Chapter 85 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 85

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Siang ini, semua agenda berjalan

    dengan baik. Walaupun harus mundur dua jam dari jadwal yang ada. Kalau sudah

    seperti ini bisa di bilang Han yang bisa bernafas lebih lega. Dia bisa

    menyimpaan banyak tenaganya.

    Efek keberadaan nona Daniah

    ternyata sangat berpengaruh besar pada mood tuan muda. Sepanjang hari ini dia

    bahkan masih terlihat senang. Kesalahan CEO Defika bahkan bisa dia maafkan.

    Padahal CEO perempuan itu jelas-jelas sudah ketakutan. Dan siap menerima

    hukuman apapun yang diberikan padanya.

    “ Han.” Saga menutup berkas laporan

    yang baru saja selesai dia tanda tangani. Proyek Antarna Group tahun ini, danau

    hijau.

    “ Ia tuan muda.” Han bangun dari

    duduk dan lamunannya, menghampiri meja kerja Saga. Dia menerima berkas yang

    sudah selesai di periksa Saga.

    “ Apa anda tidak mau datang di

    peresmian.” Menebak setelah menerima berkas laporan dan membacanya.

    “ kenapa? Apa kamu juga berfikir

    aku belum move on.” Menyandarkan kepala, tapi menatap kesal.

    “ Tidak tuan muda. Saya hanya tidak

    mau anda merasa tidak nyaman.”

    “ Danau hijau akan jadi tempat

    pengabdian Antarna Group pada kota ini. Anggap itu saja, tidak ada cerita

    apapun dibalik itu semua. Aku tidak mau ada artikel apapun tentang ele setelah

    peresmian danau hijau. Fokus hanya pada Antarna Group.” Seharusnya seperti ini

    saja, awalnya dia memang akan menjadikan tempat itu sebagai tempat bersejarah

    pernikahannya. Tapi sekarang, tempat itu akan menjadi wisata kota gratis untuk

    masarakat umum.

    “ Baik tuan muda.”

    Ketukan pintu mengalihkan pandangan

    Han. Dia mengganguk sekilas pada Saga, lalu berjalan membukakan pintu. Staff

    sekertarisnya sudah berdiri di depan pintu.

    “ kenapa?” Tanyanya.

    “ Maaf tuan. Nyonya datang dan

    ingin bertemu dengan tuan Saga. Dan...” dia tidak melanjutkan kalimatnya.

    Lihat, dia sudah tangan karena ingat kejadian beberapa waktu lalu.

    “ kenapa?”

    “ Bersama nona Daniah.”

    “ Persilahkan mereka masuk.”

    Staff sekertaris itu menganguk,

    setelah Han berbalik dia menutup pintu tanpa bersuara. Bernafas lega. Selang

    tidak lama dia menunggu di depan lif muncul nyonya besar, ibu dari presdir dan

    juga wanita itu. Wanita yang sudah membuatnya kehilangan separuh uang gaji. Dia

    menggangukan kepalanya sopan.

    “ Silahkan nyonya, tuan Saga

    mempersilahkan untuk masuk.”

    “ Aku hanya ingin bertemu dengan

    anakku kenapa kalian mempersulit seperti ini.” Hardiknya marah. Staff

    sekertaris itu hanya menunduk dalam tidak menjawab.

    Lebih baik melihat anda yang marah

    daripada tuan Saga yang marahkan. Sungguh melelahkan hidupku. Hiks, tapi aku

    akan berjuang untuk hidup seperti ini sampai akhir. Demi gaji yang besar.

    Dia mengikuti langkah kaki nyonya

    dan Helena, mengetuk pintu, lalu mempersilakan mereka masuk. Setelahnya kembali

    menutup pintu tanpa bersuara. Tidak tahu dan tidak penasaran untuk tahu juga,

    akan ada kejadian apa di ruangan presdir.

    Han mengangukan kepala sembari

    menarik kursi di depan meja kerja Saga. Mempersilahkan kedua tamu tidak di

    undang untuk duduk. Dia melirik tajam Helena, gadis itu masih tidak tahu malu

    juga menatapnya dengan sorot mata sebal. Setelah kedua orang itu duduk, dia

    tetap berdiri di dekat meja.

    Ibu menoleh pada sekertaris Han,

    mengusir lewat pandangannya. Tapi tentunya, sekertaris Han tidak mau terlalu

    peka kalau urusannya bukan dengan majikannya. Jadi dia tetap berdiri tidak

    bergeming.

    “ Jangan perdulikan Han. Kenapa ibu

    kemari tanpa pemberitahuan?” Saga seperti tahu ketidaknyaman ibu. Tapi dia tidak

    perduli. Dia bahkan tidak melirik Helena yang duduk di samping ibunya. Wanita

    itu yang sedari tadi ingin tersenyum hanya bisa memegang kursi erat. Kecewa.

    “ Saga, ada yang mau ibu bicarakan.

    Ini mengenai Daniah.”

    Di tempat duduknya, airmuka Saga

    berubah. Ada indikasi tidak senang dengan pembicaraan ibunya barusan. Apalagi

    saat ini Ele sedang duduk di hadapannya. Rencana apa yang sedang dibuat wanita

    ini pikirnya. Dia tahu, ini mungkin ide Ele.

    “ Daniah bukan gadis yang baik dan

    pantas untukmu Saga.” Ibu langsung pada poin utamanya, tidak mau berbasa-basi

    lagi. Selama ini kesabaarannya menunggu sepertinya sia-sia. Karena sepertinya

    Daniah berhasil menjerat putranya. Ibu menerima hp yang diambil Helena dari

    tasnya. “Lihatlah, dia bahkan menemui laki-laki lain di belakangmu.”

    Han bereaksi, tidak mungkin begitu

    arti sorot mataanya. Tidak mungkin dia sampai kecolongan begini. Dan dia tahu,

    bahwa Daniah tidak akan seberani itu bertindak di luar batas. Dia hanya berani

    bicara. Tapi tidak akan punya keberanian merealisasikannya. Tapi foto yang

    dibawa Helena, seketika membuatnya kesal. Apa dia sudah kehilangan kemampuannya

    untuk membuat semua yang ada di sekeliling tuan Saga berjalan dengan

    semestinya.

    Han yang menerima hp di tangan ibu,

    wanita itu terlihat kesal. Dia terlihat ingin mempertahankan alat bukti yang ia

    miliki, tapi karena sorot mata Han dan diamnya putranya dengan tidakan

    sekertarisnya itu akhirnya dia melepaskan tanganya. Hp sudah berpindah tangan.

    Senyum tipis muncul, saat Han melihat foto dan terdengar ia bernafas lega.

    Dengan tangan kanan dia menyerahkan hp ketangan kiri Saga.

    Sekarang giliran Saga yang tergelak,

    dia bersandar di kursinya. Ibu dan Helen terkejut dengan reaksi yang di berikan

    Saga. Ini diluar rencana mereka. Helen terlihat memegang erat pegangan kursi.

    Kenapa begini, seharusnya dia

    marahkan. Jelas-jelas Daniah bergandengan tangan dengan laki-laki. Aku bahkan

    sudah mengambil banyak foto yang terlihat mesra. Helena

    “ Ibu ada apa denganmu?  Apa ibu tidak tahu, kalau Jen dan Sofi saja

    aku awasi. Aku tahu siapa teman -teman mereka dan pacar mereka sekarang.” Ibu

    menelan ludah. Merasakan kebodohannya. Benar, tidak mungkin Saga tidak tahu.

    Tapi sekelebat sesal itu tidak membuatnya berfikir dengan sehat. “ Seharusnya

    ibu tahukan kalau aku saja mengawasi Jen dan Sofi, pasti aku jauh lebih

    mengawasi istrikukan.” Menekankan pada kata terakhirnya.

    Deg, Kali ini Helen menjatuhkan tas

    yang ia sengol di atas meja Saga. Lebih terkejut lagi ketika Saga melemparkan

    hp yang dia pegang tadi di hadapannya.

    “ Tanyakan saja pada Han bagaimana

    dia mengawasi istriku. Dan satu lagi, aku mengenal laki-laki yang difoto itu.

    Aku juga pernah tidur di rumahnya.”

    “ Apa!” bersamaan menjawab.

    Han benar-benar senang melihat wajah Helena yang pias, matanya yang sekarang takut bersitatap dengannya.

    Sekarang anda sudah menyadarinyakan, sejauh apa saya tahu tentang anda nona Helena.

    “ Anda jangan kuatir nyonya saya

    mengawasi semua orang yang dekat dengan tuan muda. Nona Jenika, nona Sofia dan

    Nona Daniah. Anda tidak perlu kwatir. Saya hanya memastikan semua hal di

    sekeliling tuan muda berjalan dengan semestinya.”

    Wajah Helen semakin pias. Ia bahkan

    hampir terjatuh dari tempat duduknya setelah mendengar kalimat Han.

    “ Bawa dia ke sofa.” Saga

    menerintahkan Han untuk membawa Helen duduk di sofa, dia tidak mau melihat

    gadis itu. Sorot matanya yang menghiba malah membuatnya kesal. Setelah Helen

    dan ibu berpindah, Han keluar dari ruangan. Tidak lama dia muncul membawa

    sebotol air dan gelas.

    “ Silahkan nona, anda tidak

    apa-apakan?”

    Helen mendongak, menerima gelas

    dengan gemetar.

    “ Seharusnya anda duduk dan melukis

    sekarang, kenapa masih melakukan hal tidak berguna seperti ini.”

    Helena meletakan gelas di atas

    meja, karena kalau sampai masih dia pegang, dia yakin gelas itu akan pecah

    terburai karena terjatuh dari tangannya.

    “ Pergilah!” Ibu seperti paham

    kalau Helen gelisah karena siapa. Dia mengambil gelas lalu membantu Helen

    minum. “ Kenapa denganmu? Apa Han mengancammu?”

    “ Tidak bu.” terbata menjawab.

    Udara di ruangan seperti sudah

    tidak nyaman di pakai Helen bernafas. Dia menyadari dia harus keluar dari

    tempat ini. Situasi sudah semakin tidak terkendali. Tidak tahu siapa yang

    bersama Daniah, tapi yang pasti tidak berhasil membuat Saga marah. Dia harus

    pergi sekarang, supaya bisa kembali berfikir jernih.

    Saga berjalan dan duduk di sofa,

    sementara sekertaris Han berdiri di sampingnya.

    “ Han bilang ibu minta izin untuk

    megadakan pesta ulang tahun di rumah.”

    “ Ia, karena ibu ingin membuat

    konsep keluarga, jadi apa boleh.”

    “ Tidak.” Saga memotong kalimat

    ibunya. “Aku tidak mau banyak orang berkeliaran di rumahku.” Melirik Helen,

    sepertinya kata-katanya barusan memang di tujukan untuk Helen. “ Jadi buatlah

    pesta di gedung seperti biasanya. Han akan mengirim sekertaris wanita untuk

    membantu ibu.” Saga bangun dari duduknya. “ Bawa dia pergi kalau dia sudah bisa

    berdiri.”

    Helen gemetar, apa benar dia sudah

    benar-benar kehilangan kesempatan.

    Han sudah membuka pintu, Saga berhenti dan

    berbalik lagi. “ Ibu jangan lupa undang Daniah ke pesta ulang tahun ibu, ibukan

    harus memperkenalkan menantu  ibu pada teman-teman ibukan.”pintu tertutup.

    Kedua wanita itu bersitatap, ibu

    meminta pertanggungjawaban atas hal memalukan yang baru saja terjadi. Tapi

    Helena bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Kata-kata sekertaris Han masih

    menghantui pikirannya.

    “ Anda jangan kuatir nyonya saya

    mengawasi semua orang yang dekat dengan tuan muda. Nona Jenika, nona Sofia dan

    Nona Daniah. Anda tidak perlu kwatir. Saya hanya memastikan semua hal di

    sekeliling tuan muda berjalan dengan semestinya.”

    Apa dia juga mengawasiku selama ini, apa dia juga tahu kalau aku...........

    Tangan Helena gemetar

    BERSAMBUNG

Novel