aku menikah karena alasan apa aku sudah tahu itu. Tuan Saga

    punya wanita yang dicintainya aku juga tahu itu. Jadi aku hanya melindungiku

    diriku, kalau nanti tuan Saga membuangku. Aku tidak akan terlalu sakit. Berbeda

    kalau aku menyukainnyakan, tidak tahu akan sesakit apa hatiku nanti.”

    Jenika dan Sofia mendekati Daniah.

    Menepuk pundaknya.

    Bodoh! Memang siapa yang mau

    membuangmu kakak ipar. Kalaupun kamu ingin kabur sekarang, kak Saga tidak akan

    pernah melepaskanmu.

    “ Ternyata kakak ipar ini

    benar-benar bodoh ya.” Jenika masih menepuk bahu kanan Daniah.

    “ Kak Jen, jangan menghina kakak

    ipar terus donk. Kakak ipar memang bodoh tapi jangan dibilangin keras-keras

    juga.” Sofia protes. Sambil menepuk bahu kiri Daniah.

    Kalian itu sama aja tahu! Sama-sama

    mengataiku bodoh.

    “ Memang kakak ipar tidak

    berdebar-debar apa kalau sedang bersama kak Saga. Kalau sedang menyentuh dada

    bidang dan putihnya kak Saga. Kalau kalian sedang berciuman memang gak kerasa

    apa-apa gitu.” Jen dan Sofi sudah berhenti menepuk bahu, sekarang mengeser

    duduk lagi.

    “ Apa si, aku sampai gak bisa

    bernafas karena rasanya dadaku ingin meledak.” Lagi-lagi malu yang ada. Kenapa

    dua orang ini bisa membahas masalah begini dengan riang si. Daniah cemberut

    sendiri.

    Ternyata kakak iparku ini

    benar-benar bodoh ya, bahkan tubuhnya jauh lebih pintar bereaksi daripada

    hatinya.

    “ Kak Saga itu mencintai kakak ipar

    tahu, kalau tidak kenapa dia tidur dengan kakak ipar. Hemm, sampai sudah tidak

    terhitung lagi jumlahnya berapa kalinya.” Jenika tertawa menyeringai membuat

    lagi-lagi wajah Daniah merah padam. “ Memang kakak ipar pikir, kalau laki-laki

    tidak menyukai perempuan dia bisa tidur sampai berkali-laki begitu.” Menghujamkan

    kalimat keras, biar telak menghantam kebodohan kakak iparnya.

    “ Diakan senang menyiksaku saja.”

    Daniah menjawab.

    “ Kakak ipar ini bodoh atau apa si.

    Hiii gemes sekali aku jadinya.” Mencubit pipi Daniah. Gadis itu menepis tangan

    jenika sebal. Sakit tahu begitu katanya. “ Kakak ipar itu wanita pertama dan

    satu-satunya yang tidur dengan kak Saga! Catat itu diotak kakak ipar ya.

    Artinya apa, ya memang kakak ipar yang diinginkan kakakku. Bukan kak Helen atau

    siapapun, dia memang mau kakak ipar, dia suka sama kakak ipar. Dia mencintai

    kakak ipar.”  Jen kembali berapi-api,

    Sofia di samping juga ikutan menyemangati.

    Apa! Cinta, tuan Saga. Padaku. Tuan

    Saga mencintaiku. Yang benar saja.

    Bayangan buram melintas seperti

    film berputar dikepala Daniah.

    “ Bersiaplah aku akan

    mencabik-cabikmu.”

    “ Habis kamu! Berani membantahku.”

    “ Apa! Berani memelototiku!”

    “ Gosok punggungku dengan benar,

    apa kamu tidak diberi makan.”

    “ Beraninya kau!”

    “ Tidak mau tidur denganku,

    pergilah. Akan kuhancurkan keluargamu tanpa sisa.”

    “ Kau harus membayar dengan tubuhmu

    donk, itu baru setimpal.”

    “ Mau mati ya!”

    Daniah mengaruk meja dengan

    kukunya. Ia menangis dalam hati.

    Itu darimananya yang disebut cinta

    si. Hiks, hiks. Memang ada orang yang mengatakan hal begituan pada orang yang

    di cintainya. Ya, tuan Saga tidur denganku hanya karena aku istrinya. Wanita

    yang sudah dia beli dan dia beri makan. Pasti dia hanya berfikir begitu, kenapa aku

    menyia-yiakan apa yang ada di sampingku. Pasti begitukan alasan sebenarnya.

    “ kakak ipar! Kakak ipar!” Jenika

    mengoyangkan tubuh Daniah, membuatnya tersadar dari lamunan.

    “ Sekarang pahamkan.”

    “ Apa?”

    “ Bagaimana si, pahamkan kalau kak

    Saga itu sudah jatuh cinta sama kakak ipar.”

    “ Sudahlah, ia, ia. Aku paham.”

    Walaupun tetap tidak bisa menerima sedikitpun penjelasan Jenika.

    Malam semakin larut, merekapun

    memutuskan pulang. Dalam perjalanan malam, lampu jalan bersinar terang. Daniah

    menatap kaca mobil nanar. Jenika fokus mengemudi. Sofia ambruk tiduran di kursi

    belakang sambil bermain dengan hpnya.

    Tuan Saga menyukaiku, Hei Daniah

    jangan bermimpi. Tetap jaga jarak sejauh mungkin hatimu. Kau tidak mau terluka

    nantikan.

    Malam semakin larut, sekali lagi

    Daniah berhasil meyakinkan hatinya, untuk tidak boleh jatuh hati atau

    bersimpati pada Tuan Saga.

    Kendaraan menepi di depan pintu

    rumah utama. Saga keluar setelah Han membukakan pintu. Pak Mun sudah berdiri di

    dekat mobil.

    “ Pulang dan istirahatlah.” Han

    mengangukan kepala.

    “ Selamat istirahat tuan muda.” Dia

    menunggu sampai Saga dan Pak Mun masuk ke dalam rumah, lalu kembali masuk ke

    dalam mobil. Keluar dari gerbang utama.

    Sekarang, Saga sudah duduk dan memakai sandal

    rumahnya.

    “ Jam berapa Daniah kembali? Apa

    dia sudah tidur sekarang.”

    Pak Mun memberikan penjelasan.

    “ Nona kembali jam sepuluh tuan

    muda, langsung masuk ke kamar. Nona jenika dan Nona Sofia juga.”

    “ Baiklah.” Saga sudah mau bangun.

    Tapi tertahan karena pak Mun mengatakan sesuatu lagi.

    “ Maafkan saya tuan muda, tadi saya

    membiarkan nona Jenika membawa nona muda.”

    “ Setelah pulang apa mereka

    bertengkar?” Saga bertanya.

    “ Tidak tuan muda. Semuanya

    terlihat sangat senang. Nona muda juga tertawa senang.” Jawaban Pak Mun sudah

    membuat Saga puas.

    “ Baiklah, untung kamu tidak

    menahan Jen membawa Daniah. Mulai sekarang biarkan Jen dan Sofia dekat dengan

    Daniah. Mereka sepertinya sudah mulai paham siapa  kakak iparnya sekarang.”

    “ Baik tuan muda. Dan juga tadi

    Nyonya kedatangan nona Helena.” Saga hanya terdiam, sepertinya tidak tertarik. “

    Mereka pergi mengobrol di kamar, jadi saya tidak tahu apa yang dibicarakan.”

    Merasa bersalah dengan ketidakmampuannya.

    “ Sudahlah, biarkan ibu melakukan

    apa yang dia mau. Cukup awasi saja dia. Tidak perlu mengantarku, pergi

    istirahatlah.” Mencegah Pak Mun yang sudah berjalan mengikuti.

    “ Baik tuam muda. Selamat malam,

    selamat istirahat.” Pak Mun hanya mengantarkan Saga sampai ke ke tangga. Lalu

    dia pergi mematikan beberapa lampu, lalu berjalan kekamarnya. Untuk istirahat.

    Hari ini pekerjaannya sudah cukup berat.

    Sementara Saga masuk ke dalam kamar

    dengan perlahan. Dalam keremangan cahaya lampu dia melihat Daniah yang

    terbaring lelep di atas tempat tidur. Dia tidak mendekati tempat tidur. Dia

    masuk ke kamar mandi. Selang tidak lama sudah terlihat segar, sambil

    mengeringkan rambut sebentar. Dia melemparkan handuk kecilnya ke atas meja.

    Kau pasti kelelahan karena

    bersenang-senangkan.

    Saga menyibakan selimut, mendapati

    Daniah dalam balutan baju tidurnya. Wajahnya tersenyum tipis. Dia naik ke atas

    tempat tidur.

    Kau yang menggodaku dengan baju

    tidur itu ya. Jangan salahkan aku.

    Sentuhan lembut di bibir, dan

    leher. Daniah mengeliat. Saga menghentikan aktivitasnya sementara. Pura-pura

    terdiam berbaring. Daniah kembali terdiam, hanya kecapan yang terdengar dan

    hembusan nafasnya pelan. Saga tergelak tanpa mengeluarkan suara.

    Imut sekali, dia bahkan tidak

    bangun.

    Saga menarik selimut menghempaskannya ke ujung tempat tidur.

    Ternyata Han menganti model baju tidurmu

    berguna juga ya.

    Saga menikmati semua bagian tubuh

    istrinya, lekukan leher, bibir, telinga hingga membenamkan wajah ke dada Daniah, dia makan waktu jauh lebih lama dibagian itu.  Beberapa kecupan meninggalkan bekas merah,

    terdengar Daniah mengeliat tapi dia sama sekali tidak terbangun. Membuat Saga

    tidak menghentikan apa yang dia lakukan.

    Daniah jatuh ke dalam mimpi yang akan membuatnya malu esok hari.

    Malam semakin larut, setelah

    meninggalkan satu kecupan merah di atas dada gadis itu, dia terbaring di sampingnya.

    Memeluk istrinya erat, menempelkan bibirnya di bahu Daniah. Sampai dia sendiri

    jatuh ke dalam mimpi yang indah.

    BERSAMBUNG

Novel