Chapter 92 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 92

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Walaupun masih berada dalam satu ruko, sepertinya perputaran udara antara lantai satu dan lantai dua sangat berbeda. Kalau di bawah sana Raksa bisa sangat rukun dengan ke enam karyawan berbeda dengan tiga orang di lantai dua.

    Di lantai atas. Dua

    jus kotak rasa buah  ada di depan ibu dan

    Risya. Sementara Daniah duduk di sebrang mereka.  Keheningan yang tercipta begitu saja, Risya duduk diam, ibu

    juga demikian. Daniah jadi merasa serba salah sendiri, ada apa dengan mereka

    berdua sebenarnya. Mereka yang datang tanpa di undang, tapi mereka juga yang

    diam. Belum juga Daniah mulai bicara Risya bangun dari duduknya.

    Mau apa dia? Eh, kenapa kamu berlutut

    begitu?

    “ Maafkan aku kak Niah.” Risya

    menundukan kepalanya dalam. Terdengar isak kecil.

    “ Risya ada apa denganmu?” Daniah

    yang tidak menduga akan terjadi hal seperti ini terlihat panik. Dia sudah mau

    memanggil Raksa.

    Tiba-tiba ibu juga mengikuti bangun

    dan berlutut di samping Risya, Daniah bangun dari duduknya. Dia tahu dia tidak

    menyukai wanita yang ada di hadapannya ini, tapi bagaimanapun dia tidak pantas

    berlutut di hadapannya, bagaimanapun dia anak yang sudah dia rawat selama ini. Walaupun dia merawat dengan konsep tanpa kasih sayang sekalipun.

    “ Ibu, bangunlah, ada apa dengan

    kalian?” Daniah menarik tangan ibunya.

    “ Maafkan kami maafkan kesalahan

    kami selama ini.” Ibu dan Risya bicara bersamaan.

    “ Apa ini karena tuan Saga? Kalian

    sampai berlutut begini karena tuan Sagakan.” Hanya ini yang ada di pikiran

    Daniah sekarang. Karena dia yakin dua wanita ini tidak mungkin sampai melakukan

    di luar batas harga diri mereka hanya untuk meminta maaf padanya.

    “ Tidak kak, ini tidak ada

    hubungannya dengan tuan Saga. Aku hanya benar-benar merasa sangat bersalah

    selama ini. Dan ingin memohon pengampunanmu agar aku bisa hidup dengan tenang.

    Itu saja.”

    Apa karena sekarang kalian merasa

    aku diperlakukan baik oleh tuan Saga, kalian takut aku akan memintanya balas

    dendam padanya untuk kalian. Jadi kalian yang datang duluan padaku. Aku tidak

    sejahat itu tahu. Memang kalian pikir untuk apa aku menikah dengan tuan Saga kalau

    bukan demi keluarga. Aku tidak akan melakukan hal mengerikan seperti balas

    dendam pada keluargaku sendiri.

    “ Bangunlah!”

    “ Maafkan kami dulu kak, maafkan

    aku dan ibu dulu.” Merengek berulang dengan suara menghiba. Suara isak Risya

    lebih terdengar sekarang. Di ujung matanya ada yang menetes, sengaja tidak dia

    seka. Biar lebih dramatis pikirnya.

    “ Bangunlah! Baiklah aku memaafkan

    kalian, jadi bangunlah sekarang.” Daniah sudah bicara dengan suara keras. Dia

    sudah tidak tahan, melihat ibu tirinya berlutut di hadapannya begitu.

    Risya membantu ibunya bangun dan

    menuntunya duduk. Harga dirinya tercabik, tapi ini jauh lebih baik, daripada

    harus kehilangan mimpi menjadi selebriti. Risya mengigit bibirya kelu.

    “ Ibu.” Daniah bicara lirih saat

    ibunya sudah duduk kembali di sofa. Dia mengambil jus kotak di meja, menusukan

    sedotan dan menyerahkannya ke tangan ibu tirinya. Wanita itu menerimanya dan

    menepuk tangan Daniah lembut.

    “ Ia Niah.”

    “ Apa ibu sudah membuang semua foto

    ibuku.” Baiklah, mungkin ini saatnya aku bisa mendapatkan harta berhargaaku

    lagi. Benda berharga yang harus terebut dari dirinya. Wanita di hadapannya ini

    bukan hanya mencopot semua foto di dinding, tapi dia tidak mengizinkan satupun

    kenangan tertinggal di rumah. Sekedar untuk menguatkan Daniah tumbuh berkembang

    menjalani hari-harinya.

    “ Foto ibumu.” Air muka ibu kembali

    menunjukan kebencian, tapi segera berubah sedetik kemudian dengan senyum di bibirnya.

    Dia sedang berusaha menahan perasaannya. “Ibu masih menyimpanya tentu saja.

    Akan ibu bereskan semuanya. Ambilah ke rumah kapan saja.”

    “ Bisakah ibu kirimkan supir untuk

    mengantar kemari.” Sekelebat rasa tidak suka itu masih bisa di tangkap oleh

    Daniah.

    Kau berlutut sekarang tidak

    benar-benar memohon maafkankan. Aku tahu. Kalian hanya takut aku balas dendam

    melalui tuan Sagakan?

    Daniah mengepalkan tangannya geram.

    Tapi dia berusaha menarik nafas perlahan untuk membuang semua kebencian dalam

    dirinya.

    “ kenapa tidak Niah ambil kerumah

    saja? Sekalian bisa bertemu ayahkan. Apa sekarang kamu sudah tidak mau pulang

    kerumahmu.” Kalimat ibu menusuk telak, rumahmu. Haha, sejak kapan itu jadi

    rumahku. Dada Daniah bergetar mengulangi kata-kata itu di hatinya.

    “ Bukan begitu, aku harus mendapat

    izin dari tuan saga untuk pulang.”

    “ Apa!” Ibu dan Risya terkejut. “

    Kak Niah, bukankah itu rumahmu juga, kenapa tuan Saga melarangmu untuk pulang.”

    Tanyakan saja padanya kalau mau

    tahu, aku juga tidak tahu kenapa dia melarangku pulang ke rumah. Aku tidak

    perlu mengatakannya kalau sebenarnya akupun di larang bertemu kaliankan. Aku

    hanya boleh bertemu dengan Raksa tanpa izin terlebih dahulu.

    “ Niah, hubunganmu dengan tuan Saga

    benar-benar baikan?” ibu tersenyum bertanya. Tapi Daniah hanya berfikir kalau

    ibu hanya ingin memastikan sesuatu.

    Baiklah, ayo bersandiwara kalau hubungan

    kami itu luar biasa baiknya. Supaya kalian tidak mengganguku lagi.

    “ Tentu saja bu, hubungan kami

    sangat baik. Tuan Saga memperlakukanku sangat baik. Bahkan aku berfikir,

    mungkin akan segera hamil karena seringnya tuan Saga. Hehe.” Daniah menutup wajahnya

    dengan tangan. Menunduk malu. Dia mengintip melalui celah tangan bagaimana

    reaksi terkejut Risya dan ibu.

    Kalian sudah kehilangan

    kata-katakan.

    Yang terdengar selanjutnya hanyalah

    kalimat puji-pujian, baik kepada Daniah ataupun tuan Saga. Risya berfikir sudah

    jatuh masuk ke dalam air kehinaan sekalian menjilat saja. Mereka sudah

    kehilangan harga diri. Di hadapan Daniah sekarang yang mereka lakukan cukup

    bersikap baik dan ramah saja. Sampai waktunya Raksa naik dan mengajak pulang

    ibu tidak berhenti bicara tentang kebaikan Daniah.

    Daniah pergi mengantar mereka

    keluar ruko. Saat tepat mereka berdiri di luar pintu kaca. Bukan hanya dia yang

    terkejut, semua terlihat panik. Ya, tentu kecuali Raksa. Dia benar-benar

    berperan jadi anak cool dalam segala situasi.

    Kekacauan apa ini? Kenapa dia bisa

    ada di sini.

    Saga berdiri bersandar pada mobil,

    sementara sekertarisnya berada dua meter darinya berdiri tidak bergeming.

    “ Sayang ada apa ini?” Daniah

    berlari mendekat meninggalkan keluarganyanya.

    “ Aku ingin menjemputmu, rupaya kau

    sedang kedataangan keluargamu.”

    Ibu, Risya dan Raksa menggangukan

    kepala memberi salam. Risya mengandeng tangan ibunya sudah merasa ketakutan.

    Apalagi saat tatapannya bertemu dengan sekertaris Han.

    “ Mereka kebetulan mampir sebentar

    tadi.” Daniah berusaha berfikir seefektif mungkin mencari alasan. “ Sekarang

    juga sudah mau pulang.”

    Saga mengerakan tangannya agar

    Daniah mendekat, gadis itu berjalan mendekat berdiri tepat di samping Saga.

    Suaminya tidak terduga melingkarkan tangan dan mencium pipinya.

    “ Bukankah sudah kukatakaan untuk

    meminta izinku saat kamu bertemu keluargamu.” Saga menoleh pada ibu dan Risya.

    “ Apa Han tidak memberitahu kalian? Kalau aku tidak suka kalian menemui istriku

    tanpa pemberitahuan.”

    “ Maafkan kami tuan Saga.”

    “ Sayang, mereka hanya mampir. Dan

    aku sudah menyampaikan pada sekertaris Han tadi.” Saga meraba bibir Daniah.

    Membuat gadis itu tidak melanjutkan kalimatnya.

    Sial, aku hanya mengatakan kalau

    yang datang hanya Raksa.

    “ Jangan banyak alasan, terima

    hukumanmu nanti karena melanggar kata-kataku.” Senyum tipis di bibir Saga

    berarti habis kamu.

    Sebuah mobil mendekat, dua orang

    laki-laki memakai jas turun sambil membawa setumpuk pizza dan makanan

    pelengkapnya.

    “ Mereka sudah datang, ayo

    masuklah!” Saga menarik tangan Daniah meninggalkan ibu dan adiknya.

    “ Ada apa ini?”

    “ Aku mau mentraktir camilan sore

    untuk karyawanmu. Han, antar mereka pergi.” Saga menarik tangan Daniah tanpa

    melihat yang lain, masuk ke dalam ruko. Daniah menoleh sebentar pada

    keluarganya, dia tersenyum pada Raksa dan melambaikan tangan.

    “ Aku akan menelfonmu nanti.” Dia

    bicara tanpa mengeluarkan suara. Raksa menggangukan kepalanya.

    Sekertaris Han mengantar mereka

    sampai masuk ke dalam mobil. Menggangukan kepala saat mobil mulai melaju meninggalkan

    halaman parkir ruko.

    Nona bagaimana kau bisa membuat tuan muda berbuat sampai senorak ini, tapi anda belum menyadari juga perasaan tuan muda yang sebenarnya. Cih apa semerepotkan ini yang namanya jatuh cinta.

    BERSAMBUNG

Novel